- sorry for typo -
Kedua alis Dafera menyatu, tangan nya tertumpuk di depan dada, tatapan mata nya menajam melihat Daniel yang kini duduk di sofa. Mengingat kejadian kemarin, Dafera masih menyimpan rasa kesal untuk kakak nya.
"Abang kenapa sih kurang kerjaan banget ngikutin aku sama om Minhyun?!" Dafera mengedarkan pandangan, ia tak ingin beradu pandang dengan Daniel, yang mungkin sekarang sedang melayangkan tatapan memelas.
"Abang ga niat buat ngikutin Daf. Itu cuma kebetulan," Jawab Daniel dengan santai. Ia mengulum senyum, kemarin ia hanya jalan-jalan dan tak sengaja masuk kedalam restoran yang sama dengan Minhyun dan Dafera.
"Lagian abang ga ganggu kamu pas makan disana kan? Suer deh, abang tuh emang udah disana. Mau ketemu — eeh" Daniel lantas menutup mulut nya dengan tangan. Dafera sontak menoleh begitu saja.
"Ketemu siapa?" Tanya Dafera sedikit memicingkan mata nya. Raut wajah Daniel berubah menjadi gugup, ia mengangguk tengkuk nya yang tak gatal.
"Ketemu siapa bang?" Dafera mengulangi pertanyaan yang tak kunjung dijawab oleh Daniel.
"Ketemu temen abang doang, Daf." Daniel menahan napas, berharap Dafera percaya.
Dafera mengangguk kan kepala nya, ia rasa sudah jelas kalau Daniel memang tidak ada niatan untuk menguntiti dirinya dan Minhyun siang kemarin. Itu hanya kebetulan, lagi pula Dafera tahu itu juga salah satu restoran favorit Daniel.
Daniel menyenderkan kepala nya ke sofa, kemarin ia bukan bertemu dengan teman nya. Melainkan boss nya yang terus memaksa Daniel untuk kembali bekerja, dan kali ini boss nya akan mengirim Daniel ke Las Vegas. Keputusan Daniel masih sama, ia sama sekali tidak menyetujui nya. Bagi Daniel, tidak bekerja selama satu bulan tak akan membuat dompet nya mengering layaknya tanah saat kemarau.
"Hari ini kamu pergi lagi?" Daniel mengambil cangkir berisikan teh yang nampak nya sudah mulai mendingin. Dafera mengangguk cepat.
"Kamu diterima baik di keluarga nya Minhyun kan?" Tanya Daniel penuh selidik, ia agak ragu dengan hal itu. Yang ia tahu, keluarga Minhyun terlalu pilih-pilih.
"Ya, mereka baik kok." Dafera tersenyum sekilas. Daf menyesali perbuatan nya yang akhir-akhir ini malah menutupi sebagian masalah nya. Mengingat mamah Minhyun sudah sangat setuju, tapi sang ayah yang entah belum mengetahui hubungan mereka karena memang beliau masih berada di Itali.
"Kapan-kapan abang main ya kerumah Minhyun, lagian udah lama ga main."
"Boleh tuh. Mamah juga kangen bang Daniel katanya," Tutur Dafera antusias.
"Mamah?" Daniel mengerutkan kening nya begitu Dafera menyebutkan kata mamah. Terdengar aneh ketika suara Dafera masuk dalam telinga nya.
"Iya, mamah nya om Minhyun."
Daniel mengangguk paham, ternyata hubungan Dafera dengan keluarga Minhyun sudah sejauh itu. Daniel bernapas lega sekarang, secara tidak langsung, keluarga Minhyun memang menyetujui pernikahan yang menurut Daniel terlalu dini untuk Dafera.
***
"Kamu bilang ke mamah berapa tahun kita pacaran?" Minhyun tidak mampu menahan rasa bahagia nya, ia sekarang berada di rooftop rumah nya bersama Dafera.
"Aku bilang nya kita pacaran udah dua tahun," Jawab Dafera disertai kekehan, netra nya fokus menatap matahari yang mulai tenggelam.
"Dasar nakal! harus nya dihukum karena udah bohong sama mamahku." Minhyun mencubit pipi Dafera pelan, gadis itu sama sekali tidak mengadu kesakitan, ia malah terus tertawa begitu Minhyun menjepit leher Dafera menggunakan tangan kekar nya.
"Aduh maaf om, ga lagi deh bohong ke mamah." Dafera menyudahi tawa nya, kedua tangan nya berusaha melepaskan tangan Minhyun yang sampai sekarang masih menjepit leher nya. Itu tidak sakit, hanya saja Dafera kurang nyaman dengan posisi nya.
"Masih manggil om, hukuman nya lebih berat loh." Minhyun mendekat kan wajah nya ke wajah Dafera, sementara gadis itu terpaku dengan sorot mata Minhyun yang tajam namun, menyejukkan.
Kedua nya belum bergerak sama sekali, masih mau mengagumi. Wajah polos Dafera membuat jantung Minhyun tak karuan, bisa-bisa nya Dafera mempermainkan ritme jantung Minhyun tanpa izin darinya.
"M-mas," Ujar Dafera menelan saliva nya susah payah. Ia berupaya menyadarkan Minhyun, agar pria itu menjauhkan wajah nya dari Dafera.
Minhyun sejenak tersenyum, ketika suara lembut Dafera menendang indra dengar nya, hatinya berdesir hebat, di ikuti irama jantung yang tak karuan.
"A-ah maaf," Ujar Minhyun begitu kesadaran nya kembali. Ia menjauhkan dirinya dari Dafera, ia mengedarkan pandangan seakan tidak mau menatap wajah Dafera yang kelewat menarik, kemudian senyum canggung terukir di bibir Minhyun. Sumpah, Minhyun merasa kembali muda– ke usia nya yang sama seperti Dafera.
Sejak kapan Minhyun segugup ini. Benar deh, rasanya Minhyun ingin bergelung dengan selimut detik ini juga.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage