ayo ramein hehe
Sorry for typo:'''
Rumah Jaehwan menjadi tempat berkumpul seperti biasa. Selain luas, rumah Jaehwan juga menjadi tempat paling nyaman di banding rumah Daniel dan Minhyun. Tahu sendiri kalau Daniel tidak mau adiknya terganggu, sementara Minhyun tidak mau rumah nya menjadi kotor karena ulah Jaehwan.
"Gue disuruh ke China sama si boss lagi, mau nolak tapi takut beneran di pecat." Hembusan napas kasar kembali keluar, sementara kedua teman nya saling melirik satu sama lain, dan belum menemukan respon yang cocok untuk diberikan.
"Yaudahlah Jae, sana ke China lagi. Daripada lu disini nganggur terus," Saran Daniel sembari mengunyah kentang goreng nya.
"Palalu nganggur terus, apa kabar ngejagain lele?" Suara Jaehwan agak meninggi di ikuti kedua alis nya yang akan beradu.
Minhyun hanya terkekeh menanggapi nya, sedangakan Daniel melayangkan tatapan bosan. Lalu, suasana kembali hening. Ketiga pria itu sibuk memikirkan pikiran nya masing-masing.
"Niel, gue disuruh bawa adek lu ke rumah gue, lu bakal izinin ngga?" Minhyun membuka suara, mengutarakan maksud nya secara to the point. Beberapa hari yang lalu, ayah nya ingin bertemu dengan Dafera.
"Hah?" Mulut Jaehwan sedikit terbuka, tidak ada hal lain yang begitu mengejutkan selain —Minhyun yang mengajak adik Daniel ke rumah nya, itu terbilang sangat aneh.
"Tanya aja langsung sama yang bersangkutan, gue ga bakal ngelarang." Daniel menjawab nya dengan nada dingin, seakan terselip ketidak relaan melepas adiknya bersama Minhyun nantinya.
"Kalian berdua serius? Nanti Minhyun jadi ipar nya Daniel dong?" Jaehwan kembali bertanya, ia masih kebingungan dengan keadaan saat ini.
"Shh berisik, kalau gitu gue balik duluan ya." Minhyun bangkit dari duduk nya, ia bertos ria sejenak dengan Jaehwan dan Daniel, sementara Daniel menanggapi nya dengan sedikit malas.
"Semangat nih kalau udah masalah cewe," Cibir Jaehwan, kemudian Daniel terkekeh. Mereka berdua memanh sering sekali mencibir teman dari belakang.
***
Dafera baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah nya, menyapu, mengepel, kemudian memasak hidangan makan malam untuk Daniel. Sekarang tubuh nya terasa begitu lelah sekaligus lengket, mungkin mandi di bawah guyuran shower bisa membuat Dafera sedikit rileks.
Sekitar dua puluh menit, Dafera menghabiskan waktu nya di dalam kamar mandi. Bau wangi khas buah-buahan menguar dari kulit mulus nya, baju tidur sudah melekat pada tubuh Dafera. Cepat-cepat Dafera keluar dari kamar mandi ketika suara bel rumah berbunyi dua kali.
Dafera melirik sejenak dirinya di kaca, rambut nya yang masih basah membuat nya agak risih, meski sudah di sisir namun tetap saja berantakan. Lagipula siapa lagi kalau bukan Daniel yang pulang?
"Om Minhyun." Dafera menyunggingkan senyum canggung, telapak tangan nya bahkan masih memegangi ujung pintu. Ia masih terjebak dengan pikiran nya, kenapa nampak nya pria ini selalu datang kemari, bahkan mungkin disaat dia tahu Daniel tak ada di rumah.
"Bang Daniel belum pulang om," Lanjut Dafera melebarkan sedikit pintu, mempersilakan Minhyun untuk masuk dan duduk ditempat nya.
"Saya udah tau,"
Tuh kan benar dugaan Dafera, lalu untuk apa Minhyun datang kemari. Apa dia sengaja menemui Dafera?
"Saya mau ketemu kamu, lebih tepat nya saya mau ngajak — kamu makan malam." Minhyun berujar di temani dengan kegugupan di dalam kalimat nya. Minhyun takut kalau respon Dafera jauh yang ia bayangkan, sekarang Minhyun berharap Dafera mengiyakan ajakan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar ⊹ Minhyun ft. Jihoon
Fanfiction[ Hiatus ] When 27th fall in love with 18th © loosesage