🎼 ㅡ Dan sukar tergapai

49 15 0
                                    

After we say this to each other, our story begins

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

After we say this to each other, our story begins.

🌻
Happy Reading
🌻

"Aku pulang dulu ya, sayang. Byeee," pamit Mark.

"Hati-hati ya."

"Iya, sayang. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Mark turun dari balkon kamar dan melaju dengan mobilnya. Edelweiss dan Haechan saling diam beberapa saat.

"Mau latihan sekarang?" tanya Edelweiss

"Boleh."

Edelweiss tersenyum simpul lalu mengajak Haechan ke ruang musik. Sebenarnya ruangan ini 80 persen kepemilikan Lucas. Edelweiss sering masuk sekedar membuat musik untuk lagu yang ditulisnya saja.

"Kak Lucas mana, Del?"

"Ada di kamar. Revisi naskah paling." Edelweiss mengambil gitarnya didalam lemari.

"Lirik pertama aku atau kamu duluan?" tanya Edelweiss.

"Kayaknya kamu duluan deh, terus aku, kamu lagi, dan Reff berdua aja."

"Okey."

Haechan memainkan gitar dengan lihai. Tidak ada alasan khusus mereka memeilih lagu berjudul Garis Terdepan milik Fiersa Besari untuk dibawakan nanti. Toh, memang untuk cabang lomba ini lagunya dibebaskan. Niatnya, mereka ingin mengajak penonton ambyar sama-sama.

"Bilur makin terhampar ...
Dalam rangkuman asa ...
Kalimat hilang makna ...
Logika tak berdaya ...."

"Di tepian Nestapa ...
Hasrat terbungkam sunyi ...
Entah aku pengecut ...
Atau kau tidak peka ...."

"Bentar-bentar aku mau ketawa dulu kkk," potong Edelweiss.

"Relate sama kita di real life banget 'kan?"

"Iya! Bhahahahaha! Oke lanjut-lanjut kkk."

"Ku mendambakanmu
Mendambakanku ...."

"Bila kau butuh telinga tuk mendengar, bahu tuk bersandar, raga tuk berlindung...
Pasti kau temukan aku di garis terdepan ...."

"Bertepuk dengan sebelah tangan ...."

Lirik terakhir itu dinyanyikan oleh Haechan karena ia mengisyaratkan Edelweiss bahwa dia yang akan menyanyikan bagian itu. Edelweiss hanya bisa tersenyum kecut karena tau apa maksudnya. Haechan melanjutkan petikkan gitarnya dan menyanyikan lirik selanjutnya dari lagu itu.

"Kau membuatku yakin ...
Malaikat tak selalu bersayap ...
Biar saja menanti ...
Tanpa batas tanpa balas ...."

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang