52

285 36 3
                                    


-awas bosen



Seminggu berlalu, hari dimana di adakan pemotretan pre wedding akhirnya tiba. Dada Dafera semakin bergemuruh saja ketika melihat Minhyun yang tengah bersiap untuk sesi pemotretan selanjutnya. Kata yang patut ia ucapkan untuk berkomentar tentang penampilan Minhyun kali ini adalah 'sempurna dan tampan.'

Kalau sesi sebelum nya Dafera dan Minhyun mengenakan pakaian ala remaja, sekarang Dafera mengenakan dress putih panjang, dengan rambut yang ditata rapi ke samping, serta tiara yang menghiasi kepala nya, cantik layak nya putri.

Dafera berjalan mendekat kearah Minhyun dengan bantuan penata rias nya. Dafera berdiri ,mencoba menerima aba-aba dari sang fotografer. Minhyun tidak bisa menyembunyikan senyum cerah nya ketika Dafera mulai memposisikan diri di samping nya.

"Mas pegang pinggang mbak nya, terus senyum. Nah iya oke, senyum nya jangan canggung ya."

Minhyun menurut saja, sesekali Dafera menertawai Minhyun yang tersenyum kelewat manis. Sang fotografer menggelengkan kepala, baru kali ini ia mendapati pasangan seperti Dafera dan Minhyun, kedua nya terlalu menggemaskan kalau dilihat dari sisi manapun.

"Mau yang hot scene ga, mas?"

"Hah?" Minhyun langsung melongo, pipi nya tiba-tiba terasa memanas. Otak nya bekerja lebih keras mencerna pertanyaan yang terlontar dari pria berkacamata itu.

"Hehe engga mas bercanda, muka nya ga usah tegang gitu."

Sialan memang fotografer yang satu ini. Oke, Minhyun, santai. Sesi pemotretan kembali berlanjut. Juru kamera kembali memberi aba-aba agar kedua nya berhadapan, lalu Minhyun seolah ingin mencium wajah Dafera.

"Nah tahan ya mas, oke bagus. Ah sebentar-sebentar tadi ngeblur, diulangi lagi yah."

Dafera ingin berteriak dalam hati, ia menahan napas nya untuk beberapa puluh detik. Yang ada dalam pikiran nya sekarang adalah, fotografer yang nampak nya sengaja menjahili mereka.

"Kamu cantik," Ujar Minhyun tak bisa menahan senyum. Minhyun bahkan terang-terangan menggoda Dafera dengan cara mengulum bibir nya sendiri.

"Ini dua yang terakhir, mbak nya pegang dada mas nya. Terus abis itu mbak nya nyender di dada mas nya," Ungkap fotografer lagi. Ia mencoba membenarkan posisi kamera di tangan nya.

Dafera menghela napas nya, memang semua foto pre wedding sesusah dan seribet ini ya? Mau tidak mau, Dafera menyanggupi apa yang diperintahkan juru kamera jahil itu.

"Mas nya pegang pinggang mbak nya. Coba mas dagu nya ditaruh diatas, oh jangan-jangan itu nanti tiara nya jatuh. Mending mas nya agak nundukin kepala, nah iya gitu."

Daniel terkikik geli melihat Minhyun. Ya, sedaritadi Daniel berada di situ menjadi penonton setia, kadang ia juga iseng merekam sesi pre wedding itu dengan kamera ponsel nya.

"Oke udah. Hasilnya bagus-bagus," Ungkap nya melihat ke kamera. Dafera menghembuskan napas lega, akhirnya selesai.

"Ayo mbak, ganti dulu!" Dafera segera berjalan meninggalkan Minhyun yang berdiri bersama Daniel dan sang fotografer, mereka bertiga fokus melihat kamera.

"Mbak, calon suami nya ganteng ya." Pria berkemeja itu menyunggingkan senyum pada Dafera lewat cermin besar dihadapan mereka berdua. Kedua tangan pria itu dengan cekatan melepas jepitan kecil yang menempel di rambut Dafera.

"Beruntung deh mbak bisa dapet dia, Ay doain langgeng mbak," Lanjut nya lagi.

"Makasih kak," Balas Dafera sembari tersenyum. Tidak diragukan lagi, Minhyun memang tampan, bahkan pria yang membenarkan rambut nya terang-terangan mengatakan hal tersebut dengan seringaian. Dafera tidak berpikiran negatif soal itu, Minhyun memang pantas dibilang tampan. Lagipula mana mungkin, penata rias nya ini mau merebut Minhyun, sangat tidak mungkin.

"Nah udah mbak, silakan ganti baju ya. Ay mau pergi dulu."

Dafera tersenyum lagi, entah untuk keberapa kali nya hari ini ia tersenyum. Dafera segera melangkah ke ruang ganti, ia tidak mau lagi berlama-lama disini. Mengingat langit menggelap sebelum waktunya.

Usai Dafera mengganti pakaian nya, ia cepat-cepat menderap keluar ruangan untuk menemui Daniel dan Minhyun.

"Makasih ya udah percaya ke kita, nanti foto yang udah dicetak bakal dikirim sekitar dua hari lagi."

"Oke, terimakasih juga. Senang bisa bekerja sama." Daniel menjabat tangan kedua pria dihadapan nya bergantian, sementara Minhyun dan Dafera sudah kabur keluar dari ruangan.

Daniel memaklumi nya. Ketenangan akhirnya menyelubungi perasaan Daniel ketika melihat Dafera yang bahagia bila disamping Minhyun. Ia bisa melepas Dafera sambil tersenyum bahagia.

Daniel membuka pintu mobil nya, mendudukkan diri sejenak sebelum memasang sabuk pengaman. Daniel bersenandung kecil, ia memarkir mobil keluar dari halaman secara hati-hati.

Di lain sisi Dafera kini bersama Minhyun, terjebak kemacetan dengan suasana langit yang mendung, tetesan air bahkan sudah menyapa kedua nya di depan kaca mobil.

"Kayaknya hujan deh, mending kita langsung pulang aja ya? Aku telepon Daniel dulu, minta izin culik adik nya." Minhyun mengambil ponsel miliknya yang tergeletak diatas dashboard mobil.

"Aku kerumah kamu? Kasian dong bang Daniel nya sendirian." Dafera memalingkan muka nya
pada Minhyun. Hal yang pertama kali melintas adalah  Daniel yang akan tidur setelah pulang, Daniel akan melupakan makan malam nya. Dafera tak bisa membiarkan hal itu terjadi.

"Mas aja yang kerumahku ya," Tawar Dafera.
Minhyun menggeleng kan kepala nya dengan cepat, pria itu kembali menaruh ponsel nya diatas dashboard mobil.

"Aku pulang aja deh, kasian mama sendirian juga." Minhyun kebali melajukan mobil nya, ia mebelokkan mobil ke arah kanan. Dimana gerbang perumahan Dafera berada.

"Besok kita ga ketemu, kamu jangan kangen ya." Minhyun menampilkan senyum tengil nya, Dafera tak sengaja membuka mulut—terheran karena ucapan Minhyun. Sedetik kemudian ia tersadar jika mobil Minhyun sudah menepi, Dafera melepas sabuk pengaman dengan hati-hati.

"Oke. Ada juga mas yang jangan kangen sama aku," Cibir Dafera memutar kedua bola mata nya. Kini giliran Minhyun yang melongo karena di serang balik oleh lawan.

"Tugasku kan sekarang merindukan mu." Minhyun melempar senyum nya lagi. Coba hitung, sekarang berapa kali Minhyun tersenyum.

"Udah sana pulang!" Usir Dafera memasang wajah jutek nya, untung saja kaki nya masih kuat untuk berdiri.

"Udah sana masuk!"




***

Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang