34

283 50 0
                                    

Vote aja gpp:)


Minhyun mengecek jadwal nya kembali, ia berencana mengganti semua jadwal nya — Minhyun merasa terlalu banyak meeting yang harus ia hadiri, dan rasanya Minhyun tidak ingin menghadirinya.

"Kamu gantikan saya, meeting dua jam lagi. Nanti pak Daniel akan menemani." Final nya, sang sekretaris pun mengangangguk kan kepala. Setelah itu ia pergi dari ruangan Minhyun.

Minhyun ingin menenangkan dirinya sejenak, tidak mau diganggu oleh siapapun. Minhyun menopang dagu nya, membalikkan kursi kerja nya menghadap ke luar jendela. Pemandangan yang terpampang hanyalah deretan-deretan bangunan pencakar langit, terlalu membosankan bagi Minhyun.

Minhyun bangkit, kemudian mengenakan jas hitam nya lagi, kaki nya yang terbalut celana bahan hitam menderap ke luar ruangan.
Begitu Minhyun keluar dari lift, semua karyawan menyapa nya hangat, Minhyun hanya membalas nya dengan senyuman tipis.

Ucapan ayah nya kembali terngiang dalam telinga Minhyun, pria itu menundukkan kepala setelah berhasil duduk dengan nyaman di dibalik kemudi mobil.

"Ayah kemarin ketemu sama Lucy, menurut kamu dia sekarang gimana?"

Minhyun masa bodoh dengan pertanyaan ayah nya ketika semalam menelepon, bagi Minhyun gadis itu hanya seseorang yang selalu merecoki Minhyun saat berlomba mobil-mobilan dulu. Sejak kecil saja sudah menjadi orang yang suka mengusik ketenangan orang lain, bagaimana kalau sekarang?

Minhyun sudah menangkap maksud ayah nya menanyakan hal tersebut, bagaimana kalau bukan untuk menjodohkan? —Oh rasanya Minhyun ingin mengubur diri nya hidup-hidup.
Mamah nya saja tidak terlalu mengurusi hidupnya, sedangkan ayah nya yang notabene nya hanya orang tua tiri, sibuk sekali mengurus hidup nya.

Pria itu kemudian menormalkan posisi duduk, disusul melonggarkan dasi yang menggantung di lehernya. Pikiran Minhyun kembali melayang tak karuan, kalau sudah begini, kemana lagi Minhyun akan bercerita selain ke Jaehwan dan Daniel.

Namun, Minhyun berpikir dua kali. Tidak mungkin ia selalu menceritakan masalah nya kepada mereka berdua, sedangkan Minhyun tahu kalau mereka juga mempunyai masalah masing-masing. Benarkan?

Guanlin

Satu nama itu tiba-tiba muncul dalam pikirannya, Minhyun meraih ponsel nya yang ada di atas dashboard mobil.

Alin

Lin, free?

Napa om??
Lagi galau ini ya XD

Bukan lin

Terussss?

Kalut

Y sm aja kan

Abis pulsek ya?

Alin udah kuliah om>:(

Oh iya, maaf lupa

Hmmmm
Ini Alin udh pulang

Ketemu di resto apa dmna?

Deket kampus Alin aja om

Oh ydh.

Minhyun menaruh ponsel nya kembali, karena tak ingin membuang waktu Minhyun segera melajukan mobil nya menuju kampus Guanlin.

Tak butuh waktu lama, mobil Minhyun terparkir rapi di depan halte kampus Guanlin. Untung nya, sewaktu Minhyun menancap gas mobil seperti orang kesetanan, jalan raya yang ia lalu sepi, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak di inginkan.

Guanlin terlihat berjalan kearah mobil Minhyun. Seakan hafal betul dengan mobil Minhyun, Guanlin langsung masuk tanpa memastikan siapa pemilik mobil tersebut.

"Hai om," Sapa nya sembari melepas ransel nya kemudian memasang sabuk pengaman.

Minhyun tersenyum tipis.

"Om ada masalah apa? Cerita sama Alin aja gapapa, asal— yaaa gitu deh." Guanlin tertawa pelan diakhir kalimat nya. Minhyun menghela napas sejenak, ia menyetujui keinginan Guanlin.

Mobil Minhyun mulai melaju menuju salah satu cafe yang terkenal di daerah sini, Minhyun juga sering ke sana sewaktu kuliah dulu. Meskipun pemilik cafe sudah berganti beberapa kali, namun tetap saja rasa setiap makanan dan minuman yang tersaji tak pernah berubah.

"Bayarin kan om?" Kalimat itu berhasil keluar dengan lancar dari mulut Guanlin sebelum turun dari mobil. Minhyun menganggukan kepala nya.

Apa saja demi Guanlin. Minhyun rela.

Mereka duduk di meja dekat jendela, Guanlin memanggil waitres dan menyebutkan pesanan nya, Minhyun juga ikut memesan, meski hanya segelas kopi hitam.

"Lagi galau malah pesen kopi item, nambah butek om." Gumam Guanlin meledek Minhyun.

Sabar hyun, sabar.

Pesanan mereka datang, senyum Guanlin semakin melebar begitu saja.

"Om disuruh cepet-cepet nikah ini pasti," Ucap Guanlin, kalau di lihat-lihat raut wajah om nya ini tak jauh berbeda dengan dosen nya serta beberapa kakak tingkat yang ia kenal dekat.

"Ya gitu deh," Respon Minhyun singkat. Manik mata nya, raut wajah nya, benar-benar terlihat tak bersemangat lagi seperti dulu.

"Alin punya kenalan kating cewek om, lumayan lah buat om. Mau ga?" Tawar Guanlin, dia sebenarnya agak ragu menawarkan hal seperti ini. Guanlin malah merasa seperti seorang muncikari.

"Enggak deh."

"Loh kenapa? Daripada kan om Minhyun pusing-pusing mikirin masalah ini." Guanlin melirik Minhyun kebingungan. Om nya ini susah sekali untuk diajak kompromi.

"Sebenernya om udah ada, cuma ragu aja." Minhyun menarik sudut bibir nya. Guanlin hampir saja tersedak ketika melihat pergerakan raut wajah Minhyun.

"Om, jangan bilang yang ada di pikiran Guanlin itu bener." Kedua bola mata Guanlin melotot seakan meminta penjelasan dari Minhyun.

"Emang apa yang Alin pikirin?"

"Om Minhyun suka sama sekretaris nya om?"

Ha?

Sepersekian detik kemudian, Minhyun tertawa. Seperti biasa tawa Minhyun itu tertahan, jatuhnya malah terdengar pelan. Guanlin meraih gelas minum nya, menyesap minuman tersebut sampai tandas.

"Apasih om ah, ga lucu tau." Guanlin sontak mendengus sebal.

"Om lagi suka sama siapa? Jangan main rahasia-rahasian deh!"

Minhyun tetap diam.

"Om..." Rengek Guanlin seperti anak kecil. Guanlin  memang bisa sekali menggoda iman Minhyun.

"Om lagi suka sama Dafera," Ungkap Minhyun dengan santa, wajah nya serius dan tidak menimbulkan segurat kegugupan. Padahal saat menyebutkan namanya, hati Minhyun berdesir bagai di terpa badai.

"OM SERIUS? WHAT THE---" Guanlin menghentikan teriakan saat sadar orang-orang di dalam cafe melihat ke meja mereka dengan tatapan tak suka.

"Serius om?" Tanya Guanlin dengan berbisik. Minhyun hanya tersenyum tipis.






Hallo maaf telat update, dan semakin
kesini semakin gk jelas hhh
mohon maklumi krn
sedang banyak tugas :'')

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang