I don't even need to ask.
I know you too damn.
I hate you're happy,
I hope you can't sleep.🌻
Happy Reading
🌻Haechan pamit pulang karena sudah cukup larut. Edelweiss mengantarnya sampai depan pagar, "Hati-hati ya, Chan."
"Iya. Kamu masuk aja sana."
"Nunggu mobil kamu jalan aja."
"Ledies first." Edelweiss terkekeh. Ia berjalan mendekat dengan Haechan.
"Makasih. Aku beruntung banget kenal sama kamu."
"Aku lebih beruntung kenal sama kamu." Haechan mengusap rambut Edelweiss, perlahan membawa gadis itu ke dalam pelukannya.
"Kamu pake shampo bayi?" ianya Haechan.
"Iya. Kamu pake parfum vanilla ya?"
"Iyaaa sayang." Haechan mencubit pipi gadis itu dan mereka berdua terkekeh.
"Ya udah aku pulang ya."
"Hmm, jangan ngebut." Edelweiss melambaikan tangan nya. Untung gelap karena malam. Kalau siang, Haechan mungkin sudah tergelak melihat wajah Edelweiss yang merah padam.
"Masuk sana." Haechan menuntun Edelweiss masuk ke dalam pagar rumahnya. Edelweiss menutup wajahnya malu, "Ih aku malu!"
"Kkk kenapaa?"
"Kamu tuh kayak- argh lupain aja! Aku masuk dulu, bye!" Edelweiss menutup pagar rumahnya. Namun Haechan masih bisa melihatnya di sela-sela besi pagar itu. Edelweiss yang melompat-lompat dan berjalan kaku. Gadis itu salah tingkah sendiri.
"Besok pagi aku jemput yaa!"
"Aku sama kak Lucas!" jawab Edelweiss tanpa menoleh dan masih berjalan cepat.
"Nggak peduli, pokoknya aku jemput."
"Terserah!"
"Bye, sayang!"
"Yak! Haechan Danuar Fahreza!" Haechan memekik sebelum akhirnya masuk dan menutup pintu rumahnya. Haechan terbahak-bahak dan akhirnya melaju dengan mobilnya.
Sementara Edelweiss sedang mengatur detak jantungnya yang tidak karuan. Entahlah, ia merasakan sesuatu yang aneh saat Haechan memperlakukannya begitu.
Edelweiss berlari ke kamar Lucas. Dilihatnya kakaknya itu sedang berbaring di kasur menonton Netflix di televisi. Edelweiss langsung menindih tubuh Lucas.
"Eh eh adek! Jangan macem-macem! Nanti kakak khilaf!"
"Dasar kakak Biadab!" Edelweiss memukul dada Lucas lalu memeluk tubuh bongsor itu. Lucas mengangkat adiknya itu. Dan sekarang posisi mereka, Lucas bersandar di sandaran kasurnya dan Edelweiss berpangku memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jingga ✔
Fanfiction''Dia Bumi, dan kamu Angkasa. Lalu aku apa? Hanya jurang pemisah antara kalian berdua." Tertulis saat sinar pagi berbangga. Cinta yang tulus oleh dua hati yang berbeda, menulis cerita Istimewa. Kisah gadis dengan berjuta cerita dalam hidupnya. Pers...