Do not take a break. Stay here always.
🌻
Happy Reading
🌻Pukul 8 malam. Edelweiss terbangun karena notifikasi di handphone-nya. Rupanya dia tertidur setelah membuat teh tadi sore.
[ Markonjing is Calling ]
"Halo?"
"Halo, Edelweiss. Lagi apa?"
"Hmmm baru bangun hehehe."
"Lahh tidur ternyata. Udah makan belum?"
"Nanti aja."
"Sekarang, Del ...."
"Kak Lucas sibuk, nggak ada makanan di dapur."
"Aku ke sana, ya? Mau makan apa?"
"Ih hujan ini!"
"Nggak apa-apa ih. Aku bawa mobil, kok."
"Tetep aja. Ini udah jam 8, nanti kamu pulangnya terlalu larut."
"Dih kayak nggak kenal aku aja. Mantan anak balapan, nih. Mainnya malem."
"Udah tobat karena jadi Waketos, nih? Trus nanti pas lepas jabatan, kamu balapan lagi gitu? Iya, kan?"
"Enggak dong. Seriusan aku berhenti. Udah deh, Sayang. Aku tutup, ya? Mau beli makanan buat princess Edelweiss yang imut, byee."
"Batu banget sih, Mark!" gerutunya.
"Kenapa ih adek ngomel-ngomel?" Lucas masuk kedalam kamar adiknya itu.
"Si Mark! Masa ngeyel OTW kesini sekarang! Kan udah malem! Mana hujan lagi!"
"Dia mau ngapain kesini?"
"Bawain makanan."
Lucas terdiam. Dia terlalu sibuk dengan tugas kuliahnya, makan malam untuk adiknya pun tak sempat dibuatkan.
"Maafin kakak, ya. Kakak terlalu sibuk sama tugas kuliah kakak, sampai sampai nggak perhatiin kamu."
"Lah nggak apa-apa kok. Lagian adek kan kalo malem juga jarang makan."
Bel rumahnya berbunyi. Edelweiss turun kebawah untuk membukakan pintu.
"Selamat malam, Tuan putri," sapa Mark.
"Selamat malam pangeran kodok."
"Hehehe ... aku bawa nasi goreng, martabak telor, Kinderjoy, sama donat kesukaan kamu. Sama susu strowberry buat kak Lucas juga."
"Huhuu makasih yaa. Ayo masuk!"
"Ini kamu makan sekarang yaa."
"Sebentar, aku ambil piring sama sendok dulu."
"Wehhh Mark! Apa kabar? Udah lama lu nggak ke sini." Lucas turun dari lantai atas lalu duduk di sofa.
"Hehehe iya nih, kak. Kebiasaan kangen Edelweiss malem-malem."
"Elehhh bucin dah!"
"Hehehe."
Edelweiss datang membawa piring dan sendok lalu memasukan nasi goreng ke dalam piring.
"Aku suapin." Mark mengambil piring dari tangan Edelweiss.
"Aku bisa makan sendiri."
"Edelweis .... "
"Apa?"
"Aku yang nyuapin."
"Hufftt ya udah dehh."
Mark menyuapi Edelweiss yang sekarang sedang fokus menonton kartun Elena of Avalor di televisi.
"Edelweiss." Mark mengusap kepala Edelweiss pelan.
"Hmm?" Edelweiss masih fokus dengan televisi.
"Edel dekat sama anak baru itu, ya?"
"Nggak juga, kok."
"Beneran?"
"Iyaa," jawab Edelweiss yang masih fokus menatap televisi.
"Jangan deket-deket dia ...."
"Kenapa?"
"Mark cemburu."
Edelweiss memposisikan tubuhnya menghadap Mark. Sementara yang ditatap hanya memasang wajah cemberut lucu. Edelweiss tertawa lalu mencubit pipinya gemas.
"Ih Mark kenapa jadi manja gini? Nggak biasanya loh!"
"Nggak apa-apa ... ehehehe!"
Mereka sibuk berbincang bincang sampai tidak sadar sudah lebih jam 10 malam.
"Eh udah jam sepuluh nih, Del. Aku pulang ya .... "
"Ih nggaj nginep aja? Besok pagi aja pulangnya ke rumah kamu buat ganti baju seragam. Sarapan sama mandinya di sini."
"Emang dibolehin kak Lucas?"
"Ya boleh lah, dia juga sering bawa temen-temennya nginep disini, kok. Lagian ayah sama bunda kamu lagi ke luar kota, kan."
"Hmm iya deh, hehehe."
"Oke, kalo mau tidur sekarang biar aku anter ke kamar tamu."
"Okee."
"Tidur nyenyak pangerannya Edel." Edelweiss menyelimuti Mark yang telah terbaring di kasur.
"Selamat tidur princess-nya Mark, mimpi indah yaa."
"Ih cringe banget kita. Dah tidur ya. Aku ke kamar aku."
"Eh Edelweiss!"
"Iyaa?"
"Emmm nggak jadi, nghehehe ... Mark sayang Edel."
"Udah ih aku malu!" Edelweiss segera pergi meninggalkan Mark yang sedang terbahak bahak. Wajahnya memerah karena malu.
Jangan lupa Vote 🌱
See di next chapter
Publish : 29 Januari 2020
Revisi : 20 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jingga ✔
Fanfiction''Dia Bumi, dan kamu Angkasa. Lalu aku apa? Hanya jurang pemisah antara kalian berdua." Tertulis saat sinar pagi berbangga. Cinta yang tulus oleh dua hati yang berbeda, menulis cerita Istimewa. Kisah gadis dengan berjuta cerita dalam hidupnya. Pers...