🎼 ㅡ Cerita bukan luka

103 12 2
                                    

Aku hanya ingin masa itu tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku hanya ingin masa itu tiba. Kira kembali bertemu, mengucapkan "Hai, udah makan?", lalu saling peluk melepas rindu. Rindu pada kamu, yang pergi meninggalkan kisah paling berharga bagiku.

🌻
Happy Reading
🌻

Edelweiss berjalan masuk ke dalam kelasnya. Seketika teman-teman kelasnya menatap gadis itu. Edelweiss mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa?" tanya Edelweiss.

"Nggak apa-apa kok, Del," sahut Jeno yang langsung membuat seisi kelas mengerti dan kembali melanjutkan aktivitas mereka. Edelweiss duduk di mejanya dan mengedarkan pandangan ke penjuru kelas. Tiba-tiba, Chenle, Renjun, Jaemin, Haechan, Jisung dan Jeno duduk mengelilinginya.

"Ntar istirahat makan cimol yuk?" tawar Chenle.

"Terserah." jawab Edelweiss.

"Lu udah tau pak Baekhyun mau nikah?" tanya Renjun. Edelweiss hanya menggeleng pelan.

"Mana Mark?"

Mereka semua saling tatap mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Pak Baekhyun nikahnya di Brazil? Sama bu Taeyeon 'kan?" tanya Jaemin.

"Yap! Pak Chanyeol yang kasih tau gue!" sahut Haechan.

"Mana Mark?" tanya Edelweiss lagi. Kini Intonasinya meninggi.

"Dia izin sekolah," jawab Jeno.

"Izin kenapa?"

"Dia berangkat ke Kanada."

"Ngapain?"

"Ada acara keluarga."

"Kenapa dia nggak kasih tau gue?"

Mereka semua terdiam. Edelweiss menggelengkan kepalanya dan tertawa remeh.

"Di mana Mark?!"

"Edelweiss, tenang dulu ...." Jaemin menggenggam tangan Edelweiss, namun gadis itu menepisnya.

"No! Bilang sekarang sama gue, Mark di mana?!" Edelweiss menarik kerah baju Jeno dengan kasar.

"Edelweiss ..."

"Jeno Gamaliel Artaka! Bilang sama gue sekarang, Mark ada di mana?!"

Jeno hanya bisa bungkam. Edelweiss masih mencoba menahan tangisannya. Seluruh murid di dalam kelas menjadi hening dan iba menatap gadis itu.

"Nana? Di mana Mark?"

"Njun?"

"Lele?"

"Icung?

"Haechan? Di mana Mark?"

Tidak ada yang mampu menjawab pertanyaan gadis itu. Edelweiss menggeleng tidak percaya. Ia duduk kembali di bangkunya. Tatapannya kosong. Yang ada di pikirannya sekarang hanyalah lelaki itu, Mark Distian Mahardhika.

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang