🎼 ㅡ Gratis Ongkir, deh!

49 11 0
                                    

I want you back in my life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I want you back in my life.

🌻
Happy Reading
🌻

"Sayang, pulang sama aku, ya?" Mark menghampiri Edelweiss yang sedang membereskan buku-bukunya.

"Aku sama Jeno mau langsung jemput Lucas sama Echan di rumah sakit."

"Nggak apa-apa, aku ikut, ya."

Edelweiss mengangguk lalu mereka berdua keluar dari kelas menghampiri Jeno di parkiran.

Edelweiss berangkat ke rumah sakit bersama Mark. Hening di antara mereka. Entah mengapa sejak kejadian tadi malam, sebelum berangkat ke Rumah sakit itu, mereka menjadi sangat canggung.

"Sayang ...." panggil Mark.

"Hmm?" Edelweiss menoleh.

"Kamu masih marah sama aku ya? Yang tadi malem itu ...."

"Nggak kok ...."

"Maafin aku ya ... aku nggak tau bakal segitunya ke kamu ...."

"Nggak apa-apa, Mark."

"Sayang, hari ini kita serasa jauh banget ...."

"Aku nggak ngerasa gitu."

"Yang ...."

"Mark, ayo jalan."

"Oke ...."

Mark melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Edelweiss membuka kaca mobil dan seperti biasa menyembulkan kepalanya keluar. Wajah cantiknya terlihat sangat manis diterpa hembusan angin. Beberapa saat kemudian rintik-rintik hujan dirasakannya. Edelweiss langsung duduk di posisi semula dan menutup kaca mobil.

"Kenapa, sayang?" tanya Mark.

"Hujan ...."

"Oohh iya-iya ...."

"Tentang gadis yang menangis di tengah hujan deras malam itu ...."

"Siapa sih?" tanya Edelweiss pelan. Mark seketika menoleh dan menatapnya dengan alis terangkat.

"Apa sayang?"

"Eh? Nggak apa-apa kok ...."

"Serius nggak apa-apa?"

Edelweiss mengangguk pelan. Mereka singgah di sebuah warung makan membeli bubur dan sup untuk makan siang terlebih dahulu. Setelahnya, mereka kembali menuju rumah sakit. Sampai di sana, mobil Mark berhenti di parkiran area rumah sakit.

"Tunggu sebentar, sayang, aku ngambil payung." Mark turun dari mobil menuju bagasi mengambil sebuah payung. Ia membuka pintu mobil untuk Edelweiss dan merangkul gadis itu memasuki gedung Rumah Sakit.

"Numpang yaa." Jeno berdiri di antara mereka berdua. Membuat Edelweiss sontak mencubit perut Jeno yang buncit itu. Buncit ke dalam bwahahaha 🌝

Sampai di gedung rumah sakit, Jeno berjalan masuk terlebih dahulu. Edelweiss menunggu Mark yang sedang menutup payung dan menaruhnya penitipan barang.

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang