Do you perhaps know that even my today has become a miracle thanks to you yet again.
🌻
Happy Reading
🌻Mereka sampai di rumah sakit dan Jaemin segera di larikan ke IGD. Sementara Haechan mendapat penanganan ringan oleh dokter.
Edelweiss, Lucas dan Jeno duduk di bangku tunggu. Edelweiss terlihat sangat khawatir dengan keadaan Haechan dan Jaemin. Tangannya berkeringat dingin. Lucas yang menyadari adiknya terlihat begitu gelisah, merangkulnya dan mengusap tangannya, "Jaemin sama Haechan baik-baik aja, Del. Tenang aja ...." ucap Lucas.
"Cewek tadi siapa sih?!" tanya Edelweiss frustasi.
Haechan keluar dari ruangan nya. Bawah matanya tampak di beri plaster luka. Haechan duduk di sebelah Edelweiss, menetralkan napasnya.
"Cewek gila ... dia gila ...." gumam Haechan lemah.
"Siapa sih dia? Nggak ada otak tau nggak! Apa-apaan nyulik temen gue! Sampe luka luka lagi! Kalo sekolah di SMA gue udah gue gantung di pohon kelapa belakang sekolah anji--"
"Udah-udah, di rumah sakit ini. Mau kakak suntik kamu?" ancam Lucas. Edelweiss teringat bahwa Lucas kuliah kedokteran. Edelweiss menutup mulutnya dan menjauh dari Lucas.
"Dia mantan gue," ucap Haechan.
"Gila lu ...."
"Sebelum gue pacaran sama dia, dia nggak gitu, Del. Kita baik-baik aja selama beberapa hari itu. Sebelum malam itu, gue nggak sengaja liat dia muasin nafsu cowok-cowok di Club. Gue baru tau dia depan belakang beda."
"Ada masalah mental?"
"Kayaknya. Ah bangsat tuh cewek."
"Ayah gue kenal sama ayahnya, Del. Ayah bilang tetap bakal dituntut, karena bagaimanapun juga dia udah melakukan tindakan kriminal berencana. Dia udah nguntit lo dari beberapa hari yang lalu, Chan," jelas Jeno.
"Pasti karena malem itu. Dia sempat ketemu gue di mini market yang sama dengan mini market yang didatengin Jaemin tadi. Dia bilang dia dihamilin pacarnya dan pacarnya pergi. Gue diminta tanggung jawab."
"Nggak ada otak ...." Edelweiss bertepuk tangan pelan. Haechan tertawa pelan.
"Makasih," lirih Haechan. Edelweiss hanya mengangguk dan merapikan rambut Haechan. Menelisik wajah lelaki itu dan menangkup pipinya.
"Cepat sembuh, semua yang di diri lo. Luka-luka di tubuh lo, dan semuanya. Makasih juga udah mau jadi temen Jaemin. Dia pilih-pilih teman banget kalo lo mau tau."
"Eummm kayak lo?" kekeh Haechan.
"Nah kan, Jaemin buka kartu nih pasti. Jaemin sialan ah."
Haechan tertawa lalu menyandarkan kepalanya di pundak Edelweiss. Malam semakin larut. Mereka masih menunggu Jaemin selesai di tangani. Orang tua Jaemin juga sudah di telpon. Mereka panik tentu saja. Namun Edelweiss mengatakan bahwa Jaemin sudah ditangani dokter dan orang tua Jaemin bisa merasa sedikit tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jingga ✔
Fanfiction''Dia Bumi, dan kamu Angkasa. Lalu aku apa? Hanya jurang pemisah antara kalian berdua." Tertulis saat sinar pagi berbangga. Cinta yang tulus oleh dua hati yang berbeda, menulis cerita Istimewa. Kisah gadis dengan berjuta cerita dalam hidupnya. Pers...