🎼 ㅡ Bumi untuk Angkasa

58 10 1
                                    

Should i stand where i'm looking?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Should i stand where i'm looking?

🌻
Happy Reading
🌻

"Makasih ya, Del, udah nemenin gue beli buku hehe," kata Chenle.

"Iya, makasih juga udah nganter gue pulang."

"Oke-oke. Gue pulang ya, bye bye."

"Bye bye, hati-hati dijalan."

Chenle mencubit pipi Edelweiss lalu naik ke motornya dan berlalu. Edelweiss menghela napasnya gusar lalu masuk kedalam rumahnya. Lucas sepertinya ada kelas siang. Kini hanya ada dirinya sendiri di rumah.

Tentang yang diucapkan Chenle tadi, lelaki itu berkata hanya ingin mengungkapkan perasaannya saja. Chenle bilang ia sangat mengagumi Edelweiss dan segala yang ada pada dirinya.

[ Kak Lucas 🐒 ]

Mkn siang aku masakin? |

| Kamu udh mkn blm?

Udah sama si Lele tdi |

| Ywd gausah masak
| Kakak mkn di kantin aja
| kakak pulang jam 3
| kasih makan Tinkerdell

Iya |

Edelweiss berjalan ke halaman belakang rumahnya. Memberi makan Tinkerdell dan juga Bibey. Gadis itu duduk termenung di pinggir kolam renangnya.

"So hard ...." lirihnya. Edelweiss menatap pantulan wajahnya dikolam renang itu. Pantulan wajahnya memudar saat tetesan air mata jatuh diatasnya. Edelweiss menangis tanpa suara. Bahkan disaat dirinya sedang sendiri pun, ia tidak mau menjadi gadis yang rapuh. Dia ingin melepas semua rasa lelahnya.

"Tentang gadis yang menangis di tengah hujan deras malam itu."

Edelweiss tersentak. Ia menoleh sekelilingnya, namun tidak ada siapapun. Padahal suara itu terdengar sangat jelas dan nyata di telinganya.

"D-Donghyuck?" panggilnya. Gadis itu menepis pikiran abstraknya. Ia beranjak dari pinggir kolam renang menuju rumahnya. Ia merebahkan diri di sofa dengan TV yang menyala. Beberapa saat kemudian gadis itu tertidur pulas.

...🌱...

Mark sedang menyapu kamarnya. Biasa, anak tunggal memang dibiasakan untuk mandiri. Apalagi orang tuanya sangat sibuk.

"Ayah sama Bunda mau ke kantor sebentar, ya. Mark boleh main di luar kalau mau, hati-hati ya," kata Bunda Mark.

"Iya, bunda juga hati-hati."

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang