Selamat malam
sorry for typographical dan grammatical error ×_×
Ada banyak perubahan yang dialami Minhyun setelah mengenal Dafera. Akibat pertemuan tidak sengaja itu, akibat Guanlin yang juga berteman dengan Dafera entah sejak kapan, dan bahkan Daniel yang merupakan kakak dari Dafera. Semua hal itu menjadi sebuah takdir— yang bahkan tak pernah terlintas dalam pikiran.
Satu minggu menunggu acara pernikahan mereka, kedua nya tidak diperbolehkan untuk bertemu dan berhubungan lewat telepon— itu syarat dari Daniel. Minhyun menghargai nya, meski hati nya terasa berat untuk menerima syarat tersebut.
Minhyun menyelesaikan pekerjaan nya dengan cekatan, dua hari lagi ia akan mengambil cuti. Minyun berusaha se-profesional mungkin dalam bekerja, berharap ayah nya akan menyetujui pernikahan nya dengan Dafera nanti.
"Oke, semuanya selesai." Minhyun menghela napas nya, ia menumpuk map dokumen di atas meja kerja. Minhyun melirik jam tangan berwarna hitam di lengan kirinya, ia harus pulang sekarang.
Harusnya, ayah nya pulang hari ini. Sebagai anak yang baik, Minhyun tentu akan menjemput beliau dibandara.
Minhyun meraih ponsel dan segera pergi mengosongkan ruangan.Sebelum mencapai lantai dasar, ponsel Minhyun bergetar di saku jas nya. Tangan pria itu tidak sabaran mengambil ponsel nya, boleh jadi itu telepon dari Dafera yang tengah merindukan nya.
"Mamah," Ucap Minhyun dengan suara pelan. Ia mengulum senyum nya sejenak, ia berjalan melalui pintu darurat agar cepat sampai di basement.
"Halo mah, kenapa?" Minhyun membuka pintu mobil dengan tangan kanan nya.
"Ayah ga pulang hari ini hyun, kamu mending langsung pulang kerumah aja, gs usah ke bandara."
Minhyun menghela napas, ayah nya tidak pulang hari ini. Lalu bagaimana dengan kelanjutan pernikahan nya nanti.
"Yaudah, mah. Ini Minhyun juga mau pulang," Jawab Minhyun singkat. Kentara sekali kalau Minhyun dilanda kekecewaan. Padahal kemarin—ketika ayah nya mengabarkan akan segera pulang, Minhyun begitu senang layak nya anak kecil yang merindukan sang ayah. Sekarang, hanya kecewa yang ada.
Minhyun memutuskan panggilan, ia menaruh ponsel nya di atas dashboard mobil. Minhyun harus segera pulang dan menenangkan dirinya.
***
Dafera menggembungkan pipi nya ketika Daniel terus menggoda nya. Ledekan-ledekan yang terus di lontarkan Daniel semakin membuat Dafera ingin melemparkan botol air mineral yang sedang ia pegang. Dafera bisa merasakan kalau Daniel belum siap untuk melepas nya pergi, ditambah —beberapa hari yang lalu Daniel mengajak nya pergi ke pantai.
"Bang udah dong!" Dafera mengerucutkan bibir nya, tangan nya memukul bahu Daniel untuk kesekian kalinya. Tak lama gadis itu menutup wajah menggunakan selimut, sementara Daniel terus menunjukkan wajah lucu nya.
"Iya-iya ini udah." Pasrah Daniel yang sudah lelah terkenal cubitan serta pukulan kecil dari Dafera, memang tidak sakit, tapi cubitan itu berhasil membuat kulit nya memerah.
"Kamu jahat banget kenapa sih, ini sampe merah-merah begini," Lanjut Daniel mengadu. Sikap Daniel berubah menjadi manja, dan hal tersebut membuat Dafera khawatir. Daniel kenapa?
"Suruh siapa gangguin aku terus!" Raut wajah Dafera masih sama seperti dua menit yang lalu, ia belum menampilkan senyum nya hari ini. Disaat Dafera ingin bersantai, Daniel malah menggangu nya. Setelah kemarin mereka menghabiskan waktu berdua menjejaki bibir pantai.
"Bukan gangguin sayang, kan abang cuma mau ngehibur kamu. Soalnya abang liat kamu kaya sedih gitu, kenapa sih? Apa yang kamu pikirin. Bentar lagi mau nikah masa cemberut terus." Daniel berujar dengan wajah serius, berharap Dafera menganggapi nya dengan serius juga.
"Hm gapapa. Cuma Daf agak kepikiran soal ayah nya m- om Minhyun," Tutur Dafera mengerjapkan matanya beberapa kali. Bibir nya hampir mengucap kan kata 'mas' di depan Daniel, Dafera terlalu malu untuk menggunakan panggilan yang menurutnya romantis itu. Tapi, kan itu umum di masyarakat Indonesia?
"Ayah nya ga ngizinin kamu sama dia?" Suara Daniel berubah, datar dan dingin. Benar kan yang Daniel pikirkan sejak beberapa hari yang lalu. Mendekati keluarga Minhyun bukan hal yang mudah, Daniel bisa merasakan nya sejak dulu.
"Ayah nya belum pulang bang," Respon Dafera singkat. Daniel menarik napas, kemudian mengeluarkan nya secara perlahan. Daniel tidak boleh membawa emosi nya dalam percakapan kali ini, itu akan membuat Dafera menjadi sedih dan memiliki beban pikiran lain dari dirinya.
"Beliau orang yang sibuk, daf. Abang doain semoga ayah nya Minhyun merestui pernikahan kalian." Daniel tersenyum, tangan nya terulur mengelus puncak kepala Dafera. Gadis itu sontak mengangguk kan kepala dan mengukir senyum nya, yang selalu ia syukuri dalam hidup ini adalah ketika memiliki sosok Daniel yang perhatian dan mengerti suatu keadaan.
"Makasih ya bang." Dafera segera memeluk Daniel dengan erat,
"Nanti kalau Minhyun sibuk terus, kamu bisa pulang kerumah. Kalau Minhyun lebih cinta sama pekerjaan nya, kamu bisa ke abang. Abang ada buat kamu, sekarang dan selamanya."
***
Aku kangen Danieeeel:'''
Minhyun & Dafera nikah,
gimana tanggapan kalian??
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage