The perfect sweetness specially blended.
🌻
Happy Reading
🌻"Sayang, kenapa?" Mark duduk disamping Edelweiss yang sedari tadi terdiam di kursinya. Sementara teman-temannya yang lain lebih dulu pulang.
"Apa yang bakal orang omongin tentang sekolah kita nanti?"
"Sekolah kita korban, Sayang."
"Justru itu ...."
"No no no, kamu jangan khawatir, ya. Udah, sekarang kita ke aula. Anggota OSIS udah pada nunggu." Mark merangkul Edelweiss menuju aula. Di sana sudah ada anggota OSIS dan juga mantan anggota OSIS tahun sebelumnya berkumpul.
"Edelweiss ...." Jennie memeluk Edelweiss. Wajah gadis itu memang terlihat sangat pucat.
"Udah, Del. Nggak apa-apa ...." ucap Dahyun. Edelweiss hanya mengangguk pelan lalu ikut duduk bersama mereka.
"Edelweiss, kenapa?" tanya Yohan.
"Nggak apa-apa, Kak."
"Kalo lo ngerasa bersalah karena menurut lo kejadian ini adalah tanggung jawab lo. Lo salah, Del. Orang-orang nggak bakal memandang sekolah kita jelek karena jadi lokasi pembunuhan konyol kok. Dan justru lo yang jadi pahlawan dalam kejadian ini. Kalau lo nggak pergi ke lorong tadi pagi, pembunuhan itu tetap terjadi. Tapi yang bikin parah, pelaku pasti lari dan korban ditinggal di dalam sana, kan? Nggak ada yang tau 'kan siapa pembunhhnya? Baru sekolah kita yang bakal dicap jelek sama orang luar. Tapi semuanya jadi baik-baik aja karena lo. Ingat, Del, karena lo," tegas Yohan. Edelweiss mengangguk mengerti. Perasaannya sedikit lebih tenang.
"Kalian semua, jangan pernah merasa bersalah atas kejadian ini. Jangan pernah kalian berpikir 'pasti ini gara gara kita kurang maksimal dalam pengawasan acara' blablabla. Nggak ada istilah kurang maksimal. Sekali lagi, jangan jadikan tanggung jawab kalian sebagai rasa bersalah. Ini kecelakaan yang nggak bisa diduga, bukan hal yang kita harapkan." ucap Yohan.
"Jenazah Tzuyu sudah sampai di rumah keluarganya. Kita berdoa supaya keluarga diberi ketabahan dan almarhumah diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa. Berdoa, dimulai."
Mereka semua berdoa menurut agama dan kepercayaan masing masing.
"Selesai."
"Aamiin."
"Amen."
"Istirahat semuanya. Besok kerja lagi. Semangat ya," Yohan dan mantan anggota OSIS lainnya keluar dari aula.
"Edel pulang sama gue," kata Jeno.
"Lo sama Lami aja, Jen. Gue udah sama Mark."
"Nggak. Lami dijemput mamanya. Lo pulang sama gue."
"Bye, Mark. Hati-hati ya pulangnya."
"Iya, Sayang. Kamu hati-hati juga. Jangan dipikirin lagi, okey?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jingga ✔
Fanfic''Dia Bumi, dan kamu Angkasa. Lalu aku apa? Hanya jurang pemisah antara kalian berdua." Tertulis saat sinar pagi berbangga. Cinta yang tulus oleh dua hati yang berbeda, menulis cerita Istimewa. Kisah gadis dengan berjuta cerita dalam hidupnya. Pers...