39

276 45 2
                                    

Hujan sering terjadi di siang hari, cuaca kadang sering berubah begitu saja. Beberapa puluh menit yang lalu, langit terlihat cerah, sekarang sudah berubah ditutupi oleh awan hitam yang menurunkan tetesan-tetesan air.

Dafera menaruh ponsel nya di meja, ia baru saja menelepon Sungwoon kalau ia tak bisa datang, hujan tak bisa ia terobos karena begitu deras nya. Syukurlah Sungwoon mau mengerti, Freon juga masih terlelap sejak pukul 11 siang sampai sekarang.

Tidak ada hal lain yang Dafera lakukan selain mengerjakan pekerjaan rumah, membaca buku, makan, menonton tv, sampai tertidur di sofa tengah. Cukup membosankan memang.

Ditambah dengan ia yang hidup seorang diri, rumah ini terasa sepi lagi. Padahal seminggu yang lalu rumah ini kembali berwarna berkat kehadiran Daniel. Namun, kakak nya itu memutuskan pergi ke China untuk menambah uang tabungan serta menemani Jaehwan.

Adakah adik yang merasa cemburu melihat kakak nya lebih memilih teman nya? Tentu ada. Dafera contoh nya. Di satu sisi, ia terharu melihat Daniel yang setia kawan pada Jaehwan, di sisi lain Dafera merasa sedih karena Daniel ternyata lebih memilih Jaehwan. Apa rasa iri ini normal? Ya mungkin.

Dafera mengoleskan cat di kuku nya, dengan pelan dan teliti agar hasilnya memuaskan. Sudah lama Dafera tak mengecat kuku nya, semenjak berteman dengan Jihoon ia masa bodoh dengan penampilan nya.

Sedangkan Jihoon sendiri selalu menasehati Dafera agar gadis itu melakukan perawatan dirumah. Tapi, Dafera masih tak begitu menyukai hal-hal yang berbau skincare atau apapun.

Ponsel Dafera berdering, si pemilik segera menuntaskan pekerjaan nya. Kemudian ia mengambil ponsel dengan tangan kanan.

"Halo?" Dafera mendekat kan ponsel kearah telinga nya, sebelum seseorang disana menjawab, Dafera sudah tahu siapa yang menelepon nya.

"Heh ntar malem main kui."

"Ga ah males," Jawab Dafera seketika itu menguap. Mata nya sedikit mengeluarkan air mata karena kantuk.

"Ga seru nih, ayo dong. Ada sesuatu yang mau gue kasih tau." Jihoon terdengar merayu di seberang sana.

"Ngasih tau apa? Di telepon kan bisa," Sahut Dafera dengan nada malas. Bukan hal baru lagi kalau Jihoon mengatakan 'Ada sesuatu nih yang mau gue kasih tau', paling tidak jauh dari dia yang mempunyai gadget baru, peliharaan, dan action figure yang di kirim oleh Woojin.

"Engga! Harus ketemu pokoknya. Oh atau gue yang kerumah lu aja?" Jihoon berteriak.

"Maksa banget sih, yaudah terserah lu aja. Yang penting bawa makan yaaa hehe" Dafera terkekeh, ia tiduran di sofa seraya meniup-niup tangan kiri nya.

"Ah mau juga kan, lagian mana mungkin kehadiran pangeran di tolak dirumah mu. Ciaa" Jihoon tertawa pelan. Bisa dibayangkan bagaimana wajah tengil Jihoon di sana.

"Iya iya, kapan kesini nya?"

"Hmm sore aja deh, sekitar pukul lima. Nanti siapin tempat yang nyaman, minuman dan sebagainya ya"

"Iya iya bawel, gue siapin lilin juga sekalian, cuma buat lu doang nih." Dafera mendengus mendengar semua permintaan Jihoon, tumben Jihoon seribet ini.

"Yaudah babe, see you. Mwah."

Dafera berdigik, yang tadi Jihoon bukan sih? Kadang Dafera heran kenapa mood Jihoon sering berubah-ubah tak menentu, membuat perilaku nya juga berbeda dari sebelumnya.

***

Minhyun menopang dagu nya, kedua bola mata nya tak lepas menatap rinai hujan yang turun. Sejak siang sampai sekarang, hujan tak kunjung berhenti, suasana juga mendingin seiring malam yang semakin larut.

Minhyun meraih ponsel nya, ia membuka aplikasi WhatsApp— mengecek pesan kemudian iseng melihat status kontak yang ia simpan, sampai nama Dafera naik ke atas karena dia baru saja mengirim pembaruan status.

Bibir Minhyun tak sengaja mengukir sebuah senyum, nama itu yang berhasil membuat pikiran Minhyun melayang, nama itu yang berhasil membuat hatinya berdegup kencang, nama itu juga yang kadang membuat hari nya senang dan kacau.

'Ih hoon apasih,ribet banget perasaan'

Terlihat Dafera yang matanya tertutup oleh kain hitam, satu tangan Jihoon menuntun Dafera keluar kamar, sementara satu tangan nya memegang ponsel guna merekam. Minhyun mengernyit heran, tak lama terlihat seorang pria berdiri di ambang pintu ruang utama — dengan buket bunga ditangan nya.

Dalam video berdurasi pendek itu, Jihoon tertawa puas karena keterkejutan Dafera ketika kain yang menutup mata nya berhasil dibuka oleh Jihoon. Minhyun melihat dengan seksama siapa pria yang membawa buket bunga. Rasanya ia pernah melihat pria tersebut.

Mengingat gadisnya — ralat, Dafera yang ternyata memiliki teman yang notabene nya laki-laki, membuat hati Minhyun meringis.

Ternyata benar. Cinta itu menyusahkan.



***



Hai, hello

Meskipun absurd,
tetepVomment ya~

Terimakasih 💃

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang