🎼 ㅡ Sabar ya, Felix.

54 9 0
                                    

I don't give a fxxk, i'm not giving up, i still want it all

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I don't give a fxxk, i'm not giving up, i still want it all.

🌻
Happy Reading
🌻

Pukul 8 malam. Edelweiss masih duduk di samping bangsal Haechan. Lelaki itu belum juga sadar. Di luar ruangan, Mark dan Jaemin ikut menunggu.

"Edelweiss," panggil Lucas.

"Hm?"

"Kamu pulang dulu. Besok kamu sekolah."

"Haechan juga besok harus sekolah ...." lirihnya.

"Edelweiss."

"Bilang aja aku izin jagain Haechan."

"Stephina Edelweiss."

"Aku pulang jam sembilan. Kalian pulang aja kalau mau. Aku bisa pesan grab."

Lucas keluar dari ruangan Haechan dan duduk kembali di kursi tunggu. Edelweiss mengelus rambut Haechan pelan.

"Haechan, ayo bangun ... besok harus sekolah lho. Ada pr Bahasa Mandarin dari pak Yixing. Kamu kan suka pelajaran bahasa Mandarin ...."

"Jangan mabuk lagi ya ... jangan ngerokok juga ... aku nggak suka."

"Maaf buat kejadian tadi pagi. Aku nggak tau bakal kaya gini. aku udah nyakitin orang yang baik banget dalam hidup aku."

"Echan, ayo bangun ..." Edelweiss menggenggam tangan Haechan erat. Ia tertunduk selama beberapa saat. Tiba-tiba ia merasakan jari-jari Haechan bergerak. Matanya mengerjap dan terbuka.

"Echan?!" Edelweiss hendak menekan tombol pemanggil dokter namun Haechan menahannya. Edelweiss mengambil air putih di atas nakas dan memberikannya pada Haechan.

"Kenapa aku di sini?" bisik Haechan.

"Kamu mabuk berat ...."

Haechan terlihat berusaha mengingat-ingat sesuatu. Selama beberapa saat hening. Edelweiss tertunduk diam sementara Haechan menatapnya nanar.

"Maafin aku ... aku cuman nggak tau lagi harus gimana ..." tutur Haechan. Edelweiss menggeleng pelan.

"Aku ngerasa semuanya udah berakhir gitu aja. Kamu udah kembali sama Mark dan sesuai perjanjian aku sebelumnya, aku nggak akan maksa kamu untuk jatuh sama aku. Tapi, aku nggak akan bisa ...."

"Kenapa kamu berpikir aku kembali sama Mark?"

"M-maksud kamu?"

"Aku nggak tau apa yang terjadi kedepannya. Jadi jangan berpikir semua di antara kita udah berakhir. Kita mulai pun belum, 'kan?" Haechan terdiam dan mengangguk kecil.

"Kamu pusing? Aku panggil dokter dulu." Edelweiss menekan tombol pemanggil dokter di atas nakas.

"Nggak boleh mabuk sama ngerokok lagi ya? Janji sama aku?"

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang