71

156 29 5
                                    

Hai seyeng 🌝
Mau bilang makasih udah
baca work aku yg membosankan ini hehe
Semoga masih suka ya ❤





"Daf," Panggil Minhyun pelan. Suara lembut nya mengalihkan semua fokus Dafera yang kini sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk hari pertama nya dikampus.

"Hm?" Dafera berdeham, kemudian menolehkan kepala nya ke arah Minhyun yang kini sedang tiduran di sebelah nya. Pria itu menggunakan kedua tangan nya sebagai bantalan kepala, kedua netra nya sibuk memandang ke langit-langit dengan tatapan kosong.

"Kalau mas nanti jadi gelandangan, gimana?" Pertanyaan itu begitu saja keluar dari dari mulut Minhyun.

Sedetik kemudian, tawa Dafera meledak bersamaan dengan Minhyun yang menghela napas nya, Minhyun bangkit— nenyamakan posisi duduk Dafera di atas kasur. Raut wajah nya benar-benar serius, Dafera segera menghentikan tawa nya.

"Mas, kamu mah ada-ada aja...," Tutur Dafera menggeleng kan kepala nya. Ternyata ucapan Minhyun di telinga Dafera terdengar seperti candaan. Nyata nya Minhyun tengah bersungguh-sungguh menanyakan hal tersebut ke pada Dafera.

"Daf, mas serius." Tegas Minhyun menatap kedua manik mata Dafera tegas. Gadis itu tersetak begitu kedua telapak tangan Minhyun bertengger diatas bahu nya yang terbalut baju tidur tipis.

"Ya-y-ya, mas emang nanya gimana apa nya?" Dafera gelagapan, ia menelan salivanya dengan susah payah begitu kedua nya beradu pandang.

"Kamu akan ninggalin, mas?"

Dafera sontak menggelengkan kepala nya. Tidak ada jawaban lain yang bisa Dafera katakan selain memberi gelengan kecil untuk pertanyaan Minhyun barusan.

Selanjut nya Minhyun tersenyum sekilas, ia melepaskan tangan nya yang bertengger di bahu Dafera. Minhyun lega dengan jawaban Dafera. Ia tidak perlu memikirkan yang tidak-tidak lagi untuk kedepan nya.

"Mas kenapa mikir gitu?" Dafera membereskan peralatan tulis nya, ia menaruh nya di atas nakas samping tempat tidur. Kemudian ia menarik selimut untuk menutupi kaki nya yang terasa lebih dingin dari biasanya.

"Nope. Udah yuk, tidur." Minhyun kembali membaringkan dirinya diatas tempat tidur, Dafera juga melakukan hal yang sama. Kedua nya melamun untuk beberapa saat, tidak peduli kalau gerimis diluar meminta untuk didengarkan.

"Makasih, daf." Minhyun tersenyum kearah Dafera. Tangan nya secara otomatis terulur untuk mengusap puncak kepala Dafera. Ah ya, ngomong-ngomong, Dafera nampak lebih cantik setelah ia memotong rambut nya menjadi sebahu. Lebih terlihat menggemaskan di mata Minhyun.

Dafera hanya tersenyum menyembunyikan kekahwatiran nya. Ia sudah tahu masalah Minhyun, dari mulut Seongwu sendiri. Dafera tidak tega untuk meminta Minhyun menceritakan nya, rasanya Dafera juga berat untuk meminta suami nya bercerita.

Jadi biarkan saja. Lagipula, Minhyun pasti akan bekerja keras untuk mendapatkan kembali hak nya. Minhyun bukan lah pria yang mudah menyerah, Dafera tahu itu.

***

Pagi nya Dafera sudah siap untuk bertarung dengan menggunakan peralatan dapur, ia menggunakan apron sebagai perisai ketika menggoreng ikan. Suara jejak kaki terdengar dari belakang Dafera, gadis itu sontak menolehkan kepala nya.

"Masak apa, sayang?" Tanya Minhyun menghampiri istri nya. Wajah kantuk nya masih kentara meski Minhyun sudah mencuci wajah nya.

"Biasa, mas. Tapi hari ini aku tambahin ikan," Jawab Dafera sembari mengangkat ikan yang sudah berwarna kuning keemasan.

"Mas duduk aja dulu, nanti aku siapin." Dafera mengambil piring yang sebelum nya sudah ia ambil dari rak. Minhyun tersenyum sekilas, derik berikutnya ia memutar tubuh nya untuk duduk di kursi dengan santai.

"Hari ini berangkat sama siapa?" Tanya Minhyun begitu netra nya melihat Dafera menuju ke arah meja makan.

"Sama Guanlin, mas." Dafera tersenyum ketika menaruh nasi ke piring Minhyun, sementara pria itu hanya mengangguk kan kepala nya tanda paham. Kalau bersama Guanlin sih tidak apa, asal jangan bersama Jihoon saja.

"Kamu sarapan dulu ya sebelum pergi." Minhyun meraih sendok yang diberikan oleh Dafera, gadis itu hanya mengacungkan jari jempol nya. Minhyun rasa pagi ini Dafera lebih banyak tersenyum, meskipun gadis itu sedikit mengeluarkan kalimat dari mulut nya.

"Di kampus nanti hati-hati," Tutur Minhyun lagi. Dafera melirik sekilas, ia tahu arah pembicaraan Minhyun ini kemana. Selain peka, Dafera juga paham beberapa kode dari Minhyun.

"Iya mas, aku pasti hati-hati." Dafera kembali meleparkan senyum yang mampu mengakibatkan Minhyun ikut tersenyum juga.

"Guanlin kapan date—"

Belum selesai Minhyun menlontarkan seluruh kalimat yang ada di otak nya, suara bel rumah mereka terlebih dahulu mengalihkan perhatian kedua nya.

"Nah itu, Guanlin udah dateng." Dafera ingin beranjak, namun Minhyun mencegah pergerakan Dafera.

"Udah kamu ganti baju aja dulu, biar aku yang bukain pintu nya," Ungkap Minhyun mendudukkan Dafera diatas kursi lagi. Minhyun cepat-cepat pergi ke depan, membukakan pintu untuk Guanlin.

"Om~ kangen!" Mata Guanlin berbinar ketika Minhyun menampilkan diri dari balik pintu, tubuh tegap nya langsung diterjang oleh Guanlin, kalau saja Minhyun tidak bisa menyeimbangkan tubuh nya, mungkin ia akan jatuh bersama Guanlin. Kejadian yang tidak mengenakan bagi Minhyun, yang Minhyun harap tidak pernah terjadi pada nya.

"Om kenapa sih sekarang jarang main kerumah?" Guanlin merenggakan pelukan nya, wajah tampan nya masih menampakkan senyum menggemaskan. Minhyun yang mendengar pertanyaan Guanlin hanya bisa tersenyum hambar. Pertanyaan Guanlin tidak memerlukan jawaban yang perlu Minhyun jelaskan.

"Ayo masuk, lin. Daf nya lagi siap-siap." Minhyun mempersilakan Guanlin untuk masuk ke dalam rumah yang dulu nya juga di tempati oleh Guanlin. Dengan senang hati Guanlin duduk di sofa, sesekali kedua netra nya melirik sudut ruangan yang kini sudah terpasang AC. Guanlin jadi rindu tinggal disini.

"Gara-gara Alin ya, jadi om bisa kenal deket sama Dafera," Ujar Guanlin secara tiba-tiba. Refleks Minhyun tertawa, meski itu bukan satu-satu nya alasan ia bisa mengenal Dafera.

"Aduh iya, om makasih banyak sama kamu. Jodoh mah emang ga kemana ya," Ungkap Minhyun masih mempertahankan tawa manis nya. Guanlin mengangguk beberapa kali, memang benar sih jodoh tidak akan kemana.

Setelah obrolan yang mengakibatkan pikiran Minhyun dan Guanlin terlempar kebelakang, muncul Dafera dengan kemeja berwarna jingg dengan celana jeans hitam panjang nya.

"Lin, maaf ya lama." Kalimat itu yang pertama kali keluar dari mulut Dafera. Gadis itu menghampiri Minhyun kemudian meminta izin untuk pergi ke kampus bersama dengan Guanlin.

"Gapapa kali, daf. Santai aja kalau sama gue mah, ini juga masih pagi." Guanlin tersenyum ia bangkit dari duduk nya.

"Mas hati-hati di rumah ya," Ujar Dafera ketika puncak kepala nya dikecup oleh Minhyun cukup lama. Minhyun tersenyum lebar dibarengi dengan anggukan kecil.

"Iya, sayang. Kamu juga hati-hati." Minhyun menarik pipi Dafera agar istri nya tersenyum lebih lebar untuk nya, Dafera mengangguk patuh. Guanlin yang melihat semua adegan itu hanya bisa mengulum senyum melayangkan tatapan iri, bersiul kemudian memaklumi kedua nya. Padahal jelas-jelas disitu masih ada Guanlin, memang dasar ya.



***

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang