46

220 35 1
                                    

Aku mau work ini punya 70-an part 😹
Setuju ga ya kira-kira???










Buliran bening itu terus meluncur dari sudut mata Dafera, tubuh mungil nya meringkuk memeluk bantal dengan erat, sesekali ia menutup mulut nya yang mengeluarkan erangan menggunakan bantal.

Hari ini dia sendirian, Jihoon sibuk dengan tugas nya, Freon berkunjung ke rumah nenek nya, Dafera sendirian dan tiba-tiba mood nya menjadi berantakan. Ponsel di nakas terus mengalunkan lagu Happy Now milik Zedd & Elley Duhe berulang kali.

Sejak lusa kemarin suasana hatinya benar-benar buruk, Dafera sering melamun, memeluk lutunya sendiri dengan erat. Ia begitu merindukan orang-orang yang selalu ada di samping nya. Kedua orang tua nya, Daniel dan teman-teman yang entah sekarang masih menganggap Dafera ada atau tidak.

Sudah hampir satu jam Dafera menangis, mata nya bengkak dan memerah, jejak air mata melebar di sisi bantal dan kasur nya. Dafera ingin meluapkan emosi nya yang seperti tertahan, ia ingin marah pada keadaan, namun tak bisa. Tuhan sudah berkehendak seperti ini.

Ponsel berdering, Dafera melirik nya sejenak, tanpa minat. Gadis itu hanya bergerak membalikkan posisi tubuh nya, deringan ponsel itu tak berhenti, bahkan hampir berkali-kali. Dafera bangkit dengan susah payah, ia menghapus air mata nya dan melihat siapa orang yang telah mengganggu nya malam-malam begini.


Om Minhyun

Dafera memejamkan mata nya, kebingungan langsung melanda. Kalau telepon dari Minhyhn tak ia angkat, rasanya tidak sopan. Namun, dilain sisi jika ia mengangkat telepon dari Minhyun, pasti pria itu tahu kalau Dafera tengah menangis.

Dafera dengan terpaksa mereject nya, kemudian ia mengirimi pesan kepada Minhyun. Meminta maaf kalau Dafera sedang tidak mood untuk berbicara, Minhyub cepat-cepat mengetikkan balasan. Dafera terus memandangi nya, segaris senyum samar terlukis di wajah nya.

Om Minhyun

Maaf om daf lagi ga
mood buat ngomong

Kenapa Daf? kamu baik-baik
aja kan?
Saya khawatir, tiba-tiba
kepikiran kamu.

Biasa om, cewek hehehe
Bukan nya om emang
sering mikirin aku?? :D

hmm i see

Singkat banget om, aku
ngetik nya panjang loh:(

oh itu maaf Daf saya lagi
di jalan, mau keparkiran

eh, yaudah om balik aja dulu
daripada nanti kenapa-napa

iya daf, nanti lagi ya
kamu tidur gih. Di Indo
udah pukul 9 kan?

Iya om, om Minhyun gapapa
kalau ditinggal tidur?

kamu kaya mau izin tidur sama suami aja
Gih tidur sekarang, nite
  Jgn dibales lagi.

Dafera menggembungkan pipi nya setelah membaca deretan kata yang dikirim oleh Minhyun, detik itu juga ada sesuatu yang menggelitik di dalam perut nya.
Dafera akhirnya menuruti perintah Minhyun agar segera tidur.

***

Minhyun berderap menuju apartemen nya, raut wajah nya berseri-seri. Besok ia akan pulang ke Indonesia, itu artinya ia bisa terlepas dari Lucy, kemudian ia juga bisa bertemu dengan Dafera.
Sekarang pikiran Minhyun mulai melayang, membayangkan saat ia menemui Dafera dengan membawa buket bunga. Itu saran kuno yang diberikan Jaehwan sewaktu SMA, dan Minhyun baru mempraktekkan nya sekarang.

Pintu terbuka begitu saja, padahal Minhyun belum memutar bahkan membuka kuncian dengan kartu yang ia sekarang pegang. Tak berapa lama, kedua manik mata nya menangkap tubuh tegap sang ayah.

Atmosfer berubah menjadi canggung, bahkan Minhyun tak berniat menyapa ayah nya. Banyak pertanyaan yang tiba-tiba tersusun secara rapi dikepala nya, namun Minhyun memilih bungkam. Berusaha tak mengindahkan pemikiran-pemikiran nya yang buruk.

"Besok kamu batal pulang, kamu akan bertugas disini selama satu tahun."

Satu detik

Dua detik


Tiga detik

Minhyun belum bereaksi sama sekali, untuk kali ini semuanya benar-benar runtuh. Lidah nya bahkan kelu meski hanya untuk memprotes sang ayah, wajah Minhyun berubah menjadi datar lain hal nya dengan raut wajah ayah nya yang kini terlihat menaruh harapa pada Minhyun.

"Ayah pamit dulu, semoga kamu tidak membantah lagi untuk kali ini."

Minhyun diam ditempat, seperti lupa bagaimana cara bergerak dan juga lupa cara mengucap kata 'hati-hati' pada ayah nya. Kalau saja ini kamar Minhyun, mungkin sudah diacak habis-habisan oleh nya.

Otot di rahang Minhyun tampak jelas, tatapan nya juga menajam. Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk keluar dari jebakan ayah nya yang kelewat pintar. Pasti ayah nya tahu betul kalau Minhyun menyukai tempat lahir papah nya, ayah nya pasti tahu kalau Minhyun sekarang lebih menyukai pekerjaan nya.

Minhyun bergerak melepas dasi kantor nya, menarik nya keras tanpa peduli dengan rasa sakit yang ditinggalkan di leher nya. Bagaimana bisa rencana yang telah Minhyun rancang dengan baik di hancurkan oleh ayah nya sendiri.

Sepertinya ayah nya itu hanya mementingkan egonya, mungkin hanya ada etos kerja yang  ada di kepala nya, pantas saja rambut nya terlihat lebih tipis, mungkin telah rontok akibat dana yang di pakai untuk beberapa project mengalami kesulitan.

Sadar kalau pemikiran tentang ayah nya salah, Minhyun melanjutkan aktivitas nya, mandi kemudian makan malam di resto yang berada di lantai dasar mungkin tidak akan buruk.



***


Sorry for typo.

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang