I see swimming pools and living rooms and aeroplanes.
🌻
Happy Reading
🌻Edelweiss sudah siap dengan seragam sekolahnya. Namun hari ini ia izin hingga jam ke dua. Ia akan menjenguk Jeno sekaligus mengantar Mark ke bandara. Mark sudah siuman pukul dua dini hari tadi. Sementara Jeno kini dipindahkan ke ruang inap.
Edelweiss dan Lucas sampai di Rumah sakit. Edelweiss masuk ke ruangan Jeno dan melihat sepupunya itu berbaring di atas bangsal dengan wajah pucat. Ada juga Donghae dan Yoona yang menemaninya.
"Pagi, Om, Tante ...." sapa Edelweiss.
"Pagi, Edelweiss ... udah sarapan, sayang?" tanya tante Yoona.
"Udah tante ...." Edelweiss menatap Jeno yang kini tengah menatapnya juga. Perasaan bersalah tiba-tiba menyelimuti hati gadis itu.
"Makasih banyak, No ...."
Jeno tersenyum kecil lalu menggenggam tangan Edelweiss.
"Tadi pagi waktu Mark siuman, gue sempat jenguk dia. Dia cuman nyebut nama lo. Samperin gih di ruangannya. Jam delapan dia berangkat."
Edelweiss mengangguk lalu mengusap rambut Jeno. Ia dan Lucas berjalan menuju ruangan Mark yang berada tidak jauh dari ruangan Jeno. Saat Lucas hendak mengetuk pintu, Edelweiss menahannya.
"Edelweiss? Kenapa lagi?" tanya Lucas. Edelweiss menghela napasnya lalu menggeleng pelan. Lucas mengetuk pintu ruangan dan membukanya. Mark dan orang tuanya yang ada di dalam langsung menoleh.
"Edelweiss ...." lirih Mark lemah. Namun senyumnya merekah seolah dirinya sedang baik-baik saja.
"Kamu izin ya?" tanyanya.
"Iya ...." Mark tersenyum pedih melihat sorot mata gadis itu.
"Kamu harus ke Kanada hari ini juga, ya?"
Mark mengangguk pelan lalu membawa gadis itu ke pelukannya. Lucas dan orang tua Mark memutuskan keluar dari ruangan, membiarkan mereka berdua berbincang-bincang.
"Padahal aku mau ngajak kamu jalan-jalan hari ini ... tapi kayaknya ditunda dulu ya ... atau mungkin nggak sama sekali?"
"Ditunda. Jalan-jalan kita cuman ditunda, kok. Kamu pulang dari Kanada pokoknya kita pasti jalan-jalan," tutur Edelweiss.
"Whatever happens later, I will always remain in your heart, and will never leave you." Mark mengusap bibir Edelweiss dengan ibu jarinya. Menepis jarak di antara mereka. Mark melumat bibir kecil itu pelan.
Mark memperdalam ciumannya. Ia tidak memperdulikan apapun yang akan terjadi. Ia hanya menghabiskan waktu lebih lama dengan gadisnya, sebelum hal-hal buruk benar-benar terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jingga ✔
Fanfiction''Dia Bumi, dan kamu Angkasa. Lalu aku apa? Hanya jurang pemisah antara kalian berdua." Tertulis saat sinar pagi berbangga. Cinta yang tulus oleh dua hati yang berbeda, menulis cerita Istimewa. Kisah gadis dengan berjuta cerita dalam hidupnya. Pers...