3. Banci Kaleng

6K 368 25
                                    

Pake motor masuk ke perumahan elit bikin satpam-satpam langsung siaga satu. Rumahnya calon istri gue bener-bener gede banget. Masuk gerbang ketemu taman luas. Semenit naik motor baru nyampe ke depan pintu rumahnya. Heran, buat apa punya rumah segede gini, yang tinggal cuma Bulan sama bapaknya.

"Makasih, ya," katanya nyerahin helm, "mampir?"

"Oh, dengan senang hati." Langsung buka helm dengan antusias.

"Eh," dia malah megangin helm gue, "aku cuma basa-basi," katanya ketawa lepas.

"Kirain ...." Gue pasang lagi, dah, kaitan helm. "Besok ke Semarang jam berapa?"

"Kenapa? Mau nganter?" Bulan ngejawab cepet, "ngga usah repot-repot. Paling besok dianter Mang Salam."

"Siapa yang mau nganter? Aku mau ikut ke Semarang."

"Hah?" muka Bulan langsung berubah ekspresinya, "ngapain? Emang kamu ngga kerja?"

"Kerjalah," santai aja jawabnya, "kerja kan bisa di mana aja."

"Emang kamu kerja apa?" Keliatan banget dia kepo.

Ketawain aja yang kaya gini. "Kamu beneran nyuruh aku cerita panjang lebar sambil duduk di atas motor kaya gini?"

Dia ikut ketawa. Damned! Ketawanya manis banget. Jadi pengen jilatin bibir merah muda itu sampe lumer.

"Ya udah, ga jadi nanya," katanya dadah-dadah, "aku masuk dulu. Kamu tahu jalan keluar, kan?"

Yah, alamat gagal, dah. "Eh, kamu belom jawab. Ke Semarang jam berapa?"

Dia cuma dadah-dadah sambil terus buka pintu rumahnya yang super gede.

"Kalo kamu ngga kasih tahu, aku cari tahu sendiri."

Dia berbalik trus ngasih senyum supermanis pemicu diabetes. "Oya? Gimana caranya?"

"Apa kamu lagi nawarin aku masuk buat ngejelasin caranya?"

Dia ketawa lagi dan nutup pintu. "Dah!" katanya melambaikan tangan.

***

Gue ga becanda waktu bilang bakal cari tahu sendiri. Abis dari rumahnya Bulan, langsung cabut ke tempat U-Bay. Mantan hacker yang sekarang jadi game developer. Dia bete karena didatengin ngga pake pemberitahuan, tapi begitu ditantangin nge-hack email, senengnya udah kaya anak cewek dikasih Barbie.

Informasi yang gue punya cuma nomor telepon. Tapi segitu juga udah cukup. Dia mulai dari ngebongkar aplikasi messenger sampe akhirnya nemu alamat email, dan bobol. "Kecil, Man! Ngga ada yang lebih susah?" Sombong banget dia sesumbar.

Seperti yang udah diduga, di inbox-nya ada e-ticket yang dikirim dari situs pembelian tiket online. Forward ke e-mail sendiri, screenshot, kirim ke Bulan. Tulis caption, "Udah kubilang, aku akan cari tahu sendiri." Tambah emoji thug life.

Kirim.

Sebelum nutup akun-nya Bulan, satu email pemberitahuan muncul.  @adrian.a membalas komentar yang di-post di Instagram. Ke-kepo-an langsung menguasai. Gue klik link-nya, dan langsung masuk ke akun calon mantu idaman Mama. Tentu setelah dibobol juga oleh si U-Bay.

Postingannya bergambar espresso dan sandwich di samping sebungkus rokok. Captionnya, "Kecepetan dateng, masih sempetlah sebatang dua batang." Biasa aja sebenernya. Yang ngeselin komentar dari si @adrian.a itu, "Mati cemburu gue di sini."

Balesan dari @moonlight bikin mengernyit, "Tenang, Beb. Yang penting udah deal." Ditambah emoji beberapa hati merah. 

Darah gue jadi mendidih. Dia ngomongin soal deal-deal-an kita tadi? Apa hubungannya?

Istriku, BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang