Malam ini, malam dimana Dafera terus terjaga. Ia sama sekali tidak bisa menyusul Minhyun ke alam mimpi, rasa khawatir terus saja menggerogoti hatinya. Kedua netra nya terus memandangi Minhyun tanpa henti.
Minhyun sudah tidur sejak tiga jam yang lalu, Dafera tersenyum sejenak melihat betapa tampan nya wajah Minhyun ketika sedang tidur. Deru napas yang tenang seakan membawa kedamaian pada diri Dafera malam ini.
Dafera teringat bagaimana dulu ketika ia bertemu dengan Minhyun.
"Kamu belum tidur?"
"Eh," Kaget Dafera menjauhkan tangan kanan nya dari pipi Minhyun. Apa Minhyun terbangun akibat gerakan pelan yang Dafera buat di pipi Minhyun sejak dua puluh menit yang lalu?
"Kamu mikirin apa, hm?" Minhyun menahan punggung tangan Dafera, tetap mempertahankan tangan mungil Dafera di pipi nya. Itu membuat Minhyun lebih nyaman, meskipun hati Minhyun terganggu sejak beberapa puluh menit yang lalu.
Ya, Minhyun sudah terbangun sebelum nya. Ia hanya menilik Dafera yang tampak menatap nya dengan tatapan kosong.
"Ga ada yang aku pikirin, mas," Ujar Dafera mencoba tersenyum. Kali ini, ia hanya tidak bisa tidur dengan tenang, sesuatu mengganggu pikiran nya.
"Ehm, mas kerumah sakit sama siapa?" Tanya Dafera spontan. Minhyun menunjukkan ekspresi terkejut nya, sangat kentara ketika kedua bola mata nya terbelalak.
"Kapan?"
"Ya mas kerumah sakit aja kapan," Ucap Dafera. Jangan sampai Minhyun membohongi nya, Dafera akan marah kalau nantinya jawaban Minhyun tidak sesuai dengan harapan.
"Oh itu, dia sekretaris yang gantiin Daniel." Minhyun tidak bisa bohong, sebaik nya ia jujur kepada Dafera. Kebohongan itu akan membawa kehancuran kan?
"Ngapain kamu anter dia?" Dafera kembali melemparkan sebuah pertanyaan, raut wajah Dafera terlihat santai meski dalam benak nya sudah kacau.
"Periksa ke dokter kandungan." Helaan napas terdengar dari mulut Minhyun. Kening Dafera mengernyit, hatinya mendadak sakit begitu mendengar jawaban dari Minhyun.
"Oh, yaudah, mas aku mau tidur dulu." Dafera membalikkan badan nya, ia juga memberi jarak pada Minhyun dengan bantal guling.
Dafera saja yang istrinya tidak pernah diajak ke dokter kandungan. Ini, yang notabene nya adalah seorang sekretaris malah diantar ke dokter kandungan. Bagaimana hati Dafera tidak sesak?
"Daf," Panggil Minhyun. Dafera tidak bergerak sama sekali, gadis itu menutup mata nya seketika Minhyun menilik Dafera.
"Beneran tidur." Minhyun tersenyum sekilas, sebelum kembali keposisi nya semula. Minhyun diam-diam merutuki kebodohan nya, ia sebenarnya tidak mau mengantar sekretaris nya.
"Daf, maaf ya mas ga maksud bikin kamu sedih. Mas juga ngelakuin itu terpaksa karena mas dulu hampir nabrak suami nya. Mungkin dia masih belum menerima permintaan maaf dari mas."
Dafera mendengar penjelasan Minhyun, tapi ia tetap diam— tidak mengubah posisi tidur nya sama sekali.
"Mas nyesel bikin kamu kecewa gini, mas tau kamu pasti kecewa dengan sikap mas akhir-akhir ini. Mas bingung," Lanjut Minhyun. Suara nya semakin bergetar, rasa bersalah pada keluarga nya, rasa bersalah pada Dafera terus saja membayangi Minhyun.
Minhyun menatap langit-langit kamar nya, sebenarnya ada banyak cara yang bisa Minhyun lakukan untuk bahagia hidup bersama Dafera, namun sejak beberapa minggu yang lalu— Minhyun salah memilih semua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage