55

220 37 10
                                    

sedang dalam mode malas,
so sorry kalau maksa bgt hehe






Acara akhirnya resepsi selesai, tamu undangan sudah pulang, hanya ada beberapa anggota keluarga serta kru dari penata acara. Dafera berjalan hati-hati, kedua tangan nya memegangi gaun panjang yang menjuntai kelantai.

"Daf, sini abang bantuin." Daniel tiba-tiba datang entah dari mana. Dengan sigap pria itu membantu adik nya berjalan normal.

"Abang belum pulang? Katanya mau pulang bareng sama om Jaehwan," Ujar Daf tersenyum sekilas. Daniel menggeleng, tidak mau pulang sebelum adik nya benar-benar diterima di keluarga besar Minhyun. Kebetulan mereka sedang berkumpul hari ini.

"Daniel syukur deh kamu belum pulang, makan malam disini aja ya?
Mbak, ini Dafera nya loh. Kenapa ga dibantuin sih!"

"Eh ngga usah mah. Daniel habis ini pulang kok," Tolak Daniel dengan lembut. Dafera pamit meninggalkan mereka berdua setelah penata rias mengajak nya keruang ganti.

"Ayolah niel, keluarga besar Minhyun lagi kumpul loh. Kamu juga kan udah masuk keluarga besar kami," Tutur nya lembut. Daniel merasa tidak enak apabila menolak.

"Iya deh tante, tapi Daniel ga ngerepotin kan? Nanti Minhyun malah ngambek pas makanan kesukaan nya dibagi ke Daniel." Pria itu terkekeh pelan diakhir kalimat nya.

"Engga dong, niel. Lagian itu kejadian udah lama, pas kalian kecil."

Sesampai nya Daniel di halaman belakang, ia begitu merasakan kehangatan keluarga Minhyun yang sebenarnya, kehangatan yang jarang ditunjukkan diluar rumah mereka.

"Eh Daniel ya?"

Lucy menghampiri Daniel dengan tatapan kagum, ada rasa tidak percaya ia bisa bertemu dengan Daniel disini.

"Cy, kebetulan ada kamu. Temenin Daniel ya, tante mau nyusulin Minhyun sama Dafera."

Dengan senang hati Lucy mengangangguk kepala nya. Tentu saja itu kesempatan emas untuk bisa mengobrol lebih jauh dengan Daniel.

"Ternyata yang aslinya lebih ganteng ya daripada di majalah," Gumam Lucy memandangi wajah Daniel.
Daniel yang ditatap seintens itu menjadi risih, kedua telinga Daniel tidak tuli— ia masih bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Lucy.

"Eh ayo kita kesana, yang agak ramean dikit." Lucy berjalan mendahului, Daniel hanya mengikuti. Suasana halaman terlihat begitu ramai, ditambah dengan musik yang mengalun dengan indah melalui speaker di sudut halaman.

"Kamu tau saya darimana?" Tanya Daniel ragu. Lucy sontak menoleh, kemudian tak lama ia terkekeh.

"Siapa sih yang gak tau Defara Daniel, temenku yang tinggal di Cina sering ngeupload artikel tentang kamu tau!"

Seterkenal itu ya? Daniel hanya mengukir senyum nya.

Lucy mengajak Daniel ke meja bundar berukuran lumayan besar yang berada di sisi kiri halaman, dimana ada ayah Minhyun beserta kakak dan adik nya. Jelas Daniel mengetahui salah satu diantara mereka.

"Kamu sama siapa, cy?"

"Eh ini paah, kenalin Daniel. Dia kakak istrinya Minhyun. Pengusaha yang sering aku ceritain ke papah loh," Ujar Lucy memperkenalkan Daniel ke papah nya.

"Jadi Daniel kakak nya Dafera?" Tanya ayah Minhyun memicing kan mata nya kearah Daniel—merasa tidak percaya.

"Kamu baru tahu? Gimana sih kamu, bang," Sahut adik ayah Minhyun menggelengkan kepala nya heran. 

Daniel menggaruk tengkuk nya, merasa bingung harus berbuat apa. Memang nya Dafera tidak menceritakan apapun tentang nya kepada keluarga Minhyun?
Daniel merasa ada sesuatu yang tidak beres disini.

"Minhyun sama Dafera ga kesini. Minhyun mau istirahat aja katanya,"

"Oh yaudah tante, kalau gitu kita makan aja." Lucy berujar penuh semangat, ia menarik kursi untuk diduduki.

"Yasudah kalau begitu. Ayo makan malam, yang lain sudah selesai duluan," Ujar papah Lucy yang notabene nya adalah kakak dari suami nya.

"Biasalah nama nya juga pengantin baru, kalau ga buka amplop sama kado ya paling buka yang lain nya,"

Lucy mengernyit heran dengan ucapan om nya, Daniel dalam mode bengong, masih berdiri dibelakang Lucy yang sudah duduk nyamab dikursi.

"Emang buka apaan om?" Tanya Lucy mengerjapkan mata nya beberapa kali, ketiga orang dihadapan nya terdiam sebentar.

"Ah sudah, lupakan saja. Ayo makan! Daniel ayo duduk sini."

***

Dafera meringkuk diatas kasur Minhyun, setelah mandi ia langsung menjatuhkan diri diatas kasur yang begitu menggoda untuk ditiduri.

"Daf," Panggil Minhyun. Ia menepuk pipi Dafera pelan, mamah nya sekarang berada di depan pintu untuk mengajak mereka berdua makan. Namun, Dafera benar-benar kelelahan. 

Minhyun tersenyum sekilas, ia melangkah keluar kamar lagi menemui sang mamah.

"Mah maaf ya, Minhyun sama Dafera mau istirahat aja," Tutur Minhyun lembut.

"Kamu pasti capek ya? Mau mamah ambilin makanan gak, buat Daf sekalian?"

Minhyun menggeleng dengan cepat.

"Enggak mah, makasih. Dafera nya udah tidur juga," Ungkap Minhyun. Jangan tanyakan bagaimana ekspresi wajah nya sekarang.

"Pasti Daf capek banget. Yaudah kamu tidur juga gih, mamah pergi dulu."

Minhyun menutup pintu kamar rapat, tidak lupa mengunci nya. Kedua kaki nya menderap ke arah tempat tidur. Minhyun membenarkan posisi tidur Dafera, jangan sampai nanti pagi badan Dafera malah bertambah sakit akibat tidur meringkuk.

Minhyun menarik selimut untuk Dafera, beberapa detik kemudian terdengar lenguhan dari mulut Dafera yang mampu membuat Minhyun bergetar.

"Mas..." Panggil Dafera. Ia perlahan membuka kedua bola mata nya yang terasa berat.

"Kamu tidur lagi aja," Ujar Minhyun seraya tersenyum.

"Kamu engga tidur?" Tanya Dafera menolehkan kepala nya ke arah Minhyun yang sedang duduk disebelah nya.

"Ini mau tidur," Jawab Minhyun. Dengan santai ia memasukkan diri kedalam selimut.

"Tidur lagi ya," Ucap Minhyun memiringkan tubuh nya menghadap ke Dafera.
Gadis itu terlihat bingung beberapa saat, ini pertama kali nya ia tidur dengan laki-laki selain kakak nya. Bayangkan betapa jantung Dafera ingin melepaskan diri dari tempat nya.

"Mas gimana?" Tanya Dafera. Minhyun mengerutkan kening nya.

"Udah, tidur aja. Sini peluk biar hangat."

Dafera tersenyum canggung, ia mendekatkan diri ke Minhyun, dengan sigap pria itu menaruh tangan nya di puncak kepala Dafera —mengelus nya secara lembut. Minhyun ingin melayangkan diri nya detik itu juga.

"Mas deg-degan?" Tanya Dafera dengan polos nya. Ia bisa merasakan detak jantung Minhyun dengan kedua tangan nya yang tidak sengaja menempel pada dada bidang Minhyun. Pria itu terkekeh pelan mendengar pertanyaan Dafera.

"Kalau ga deg-degan mati dong."

"Y-ya maksud aku... Ih gajadi deh!" Dafera memukul pelan dada Minhyun, ia menyembunyikan wajah nya disana.

"Udah ah, tidur!" Ungkap Minhyun untuk kedua kali nya. Ia merengkuh Dafera kedalam pelukan nya.

"Mas jangan remes punggung aku!"

Minhyun terkekeh seperti biasa, dasar Ederra modus Minhyun.




***

[ . ]

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang