🎼 ㅡ Extra Chap. ㅣTak berbeda

212 12 1
                                    

Kita yang saling merindukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kita yang saling merindukan.
Terpisah dengan jarak.
Terpisah dengan dunia.
Terpisah dengan rasa.

🎼 Happy Reading 🎼

6 years later...

"Sayang! Viona kamu apain itu?!" Teriak Edelweiss dari perpustakaan saat mendengar Viona menangis kencang.

"Ayang! Viona eek!" teriak Haechan. Edelweiss segera berlari menuju ruang tamu dan mengangkat Viona ke lantai atas diikuti Haechan.

"Heh! Bukannya ngurus anak malah main game!" Edelweiss melempar bantal ke wajah tampan Lucas itu.

"Ya kakak juga mau refreshing kali, capek kerja di kantor." Lucas mematikan handphone-nya dan beralih mengambil Viona.

"Assalamualaikum ...."

"Waalaikumussalam, eh kak Yuqi, Vio pup tuh," kata Edelweiss.

"Ya ampun anak bundaaa, maaf ya, Del kalau ngerepotin ...." ujar Yuqi.

"Nggak kok, Kak, nghehe."

Edelweiss dan Haechan keluar dari kamar Lucas. Edelweiss membereskan laptop dan beberapa catatan kantornya di atas meja.

"Vio lucu ya, Yang ...." Haechan mengendus leher gadis itu.

"Iya, siapa dulu tantenya?"

"Pengen punya dedek bayi juga, Yang ...."

Edelweiss mengecup bibir lelaki itu dan menggandengnya keluar dari perpustakaan.

"Adek pulang ya kak! Assalamualaikum!"

"Waalaikumussalam!"

Edelweiss dan Haechan masuk ke dalam mobil. Edelweiss mengeluarkan buku catatannya di dalam tas dan juga pulpen. Menuliskan kegiatan yang harus dilakukannya hari ini.

"Mau makan apa siang ini, Yang?"

"Aku mau sup ayam!" girang Haechan.

"Kemarin kita makan sup ayam juga loh."

"Aku sukaaa."

Edelweiss terkekeh geli dan membeli beberapa bahan makanan. Tiba-tiba handphone Edelweiss berbunyi, ia segera mengangkat panggilan itu.

"Halo? Kenapa, No?"

"Dimane lu?" tanya Jeno.

"Super market, nape?"

"Elaah gue di rumah lo nih. Nganter laptop."

"Kunci rumah di pot, tapi kayaknya tadi gue masukin agak dalem. Gali aja ampe meninggoy."

"Gila lu emang."

"Pfft udah ah, jangan lupa kunci lagi ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam, cintaku sayangku jiwa ragaku."

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang