🎼 ㅡ Ada karena terpaksa

56 13 1
                                    

Different city every night, alright, i swear

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Different city every night, alright, i swear. The world better prepare, for when i'm a billionaire.

🌻
Happy Reading
🌻

Hari yang dinanti pun tiba. Anggota OSIS sudah berkumpul di ruang OSIS pukul setengah enam pagi lengkap dengan almamater OSIS mereka.

"Yang ikut cabang lomba hari ini berapa orang?" tanya Edelweiss. Beberapa anggota OSIS mengangkat tangan. Giat lomba pada hari ini adalah pertandingan Basket putra dan putri, Futsal antarsekolah, dan lomba menyanyi antarsekolah.

"Oke, semuanya tolong kerja samanya demi kelancaran acara kita ya."

"Siap, Del. Yok teriak-teriak dulu biar semangat yok!" lantang Jaemin.

"One two seven 2019!" teriak Mark.

"Fighting!" seru seluruh anggota OSIS. Mereka keluar ruangan dan langsung disambut anggota OSIS angkatan sebelumnya.

"Semangat semangat! Good luck guys!" ujar Rose menyemangati.

"Good Luck euy!" sahut Lino.

"Semangat, Del." Yohan menepuk pundak Edelweiss dan dibalas dengan senyuman oleh sang gadis.

"Acara pembukaan delapan menit lagi," ucap Edelweiss pada Mark. Mereka berdua sedang menuju kelas mengimbau teman-temannya agar segera baris ke lapangan.

"Yok baris yok!" Edelweiss dan Mark masuk dan membuka jendela kelas.

"SEMANGAT YANG COWOK TANDING PERTAMA!" girang Somiㅡ menyemangati Felix tentu saja.

"Morning, Echan," sapa Edelweiss.

"Morning, Edelweiss. Keren banget lo sumpah."

"Pfft biasa aja. Semangat ya."

"Semangat, Chan," sahut Mark.

"Yoi."

Mereka berbaris di lapangan. Perwakilan dan para supporter sekolah lain juga sudah berkumpul. Anggota OSIS menyebar sesuai dengan arahan Edelweiss dan Mark untuk menghindari berisik saat kepala sekolah membuka acara.

Edelweiss, Mark dan Taeyoung berdiri di sekitar SMA Prasamadya. Sengaja saja, Edelweiss ingin tau tentang sekolah Haechan dulu itu.

"Itu Haechan bukan, sih?" bisik seorang siswi dari sekolah itu.

"Haechan Danuar itu? Eh Iya anjir, preman sekolah dulu, kan?" sahut temannya.

"Serem njir, masih nakal nggak sih dia sekarang?"

"Kayaknya masih, liat aja mukanya datar banget gitu."

"Jangan berisik ya ...." tegur Taeyoung pelan. Edelweiss dan Mark saling pandang melihat kelakuan adik kelasnya yang sangat gemoy itu.

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang