Ayo misuh-misuh disini hehe:(
Ini lebih panjang dari biasanya, selamat membaca :)
Dafera membuka gorden kamar nya, perlahan tapi pasti cahaya matahari masuk melalui jendela. Minhyun menggeliat kecil dari balik selimut nya, Dafera mendekat kearah Minhyun—berusaha membangunkan pria itu agar bangun.
"Mas, bangun. Katanya kamu mau bantuin aku bikin kue." Dafera menggoyangkan tubuh Minhyun perlahan, sesekali ia menepuk pelan pipi Minhyun.
"Masih ngantuk, sayang. Lima menit lagi ya." Minhyun menarik bantal guling, mendekap nya semakin erat.
"Mas bangun, ih! Kamu kan udah janji mau bantuin aku bikin kue. Kalau kesiangan aku ga mau, hari ini aku ada kelas loh." Dafera menarik lengan Minhyun lagi. Semalam Minhyun pasti begadang demi menuntaskan pekerjaan yang seharusnya tidak ia kerjakan—dokumen perusahaan yang mungkin saja semua data nya sudah diganti oleh Seongwu tanpa seizin Minhyun.
"Iya-iya, nih mas bangun." Minhyun perlahan membuka mata nya yang masih terasa berat. Begitu melihat senyuman Dafera yang perlahan merekah sempurna, Minhyun ikut melukiskan senyum nya.
"Ayo! Yang sampe ke dapur duluan bisa olesin krim ke yang kalah sepuasnya!" Dafera segera bangkit dari duduk nya, sementara Minhyun terperanjat dengan seruan Dafera. Buru-buru Minhyun berlari menyusul istrinya.
Dafera menoleh ke belakang, dimana Minhyun sekarang sedang mengejar nya. Detik selanjutnya, Minhyun sudah berada di samping Dafera —dan bahkan sudah mendahului Dafera.
"Mas yang menang dong," Tutur Minhyun tersenyum bangga. Ia tersenyum lebar dibarengi dengan kekehan. Raut wajah Dafera berubah menjadi masam, harus nya ia yang sudah berada di sana, harusnya Dafera yang disana!
"Mas curang," Ungkap Dafera mengerucutkan bibir nya. Ia menyusul Minhyun yang sedang mencuci tangan dan wajah nya di bak cuci piring. Ini merupakan kebiasaan buruk Minhyun, yang kemudian malah di tiru oleh Dafera.
"Curang apanya sih sayang, ada juga kamu yang curang." Minhyun menyingkar kan diri nya dari bak cuci piring, membiarkan Dafera yang kini mencuci wajah dan juga tangan nya. Yang membuat peraturan mendadak, siapa? Yang lari mendahului sebelum Minhyun menyetujui peraturan, siapa?
"Mas Minhyun kalau lari sama aku harus nya jangan cepet-cepet, ngalah kek sama istri sendiri." Dafera masih saja merajuk, namun ia masih bisa melakukan permintaan Minhyun seperti sekarang ini, ketika Minhyun meminta diambilkan sendok— Dafera tetap menuruti nya.
Minhyun tidak membalas penuturan Dafera, ia sibuk dengan gula yang sekarang sedang ia pegang. Dafera membaca bahan-bahan apa saja yang harus ditambahkan, dengan telaten kedua nya memasukkan bahan dalam satu wadah berukuran sedang.
"Ini mau dikasih warna apa?" Tanya Minhyun begitu adonan sudah mulai mengembang. Dafera nampak berpikir sejenak, tangan nya mengambil beberapa pewarna makanan yang ada di sudut meja makan, kemarin ia baru membeli nya di super market bersama Guanlin.
"Adonan nya ga usah di kasih warna mas, yang di kasih warna tuh krim nya," Jelas Dafera memasukkan adonan kedalam loyang, sebelum akhirnya berpindah tangan ke Minhyun.
"Udah sini biar mas yang masukan ke oven nya." Minhyun tersenyum sejemang, ia memasukkan loyang kedalam oven yang sudah di panas kan dengan hati-hati.
Selagi menunggu, Dafera membuat krim yang akan di oleskan ke semua sisi kue yang mereka buat. Minhyun hanya duduk di meja makan, memperhatikan wajah serius Dafera di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage