10

712 83 2
                                    

Daf melirik kakak nya sekilas, ia baru tiba beberapa jam yang lalu dirumah. Dengan peluh yang berjatuhan di pelipis mulus nya.

"Daf, mau apa?" Tanya Def membuyarkan lamunan Daf, adik nya itu menggeleng dengan senyuman. Sang kakak sudah berada di rumah saja Daf sudah bahagia.

"Abang mau makan apa?" Kali ini Daf balik bertanya, Def —Daniel menggeleng.

"Abang udah makan di pesawat tadi," Ucap nya menaruh cangkir kopi di meja. Tangan kanan nya meraih ponsel yang tergeletak di samping nya.

"Kamu katanya kerja di resto keponakan nya bang Minhyun ya?" Pertanyaan Daniel benar-benar membuat Daf sedikit terkejut, dari mana kakak nya tau.

"Iya bang, jangan marah ya..." Ungkap Daf melemah diujung kalimat. Daniel menarik napas sejenak, dan merangkul Daf yang duduk disamping nya.

"Kenapa sih kamu ga bilang kalau kamu ngga punya uang, kan abang bisa transfer"

Daf menggeleng,

"Daf mau mandiri bang, pengen punya duit sendiri gitu loh..."

Daniel mengangguk paham, lagipula ini salah nya yang selalu tak memberi kabar pada adiknya itu. Daniel terlalu menyibukkan diri dengan pekerjaan di kantor.

"Mau jalan-jalan ngga?" Daniel menarik kedua sudut bibir nya keatas membentuk senyum manis, Daf menaruh telunjuk nya di dagu.

"Besok aja bang, abang kan baru dateng pasti capek kan..."

"Ah bilang aja kamu mau jalan berduaan sama Guanlin malem ini" Daniel beranjak dari duduk nya, meninggalkan Daf yang terkejut dengan ucapan Daniel barusan.

"Ih tau darimana?!"

"Dari pawang nya Guanlin," Jawab Daniel sebelum menutup pintu kamar nya. Daf beringsut dari duduk nya, untung kakak nya itu tidak menunjukkan rasa marah.

"Pawang nya Guanlin siapa ya?" Tanya Daf pada dirinya sendiri,

"Apa mungkin om Minhyun, eh gatau ah!" Daf bangun melangkahkan kaki menuju kamar nya untuk mandi dan bersiap. Karena beberapa jam lagi Guanlin akan kesini.

***

"Oh jadi ini yang nama nya Guanlin" Daniel mengamati Guanlin dari atas sampai bawah, Guanlin diam di ambang pintu ketika memgetahui kalau bukan Daf yang membuka pintu.

"Eh maaf Om, aku salah rumah deh kayak nya" Guanlin menggaruk tengkuk nya yang tak gatal, tak lama terdengar gelakan tawa, membuat Guanlin semakin heran.

'Ini om nya receh amat' gumam Guanlin dalam hati. Rasanya ingin mengutuk diri sendiri akibat rasa malu yang tak bisa dihindari.

"Daf! Ini ada Guanlin!" Teriak Daniel memanggil adik nya, tanpa memberi izin masuk pada Guanlin.

"Udah dateng ya, maaf ya lama hehe" Daf memakai flatshoes nya yang berada di ujung tangga. Ia menghampiri Daniel yang berjalan kearah nya.

"Daf izin ya bang,"

Daniel mengangguk, ia merogoh saku celana nya, menyerahkan beberapa lembar uang seratus ribuan.

"Buat Daf, bang?" Tanya Daf ragu menerima uang yang diberikan Daniel, Daniel mengangguk sebagai jawaban.

"Makasih abang!" Daf mengambil alih uang yang Daniel berikan, dengan sekalk gerak Daf memeluk erat Daniel.

"Duh ini abang gabisa napas!" Keluh Daniel, Daf terkekeh dibalik punggung Daniel.

"Kalau dikasih duit aja meluk-meluk"

"Hehe, udah ya bang, Daf pergi dulu"

Daf menghampiri Guanlin yang sedaritadi menatap kedua kakak beradik itu dengan haru.

Sampai kedua nya mencapai halaman, Guanlin menghentikan langkah nya.

"Kenapa?" Daf kebingungan

"Mau juga dong dipeluk kaya tadi"

Daf mendorong bahu Guanlin, segera menjauh dari jangkaun tangan panjang Guanlin.

"Duh anak muda jaman sekarang" Gumam Daniel dari balik kaca jendela.



_____________________



Ini bener-bener late banget ya 😢

Gatau, pas liburan ga ada ide sama sekali:''
Maaf banget huhuhu:'))


Sugar ⊹ Minhyun ft. JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang