I'm wearing it roughly, nobody cares. The tempo's already changed. Follow me in step, up!
🌻
Happy Reading
🌻"Hari ini, ibu akan membagikan kelompok membuat Short Film. Nama yang ibu sebutkan harap berkumpul dengan kelompok nya." Bu Jessica mulai mengundi nama murid pada gulungan kertas di atas mejanya.
"Kelompok tiga, Edelweiss, Mark, Lami, Jeno, Haechan, Hina, Jisung, dan Hyunjin."
"Pfftt mampus lo, njing." Edelweiss menahan tawanya saat mendengar Jeno dan Lami satu kelompok. Kelompok tiga bergabung di meja Jeno.
"Ini apaan? Gue tidur tadi? mwehehe," celetuk Lami.
"Ih gila lu depan gebetan gitu!" celetuk Hina.
"Hah? Siapa gebetan gue?" tanya Lami polos.
"Nggak ada! Nih tembok gebetan lo," kesal Jeno.
"Santai, bro, santai. Depan calon pacar kagak boleh marah-marah," usil Jisung.
"Biadab lo, Cung," desis Jeno.
"HAHAHAHA!" Jisung tertawa seolah tanpa dosa.
"Ini yang jadi pemerannya kita juga apa gimana sih?" tanya Mark.
"Iya, kita sendiri," jawab Haechan.
"Bagi deh, kameramen satu, editor satu, naskah satu, sisanya yang main peran," usul Hina.
"PEMERAN UTAMA JENO SAMA LAMI YA GUYS!" pekik Hyunjin.
Gebrak! Jeno menendang kaki Hyunjin yang membuat korban meringis karena tendangan Jeno sangat keras dan kakinya menghantam ujung meja.
"Gue naskah ya," kata Edelweiss.
"Gue kameramen ya," kata Mark.
"Gue ngedit," tambah Haechan.
"Ya udah, Lami, Jeno, Hina, Hyunjin, Icung, akting ya." kekeh Edelweiss.
"Gue nggak bisa akting, Del, sumpah," rengek Jeno.
"Idih, hidup lo bukannya banyak Drama? Pasti jago akting!"
"Sialan."
"Durasi Filmnya minimal 8 menit dan maksimal 15 menit. Waktu pengerjaan ibu kasih satu minggu, kira-kira cukup ya?" tanya bu Jessica.
"Cukup buu." Murid-murid mengacungkan jempolnya.
"Baik, sekian untuk hari ini, silakan pulang. Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh."
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
"Edel pulang sama aku ya," ucap Mark.
"Boleh. Kita mulai syuting besok atau Lusa ya? Gue nulis naskah dulu. Sama lagi ngerawat Jaemin juga lagi sakit. Duluan ya." Edelweiss berjalan keluar kelas dengan Mark. Kemudian disusul Haechan yang berjalan di sampingnya. Jadi lah Mark dan Haechan yang mengapit Edelweiss. Edelweiss menghela napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jingga ✔
Fiksi Penggemar''Dia Bumi, dan kamu Angkasa. Lalu aku apa? Hanya jurang pemisah antara kalian berdua." Tertulis saat sinar pagi berbangga. Cinta yang tulus oleh dua hati yang berbeda, menulis cerita Istimewa. Kisah gadis dengan berjuta cerita dalam hidupnya. Pers...