Even if the desert becomes cracked, no matter who shakes this world.
🌻
Happy Reading
🌻"Jangan kecewa sama takdir Tuhan. Kalau ada yang harus pergi, relakan, ikhlaskan. Karena pada dasarnya semua punya tujuan. Bahagia atau tidaknya jalan hidup seseorang sudah tertata dalam genggaman Tuhan."
Edelweiss mematikan macbook-nya setelah mendengar ketukan pintu.
"Adek, Sholat subuh dulu."
"Iya." Edelweiss berjalan ke kamar mandi lalu mengambil air wudhu. Ia sholat berjama'ah dengan Lucas, Winwin dan Kun saja. Karena yang lainnya memang berkeyakinan berbeda dengan mereka.
"Hari ini kamu berangkat sama kakak," kata Lucas.
"Iya, Kak."
Selesai sholat, Edelweiss turun ke dapur untuk membuat segelas susu. Ternyata Ten dan Xiaojun sedang membuat sarapan.
"Morning, Del," sapa Xiaojun.
"Morning, Kak," jawab gadis itu lemah. Ia mengambil sekotak susu di dalam kulkas dan menuangkannya ke dalam gelas. Jangan tanyakan kenapa Edelweiss menjadi sangat murung. Kalian sudah tau jawabannya.
"Hari ini adek final basket, ya?" tanya Hendery.
"Iya, Kak."
"Wah kalau gitu kita semua harus nonton nih. Kemarin kan nggak sempat," sahut Winwin.
"Iya dong, masa bu Ketos final nggak ada cogan yang teriak-teriak," celetuk Lucas. Edelweiss hanya misuh misuh-misuh dalam hati. Ganteng katanya? Cih! Lebih ganteng Wong Yukhei WayV daripada dia!
Sebenarnya, Lucas dan teman-temannya itu sudah tau masalah Edelweiss dan Mark. Karena itu mereka tidak ingin membahas apapun yang berhubungan dengan itu.
Lucas menatap Edelweiss yang duduk termenung di kursinya hanya bisa menghela napas. Ia menghampiri Edelweiss dan menyodorkan sepotong Nugget.
"Setidaknya ada yang masuk ke perut selain susu." Edelweiss mengambil nugget itu dan memakannya.
"Edelweiss berangkat dulu, ya."
"Iya, hati-hati ya," jawab Winwin dan yang lainnya.
Lucas dan Edelweiss masuk ke dalam mobil. Edelweiss membuka kaca mobil dan menyembulkan kepalanya keluar. Membiarkan angin pagi yang segar menerpa wajahnya. Lucas terkekeh melihat kelakuan adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jingga ✔
Fanfiction''Dia Bumi, dan kamu Angkasa. Lalu aku apa? Hanya jurang pemisah antara kalian berdua." Tertulis saat sinar pagi berbangga. Cinta yang tulus oleh dua hati yang berbeda, menulis cerita Istimewa. Kisah gadis dengan berjuta cerita dalam hidupnya. Pers...