Hari ini, hari dimana seorang Ederra Minhyun menyatakan perasaan yang menyelubungi hatinya, serta semua yang telah menggangu pikiran nya. Hari dimana perasaan seorang gadis berumur 18 tahun di aduk-aduk tak menentu oleh nya. Gila.
"Semua butuh proses om," Ujar Dafera memandangi gelas yang berada di atas meja. Ia tersenyum sekilas sembari menundukkan kepala nya.
Minhyun yang mendengar nya tersenyum senang, ia berarti mendapatkan izin untuk melakukan hubungan yang lebih serius lagi kedepan nya. Minhyun bernapas lega, ditambah dengan respon Dafera yang membuat nya senang, rasanya seperti sedang mengalami bunga tidur yang paling indah sepanjang masa.
"Kamu beneran kasih saya kesempatan kan?" Tanya Minhyun memastikan. Kedua bola mata nya begitu intens menatap Dafera yang tengah dilanda salah tingkah. Bagi Minhyun tak ada kata bosan untuk menatap wajah Dafera yang terlihat menggemaskan. Minhyun masa bodoh dengan jantung nya yang berdetak kencang, toh jantung nya tak akan berpindah posisi.
"Iya om," Balas Dafera enggan untuk menatap balik Minhyun.
Ketika sedang asik memperhatikan Dafera, ponsel gadis itu malah bergetar cukup lama diatas meja. Kedua nya menoleh, tertera nama Daniel di layar ponsel Dafera.
Minhyun merutuk dalam hati, kenapa sih selalu ada saja penghalang untuk menatap wajah Dafera lebih lama.
Sabar hyun.
"Aku angkat telepon dulu ya om." Dafera hendak beranjak dari duduk nya namun, Minhyun menahan nya dan menyuruh Dafera kembali duduk ke tempat semula.
"Halo bang," Sapa Dafera ketika telepon berhasil tersambung.
"Kangen Daf, jadi pengen cepet pulang." Suara diseberang sana terdengar lucu, pasti sekarang Daniel mengerucutkan kan bibirnya.
Salah satu alis Daf terangkat keatas, tidak biasa nya Daniel seperti ini. Baru dua hari berjauhan dengan adiknya, ia dengan lancar mengatakan sebuah ungkapan rindu.
"Lebay banget," Ledek Minhyun menanggapi ucapan Daniel. Minhyun sudah lama berteman dengan Daniel, dan baru kali ini ia mendengar kalimat menggelikan seperti tadi.
"Minhyun? Heh ngapain lu sama adek gue! Pulang ga lu! Pulang!" Suara Daniel meninggi. Padahal Daniel sedang berada di cafe, dengan tidak tahu malu nya dia berteriak keras seperti itu. Sementara Jaehwan yang ada disamping nya menggeleng kan kepala karena malu.
"Ngusir? Maaf ya gabisa," Ledek Minhyun sembari terkekeh pelan, Dafera menahan tawa nya. Kelemahan Daniel yang baru ia ketahui adalah, dia sangat mudah marah jika sudah di ledek oleh Minhyun dan Jaehwan.
"Kalau aja nonjok bisa online, udah gue lakuin detik ini juga deh."
Aduh kan. Ngajak ribut mulu.
"Kok kalian ribut sih," Potong Dafera menghela napas nya.
"Daniel duluan yang ngajak ribut, sayang."
"Halah sayang-sayang ndasmu, kalau gue pulang gue gedor-gedor ya mansion lu!"
Dafera mengabaikan ucapan Daniel, ia menggigit bibir bawah nya. Ini momen nya lagi greget, rasanya Dafera mau menenggelamkan diri di rawa-rawa bersama Hayati. Tadi Minhyun bilang apa, sayang? Maaf, sayang itu bahasa dari planet mana ya?
"Niel, ayo ah balik kerja."
Minhyun tersenyum, Jaehwan benar-benar seperti definisi dari malaikat penyelamat. Minhyun merasa beruntung berteman dengan Jaehwan, meskipun dulu sewaktu SMA dia adalah anak terbobrok satu angkatan. Sebelum memutuskan panggilan, Daniel memberikan nasehat kepada Dafera.
"Daf, kamu ambil aja buku abang yang ada di lemari. Disana ada buku isi penangkal setan ganteng, udah yaaa.
Abang mau balik kerja lagi, inget pokoknya dibaca pas kamu liat Minhyun."Lalu sambungan telepon terputus begitu saja.
"Maafin bang Daniel ya om, dia tuh emang suka gitu." Dafera malu dengan sikap Daniel barusan, takut perkataan nya membuat Minhyun tersinggung. Pria itu menggeleng kan kepala, disusul dengan segaris senyum di wajah nya. Tidak ada alasan untuk bisa marah ke calon kakak ipar nya, takut tidak direstui:)
"Kalau gitu saya pamit dulu ya, udah sore ga enak sama tetangga."
"Hm iya om, hati-hati dijalan." Dafera mengekori Minhyun. Pria itu berbalik, bisa mati muda kalau dia lama-lama berduaan dengan Dafera.
"Iya, kamu kalau butuh apa-apa bisa telepon saya." Senyum Minhyun kembali merekah, ambyar sudah hati Dafera dibuat nya. Minhyun seperti nya masuk kedalam definisi bucin layaknya anak muda jaman sekarang.
"Iya om, siap!" Dafera mengangkat tangan nya ke dahi.
Minhyun berteriak dalam hati, haduh.
***
Om Sungwoon
Daf, hari ini engga
usah private dulu ya. Freon
mau main kerumah nenek nya.Oh yaudah kalau
gitu om, gapapa kok.R
***
Hallo, aku minta maaf (lagi)
Part ini pendek ga kaya biasanya :v
Mungkin part selanjutnya pake pov nya Dafera aja, gimana??
Komen ya komen ^^
Terimakasih ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage