Tangis yang biasa memenuhi ruangan seakan sudah menjadi kebiasaan, menjadi suara yang melenyapkan sepi serta kecanggungan yang meliputi antara Minhyun dan mertua nya.
Selama satu jam mereka sibuk menenangkan tangisan Lian. Duduk dihadapan mertua bukan masalah lagi bagi Minhyun, namun sekarang yang membuat nya pusing adalah Lian yang sedaritadi tidak mau diam.
"Mending bawa ke kamar aja hyun, coba kamu periksa barangkali buang air."
Mendengar penuturan dari mertua nya, Minhyun mengangguk dan menuruti perintah beliau. Minhyun merasa Lian buka menangis karena lapar, melainkan karena merindukan sosok mama nya.
"Lian sayang, udah dong jangan nangis ya. Kamu engga kasian apa sama papa udah mau pingsan begini," Tutur Minhyun masih menepuk-nepuk pantat Lian pelan. Posisi Minhyun masih berdiri, berjalan ke sana kemari layak nya setrika, tak lupa mulut nya selalu mengucapkan banyak kalimat agar anak nya itu diam atau setidak nya tertidur karena lelah menangis.
"Andai daf kamu ga pergi, mas pasti ga akan serepot ini." Minhyun yang sudah lelah berdiri akhirnya duduk di pinggir kasur, kemudian menaruh Lian di kasur.
Minhyun tersenyum begitu Lian akhirnya dapat diam, kedua bola mata Lian menatapi papa nya dengan tatapan lucu. Minhyun jelas tidak bisa menolak adanya ulasan senyum yang menghias wajah nya. Rasanya baru kemarin Lian ada di dunia, namun sekarang bayi itu sudah bisa mengangkat tangan mungil nya yang mengepal demi menekan-nekan pipi Minhyun.
"Tatata, gemes banget hm." Minhyun terkekeh pelan, ia semakin mendekatkan wajah nya, menhujani Lian dengan ciuman. Bayi itu hanya tertawa kecil, menggemaskan.
Lian rupanya suka sekali diberi ciuman hangat oleh Minhyun, berbeda hal nya dengan Dafera yang malah malu setengah mati bila di cium oleh suami nya.
Minhyun melamun begitu netra nya jatuh ke dalam manik mata Lian yang cerah. Sampai tidak sadar kalau Dafera kini sudah memasuki kamar nya dengan langkah tertatih.
"Mas, Lian nya tidur?"
"Eh, sayang, kamu udah lama disitu nya?" Minhyun mengalihkan atensi nya, tidak berniat menjawab pertanyaan Dafera. Ia segera mendekati Dafera dan memapah nya.
"Gapapa mas luka nya udah sembuh kok, tadi aku ceroboh aja kan jadi kerasa sakit lagi," Ujar Dafera tetap memegangi lengan kekar Minhyun sebagai tumpuan untuk berjalan kearah kasur.
"Cuma jaitan luar nya mas yang kebuka lagi, udah ih ga usah khawatir gitu." Dafera akhirnya mengecup pipi Minhyun, semula raut wajah khawatir yang kentara telah terganti oleh raut wajah nya yang tenang.
Dafera hari ini pergi ke dokter bersama Daniel dan juga istri nya, sementara Minhyun di minta menjaga Lian dirumah. Itu bukan kemauan Dafera, bukan juga kemauan Minhyun, itu tentu atas paksaan Daniel. Nampak nya Daniel sudah menemukan cara untuk membuat Minhyun bisa mati muda.
"Kayaknya Lian laper deh, kamu keluar dulu bisa ya?" Pinta Dafera tanpa menolehkan kepala nya ke arah Minhyun. Kalau sudah begini Minhyun pasrah untuk keluar kamar tanpa mengganggu Dafera dan Lian.
***
Dafera selesai memandikan Lian, putri kecil nya sibuk berceloteh sembari menepuk-nepuk tangan nya, tawa kecil Lian membuat gemas Minhyun yang kebetulan sedang duduk dihadapan laptop nya.
"Mas hari ini berangkat siang atau libur kerja?" Tanya Dafera menggedong Lian, kedua nya mendekat kearah Minhyun yang sekarang sudah menutup Laptop nya. Ia beralih merentangkan tangan nya ke arah Lian, Dafera segera menaruh Lian pada gendongan Minhyun.
Hitungan detik setelah Lian berada di gendongan Minhyun, pria itu mengecup bibir Dafera kilat, tawa kecil kemudian terdengar dari Minhyun karena raut wajah Dafera yang sekarang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage