72

160 31 14
                                    


Ayo ramein 😉




Dafera merapikan barang-barang nya, kelas hari ini sudah selesai. Cukup melelahkan jika harus harus duduk seharian memperhatikan dosen di depan sana menerangkan materi. Dafera melihat ponsel nya, sudah ada pesan dari Guanlin kalau ia sudah menunggu di parkiran kampus.

Dafera langsung menjejakkan kaki nya menuju parkiran kampus, dengan tas hitam yang berada di punggung nya, Dafera terlihat cukup kelelahan akibat seminggu ini terus masuk.

"Ehh, Daf!"

Dafera menoleh ke kiri, dimana Guanlin muncul. Tadi Guanlin bilang sudah ada di parkiran, sekarang malah masih berada di koridor penghubung antara fakultas kedokteran dengan fakultas sastra dan budaya.

"Katanya udah di parkiran, kok malah disini?" Tanya Dafera kebingungan.

"Iya, tapi temen gue minta dianter nemuin pacar nya. Eh sekarang malah gue yang ditinggal sendirian," Ungkap Guanlin setengah kesal. Berlanjut dengan kedua nya yang berjalan bersamaan menuju parkiran.

"Ini kita langsung pulang aja, lin?"

"Terserah sih, kalau mau nyari makan dulu ya ayo aja gue mah. Om Minhyun ada makanan nya ga dirumah, nanti malah jadi membuas lagi."

"Lin!" Dafera mendaratkan pukulan nya ke siku Guanlin, sementara Guanlin terkekeh puas menanggapi pukulan Dafera yang menurut nya tidak ada apa-apa nya jika di banding dengan cubitan kasar Seonho.

"Cari makan dulu deh ya, lagian gue dirumah gada makanan." Lanjut Guanlin membuka pintu mobil nya. Dafera mengangguk setuju, gadis itu segera menyusul Guanlin masuk ke dalam mobil.

Keheningan terus meliputi kedua nya selama diperjalanan, Guanlin sibuk menyetir, sementara Dafera sibuk mengutak-atik ponsel nya—membalas pesan tidak berguna dari Daniel. Tapi aneh nya, Dafera tetap saja dibuat tertawa oleh Daniel.

"Serem juga ya sekarang, ketawa sama hp." Guanlin melirik Dafera sekilas, Guanlin hanya bercanda soal itu—dia pun sering tertawa di depan layar ponsel nya. Ketahuilah, itu hal yang wajar di zaman sekarang ini.

"Kaya lu engga pernah aja, lin." Dafera memutar kedua bola mata nya malas. Detik selanjutnya, ia menaruh ponsel nya kembali ke dalam tas.

Mobil Guanlin sampai di depan restoran cepat saji, keadaan cukup ramai membuat kedua nya harus ekstra sabar untuk menunggu.

Dafera menggembungkan pipi nya karena terlalu bosan, ia melirik seisi restoran yang lumayan luas ini, tersisa dua meja yang kosong di sana.

"Lin, gue duduk aja deh ya. Capek!" Keluh Dafera menepuk bahu Guanlin lebih dulu.

"Oh iya, aduh sorry banget lupa kalau lu cewek. Yaudah sana gih duduk, kalau udah selesai gue samper," Balas Guanlin tapa dosa. Dafera mengangguk setuju, ia segera melangkah kan kedua kaki nya menuju meja yang tersedia.

Ia kembali membuka ponsel nya, tas nya ia taruh di antara kedua kaki nya. Karena sibuk bermain ponsel, Dafera sampai tidak sadar ada orang yang tiba-tiba duduk di hadapan nya dengan membawa nampan berisi makanan yang ia pesan.

"Duluan aja lu, sial! Tau gini gue ga usah nungguin lu."

Dafera mendongakkan kepala nya begitu mendengar suara yang cukup familiar itu di telinga nya. Keterkejutan itu tak bisa Dafera sembunyikan, begitupun dengan orang yang barusan duduk di hadapan nya.

"Musuh bebiyutan ada disini, apa kabar lu?" Tanya nya tertawa pelan. Dafera menyemburkan napas frustasi nya.

"Apaan si lu, ngapain lu disini? Ga usah nanya-nanya kabar gue ya, penting apa buat lu." Kejutekan Dafera kembali muncul kepermukaan, membuat Jihoon yang sedang makan dengan tenang ingin menyoraki kedua nya.

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang