Can i be honest? I so hate to be controlled.
🌻
Happy Reading
🌻Para polisi datang dan langsung mengamankan area lorong sekolah itu. Acara hari ini dialihkan esok hari agar tidak terjadi kericuhan. Siswa dan siswi dari SMA yang diundang pun segera diminta untuk pulang. Kecuali SMA tuan rumah yang masih berada di sekolah.
Seorang siswa dari SMA Prasamadya terbukti membunuh seorang siswi dari SMA Antang 127. Edelweiss, Jeno dan Jaemin mengajukan diri sebagai saksi. Korban sempat dibawa ke rumah sakit, namun nyawanya tidak dapat tertolong lagi. Luka tusukkan di sekujur tubuhnya mengakibatkannya kehilangan banyak sekali darah. Pelaku sudah dibawa ke kantor polisi. Sementara Edelweiss, Jeno dan Jaemin pun sudah memberikan kesaksian mereka.
Pertanyaan yang terlintas hanyalahㅡ apa yang sebenarnya terjadi di ruangan itu?
Saat pintu didobrak, mereka bertiga melihat dengan jelas siswa dari SMA Prasamadya itu menusuk-nusukkan pisau ke leher Tzuyu. Siswi kelas 12 IPA 2.
Saat siswa itu menoleh kearah mereka bertiga, Edelweiss langsung menutup pintu itu lagi dan menahannya. Jeno berlari memanggil pihak guru sembari menelpon ayahnya.
Untunglah pihak polisi datang lebih awal. Karena Edelweiss dan Jaemin hampir tidak kuat menahan pintu itu agar tidak terbuka. Bahkan pintu itu sempat terbuka dan pelaku menodongkan pisau ke arah mereka berdua. Kalau saja Jaemin tidak memukul pelaku itu dengan kayu, entahlah apa yang terjadi pada mereka.
Edelweiss sedari tadi terdiam membeku di tempatnya. Wajahnya pucat dan dingin. Di sampingnya ada Mark yang mencoba menenangkann. Juga Haechan dan teman-temannya yang lain.
"Udah, nggak apa-apa, Sayang ... jangan takut ...."
"Del," Edelweiss menoleh. Haechan memberikan sebotol air mineral dan duduk di dekat mereka.
"Lo kenal pelakunya, Chan?" tanya Mark.
"Namanya Taehyung Anggara, temen gue dulu."
"Kenapa lo mau temenan sama dia?"
"Karena dulu dia nggak gitu."
Edelweiss masih terdiam ditempatnya. Dia sangat syok. Terutama saat mengetahui korbannya itu adalah kakak kelasnya yang sangat dekat dengannyaㅡ Tzuyu.
"Jeno," panggil seseorang. Jeno menoleh, ayahnya ternyata.
"Iya, Yah?"
"Ayah mau ke kantor lagi. Oh iya, tadi kata pak Xiumin, pelakunya bilang alasan dia bunuh siswi itu karena dia cemburu siswi itu punya pacar. Awas aja kamu kalo gitu juga. Nggak ayah maafin. Dijamin kartu keluarga ayah nggak ada nama kamu lagi," kata Donghae.
"Ih apasih ayah amit-amit. Jeno biarpun masih muda gini, bisa menggunakan otak dengan baik kali. Ngapain ngebunuh kalo cemburu? Mending siram air keras."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jingga ✔
Fanfiction''Dia Bumi, dan kamu Angkasa. Lalu aku apa? Hanya jurang pemisah antara kalian berdua." Tertulis saat sinar pagi berbangga. Cinta yang tulus oleh dua hati yang berbeda, menulis cerita Istimewa. Kisah gadis dengan berjuta cerita dalam hidupnya. Pers...