35

259 40 0
                                    

Barang-barang yang semula berantakan kini mulai tertata rapi, tangan Dafera dengan cekatan memasukkan semua kemeja Daniel kedalam lemari, setelah beberapa potong kemeja itu berhasil masuk kedalam koper. Daniel memang susah sekali untuk diajak bekerja sama dalam hal kebersihan.

"Makasih banyak ya dek, maaf loh abang jadi ngerepotin." Pintu kamar terbuka cukup lebar, presensi Daniel membuat Dafera menoleh, ia segera menutup lemari.

"Ginian doang ga ngerepotin bang," Ucap Dafera mencoba meralat kalimat yang Daniel ucapkan.

"Ya kan harusnya kamu berangkat, malah bantuin abang buat beres-beres." Daniel mendudukkan diri di sofa.

"Abang berangkat nya nanti pagi kan?" Tanya Dafera, ia berusaha tak menunjukkan raut wajah sedihnya. Meskipun perihal tentang Daniel yang akan ikut Jaehwan ke China membuat nya sedih.

"Jadwal nya dirubah Daf, Jaehwan baru aja telepon kalau jadwal berangkat nya malem." Daniel menghela napas nya, ia tak ingin kembali ke China — namun dengan tidak tahu di untung nya Jaehwan kembali menggaet dirinya untuk bekerja disana.

"Daf gabisa nganter dong, atau Daf izin gabisa dateng aja?"

"Freon kan butuh kamu, mending kamu ke rumah Freon aja. Abang gapapa kok." Daniel tersenyum, kedua tangan nya terulur memegangi bahu Dafera.  Beberapa detik kemudian Daniel menarik kepala Dafera agar mendarat kepelukan hangat nya.

"Maafin abang ya," Bisik Daniel sembari mengusap puncak kepala Dafera. Sontak gadis itu tak kuasa menahan emosi, alhasil buliran bening dari sudut mata nya jatuh membanjiri pipi.

"Cuma satu bulan aja kan bang?" Lirih Dafera yang berada dalam dekapan Daniel. Daniel mengangangguk ragu, ya semoga saja.

"Udah jangan nangis, nanti abang ga rela ninggalin kamu." Kemudian Daniel menangkup kedua pipi Dafera dengan telapak tangan nya yang lebar, ia juga menghapus air mata Dafera dengan ibu jari nya. Dafera menyunggingkan senyum manis.

"Udah sana berangkat, nanti Freon ngambek." Daniel terkekeh pelan, sekali lagi dia menarik kepala Dafera kedalam dada bidang nya, hanya sekilas.

"Beneran ga mau dianter Daf?" Tanya Daf lagi sebelum ia pergi meninggalkan kamar Daniel, dengan cepat Daniel mengangguk.

"Hm yaudah, Daf berangkat dulu ya." Pamit nya kemudian segera menderap keluar kamar Daniel.

---

"Sisssi!" Freon berteriak dengan kencang ketika Dafera baru saja turun dari taksi yang ia tumpangi. Senyum nya mengembang begitu sempurna ketika melihat Freon berlari kearah nya tanpa mengenakan alas kaki.

"What are you doing here? Ga pake alas kaki lagi," Dafera sejenak berjongkok, menyamakan tinggi tubuh nya dengan Freon. Kemudian Dafera menggendong tubuh kecil Freon.

"Nungguin sissi," Ungkap nya dengan polos. Detik berikut nya, Freon menjatuhkan kepala nya pelan di bahu Dafera, menyamankan posisi nya di gendongan Dafera.

"Jangan diluar juga, nanti daddy dateng terus marah gimana?"  Dafera membawa Freon ke ruang tengah. Seperti biasa, Freon menggembungkan pipi.

"Daddy emang suka angry." Freon cemberut, ia turun dari gendongan Dafera, ia berlari menuju kamar nya untuk mengambil buku dan alat tulis. Dafera terkekeh geli dengan tingkah Freon.

"So. What we learn today?" Bocah itu berlari kecil, kedua tangan nya penuh dengan buku-buku cerita dan kotak pensil bergambar Transformers. Freon menaruh nya diatas karpet, Dafera yang mengerti maksud Freon segera menjatuhkan diri nya diatas karpet. Bocah itu memang suka sekali belajar dengan cara berbaring.

"Freon lancarin ngomong pake bahasa Indonesia ya," Dafera duduk dihadapan Freon yang tengah berbaring. Kepala nya mendongak menatap wajah Dafera.

"Why is it so boring." Mata kecil Freon mengerjap beberapa kali, tangan kecil nya meraih buku yang dibelikan Sungwoon beberapa hari yang lalu, buku fabel dengan bahasa Indonesia.

"You can do it, Emang Freon mau daddy kesel sama Freon hm?" Dafera mengambil alih buku yang pegang. Freon lekas menggeleng kan kepala.

Dafera membacakan cerita tersebut kemudian Freon mengulangi nya, meski tidak begitu lancar saat mengucapkan nya. Dengan sabar Dafera terus mendengarkan semua kalimat yang keluar dari mulut Freon.

"Sudah lebih baik dari kemarin?" Tanya Freon mengalihkan pandangan, ia menumpuk kembali buku-buku miliknya, kemudian menaruh di atas meja. Dafera merasa bocah itu benar-benar sudah mandiri.

"Lebih baik, harus banyak baca ya." Senyum Dafera merekah, tangan nya terulur mengelus puncak kepala Freon. Sedangkan bocah itu tetap diam di tempat, atensi nya tertuju pada puzzle berukuran besar yang sedang ia susun.

"Ini ditaruh dimana?" Freon kembali mendongak kan kelapa, tanpa rasa ragu ia meminta bantuan pada Dafera. Gadis itu ikut mengamati puzzle, dan mulai menyusun nya.

"Biar Freon yang pasang!" Sergah nya merebut potongan puzzle dari tangan Dafera.

Dafera hanya tersenyum. Ia melirik jam di dinding, sudah pukul setengah sembilan malam. Tidak terasa hampir dua jam berlalu, saking asiknya ia mengajari Freon ia jadi lupa waktu.

"Sissi pulang dulu ya."



***





Good morning ☀

Have nice day, Fellas~

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang