Minhyun merapikan meja kerja nya, ia ingin meninggalkan semua berkas itu, dan menyerahkan nya pada Daniel. Minhyun terlalu tak sabaran jika menunggu jam pulang nya selesai."Beneran mau pergi sama adek gue? mana dia mau." Daniel berbicara, baru saja ia memasuki ruangan milik Minhyun dengan beberapa map yang ia pegang erat.
"Iya, paling lu yang larang." Ujar Minhyun melayangkan tatapan datar nya ke arah Daniel.
Sedangkan pria itu menaikkan kedua bahu nya samar."Udah ya gue duluan, bye!" Minhyun melambai-lambaikan tangan nya sebelum benar-benar pergi dari ruangan nya. Daniel bersandar pada meja, masih memperhatikan punggung Minhyun sembari otak nya terus berpikir, kenapa harus adik nya yang di sukai oleh Minhyun.
Bukan masalah bagi Daniel kalau Minhyun menyukai adiknya, yang menjadi masalah adalah apabila adiknya di sakiti oleh Minhyun.
Daniel tahu betul kalau Minhyun minim pengalaman akan sebuah hubungan, apalagi adiknya."Serah deh yang penting mereka bahagia," Daniel menutup pintu ruangan Minhyun rapat. Ia kembali berjalan keruangan nya, masih ada beberapa dokumen yang harus ia revisi.
***
Dafera mengucek mata nya, suara bel rumah menganggu tidur siang nya. Dengan cepat Daf mencuci wajah nya di wastafel, dan bergegas menuju pintu utama untuk membuka nya.
"Eh om Minhyun." Dafera tersenyum kikuk, ia mempersilakan Minhyun untuk masuk ke dalam rumah. Namun pria itu dengan cepat menolak nya.
"Ada waktu? Saya mau ngomong sesuatu sama kamu di luar." Ujar Minhyun langsung pada inti, ia tidak mau membuang waktu nya lagi. Sudah sejak tiga hari yang lalu ia ingin mengatakan hal ini.
"Ada om, hm sebentar ya Daf siap-siap dulu. Om duduk aja." Dafera pergi meninggalkan Minhyun yang masih berdiri di depan pintu. Minhyun menghela napas nya, lalu ia memilih duduk di teras.
Minhyun sedikit ragu, apakah ia benar-benar harus mengatakan nya sekarang atau nanti. Ia membayangkan bagaimana reaksi Dafera, itu malah membuat Minhyun semakin ragu.
Atensi Minhyun beralih pada cowok yang baru saja turun dari motor ninja nya, Minhyun pernah bertemu dengan cowok itu sebelum nya.
"Dafera nya ada om?" Tanya nya sembari tersenyum, senyum nya terkesan kaku. Minhyun mengangangguk cepat. Apa rencana nya akan gagal setelah ini?
Tak lama Dafera muncul, raut wajah nya berubah keheranan.
"Hai Daf!" Sapa nya tersenyum menunjukkan gigi putih nya.
"Jihoon tumben kesini, ada apa?" Dafera keluar dari rumah nya, bergabung dengan Minhyun dan Jihoon yang berada di teras rumah.
"Gapapa mau main aja," Jawab Jihoon singkat. Minhyun memperhatikan keduanya, rasanya aneh jika melihat mereka berdua sedang berinteraksi.
"Daf kalau gitu om pulang duluan ya," Tutur Minhyun bangkit dari duduk nya. Ia tersenyum sekilas ketika melewati Jihoon.
"Loh om?" Kening Dafera otomatis mengerut ketika Minhyun pergi dari rumah nya, mobil nya mulai melaju bergabung dengan kendaraan-kendaraan lain.
"Ngapain dia disini?" Tanya Jihoon menoleh kearah Dafera. Gadis itu menggeleng karena ia juga tak tahu tujuan Minhyun kemari untuk apa.
"Mau masuk kerumah atau mau pergi?" Dafera membenarkan posisi tas selempang nya.
"Tauan banget kalau gue mau ngajak lu pergi," Kekeh Jihoon gemas. Ia berbalik dan segera berjalan menuju motor nya, Dafera mengekori Jihoon, dalam benak nya Dafera masih bertanya apa yang akan dibicarakan oleh Minhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage