🎼 ㅡ Hari kemerdekaan

64 10 0
                                    

Izinkan aku pergi dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Izinkan aku pergi dulu.
Yang berubah hanya tak lagi, aku milikmu.

🌻
Happy Reading
🌻

"Haechan," panggil Mark. Mereka sedang mengambil motor di parkiran sekolah.

"Surat yang gue kasih waktu itu ... masih lo simpan?"

Haechan mengangguk.

"Jangan dibuang. Kali aja masih berlaku." Mark langsung berlalu meninggalkan Haechan yang mematung tidak mengerti.

...🌱...

Edelweiss pulang dijemput Lucas. Kebetulan Lucas tidak ada kelas hari ini. Mereka mampir ke supermarket membeli sayur dan buah-buahan untuk stok di dapur.

"Nanti sore aku basket ya," kata Edelweiss.

"Iyaa."

"Loh? Itu Echan, 'kan?"

"Iya kali."

Haechan sedang berdiri di depan rak buah anggur dan terlihat memilih anggur hijau atau yang ungu. Wajahnya terlihat sangat lucu saat bingung begitu.

"Ding dong!"

"Woah! Edelweissss, aku kaget banget tau."

"Hehehee."

"Kamu sama siapa, sayang?"

"Kak Lucas tuh."

"Oohh iyaa. Nanti basket berangkat sama aku ya?"

"Terserah kamu aja."

"Okey, sayang."

Mereka selesai berbelanja lalu membawa masing-masing belanjaan ke mobil.

"See you jam tiga, Honey ...."

"Too ... Echan hati-hati di jalan ya."

"Siap, cintaku!"

Mereka terkekeh lalu masuk ke mobil masing-masing dan pulang. Satu hal kecil, Edelweiss dan Mark akhir-akhir ini tidak pernah bertegur sapa lagi. Alasannya? Entahlah, hanya Edelweiss yang memiliki alasan. Mark tidak tahu apa-apa.

Edelweiss sibuk dengan persiapan Olimpiade Matematika. Sementara Mark? Lelaki itu seringkali mengajak Edelweiss bicara, namun gadis itu mengacuhkannya. Mark mencoba menepis pikiran buruknya. Ia berpikir Edelweiss hanya sedang ingin fokus dengan olimpiadenya.

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang