🎼 ㅡ Surat dari si ganteng

158 42 15
                                    

That moment of ours,Our time of youth it has passed and it'll never return

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

That moment of ours,
Our time of youth it has passed and it'll never return

🌻
Happy Reading
🌻

"Makan dulu. Jangan bikin diri lo sakit juga." Jaehyun menyodorkan sekotak Brownis kepada Lucas. Yang ditawari hanya menghela nafas gusar dan meletakkan kotak itu di sampingnya.

"Gue yakin Edelweiss bentar lagi sadar. Dia cewek kuat, dia nggak akan biarin kita cemas sama kondisi dia." Jaehyun menepuk pundak Lucas lalu berjalan masuk ke ruangan Edelweiss.

Jaehyun duduk di samping kasur Edelweiss. Hening. Hanya suara alat medis rumah sakit yang memecah kesunyian.

"Jangan sakit lagi, Del. Cepat bangun. Kita semua kangen kamu." Jaehyun mengusap tangan Edelweiss dan mengecup keningnya.

"Cepat sembuh ... Kakak sayang kamu."

...🌱...

"Mukanya kenapa murung gitu?" tanya bunda Mark yang sedang menuangkan air putih ke dalam gelas.

"Jadwal OSIS padat ya?" tambah Ayah.

Mark menggeleng pelan. Menyuap sesendok nasi dan ayam kedalam mulutnya kemudian mendorong pelan piringnya.

"Mark capek banget, Mark tunda dulu makan malemnya ...." Mark berlalu menuju kamarnya.

...🌱...

Haechan menghentikan mobilnya di depan rumah. Menghela nafas lega setelah sekian lama bergelud dengan rasa gundahnya.

1 jam perjalanan terasa sangat lama baginya. Pikiran yang campur aduk membuat hatinya tidak tenang. Firasat buruk saat dia akan kembali ke Jakarta.

Haechan berjalan menuju pintu rumahnya. Ia melihat sebuah kertas terselip di bawah pintu. Haechan mengambil kertas itu lalu membacanya.

Kunci rumah lo di tempat lo naroh biasanya. Gue lagi sibuk. Edelweiss kecelakaan. Dateng aja ke rumah sakit kalo lo udah pulang. Makanya HP bawa. Pake acara nyemplung segala. kampret emang.

Jaemin ganteng.

Haechan membelalak kaget. Edelweiss kecelakaan? Itu bukan sebuah berita yang Haechan harapkan saat dia kembali ke rumah. Ternyata firasat buruknya benar terjadi.

Haechan mengurungkan niatnya masuk ke dalam rumah, beralih kembali ke dalam mobilnya dan tancap gas menuju rumah Sakit.

...🌱...

"Edel belum sadar juga Doy?" tanya Johnny yang baru sampai ke rumah sakit hari ini. Teman teman Lucas dan teman teman Edelweiss juga selalu berkunjung meski hanya menanyakan Kondisi Edelweiss kepada Lucas.

"Belum."

"Lucas gimana?"

"Masih nggak mau makan."

"Dia terpukul banget, Doy. Gue juga gitu dulu waktu Jessie keserempet motor pas mau nyebrang sama temennya. Gue marah banget. Temen temennya Jessie gak gue tegur sampai Jessie lulus SMP."

Btw, Jessie adik kandungnya Johnny. Temennya Edelweiss dulu soalnya Jessie sering ikut Johnny kalo kumpul di rumah Lucas. Tapi sekarang Jessie pindah ke Chicago ikut mama papanya. Johnny mah di Jakarta aja, katanya susah nyari temen yang kayak Doyoung dkk.

"Ini salah gue, Kak. Gue minta maaf karena nggak bisa jagain Edelweiss." Mark tiba-tiba datang dan duduk di samping Doyoung.

"Nope. Hey Bro, ini bukan salah lo. Ini murni kecelakaan yang nggak disengaja," jelas Johnny. Mark hanya tersenyum miris.

...🌱...

Haechan sampai di depan Rumah sakit dan bergegas mencari ruangan Edelweiss. Saat sampai pada lorong ruangan, orang pertama yang Haechan lihat adalah Mark yang duduk di bangku tunggu dengan wajah frustasi.

"Gimana keadaan Edelweiss?" tanya Haechan. Mark menoleh sekilas lalu berpaling.

"Lo dateng di waktu yang tepat." Haechan mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Haechan? Lama nggak ketemu." Lucas keluar dari ruangan Edelweiss dan menghampiri mereka berdua.

"Emm iya, Kak .... "

"Edelweiss masih koma, jenguk aja di dalem."

"Iya, makasih kak." Haechan masuk ke dalam ruangan Edelweiss. Ruangan itu VIP, jadi hanya ada Edelweiss pasiennya. Haechan duduk di kursi yang ada di samping bangsal.

"Del, ini gue, Echan."

"Gue baru tinggal lo beberapa hari, lo malah gini ... gue udah sedih banget berangkat ke Bandung karena dapet kabar nenek gue meninggal. Kenapa pas pulang gue harus dapet berita nggak enak gini?"

"Cepet bangun ... gue kangen banget sama lo. Di Bandung gue mikirin lo terus. Kenapa sih handphone gue pake acara nyemplung aquarium segala." Haechan jadi kesal sendiri.

"Oh iya, gue sama mama papa udah baikan, Del. Tapi mereka tetap nggak bisa balik ke Jakarta. Katanya bisnis mereka udah terlanjur dikelola disana."

"Hmm Del ... kayanya gue serius sama perasaan gue ke lo ... gue rasa ... gue cinta sama lo."

"Tapi, halangan terbesar gue tetap Mark ya, Del? Dan gue yakin dia juga tulus banget sama lo"

"Kita liat kedepannya aja ya, Del? Gue nggak mau ngerusak hubungan lo sama Mark. Intinya lo harus cepat sembuh ya Del .... "

Haechan mengecup kening Edelweiss pelan, mengelus lengannya dan beranjak keluar dari ruangan.

"Kak, gue pulang duluan ya, mau beresin rumah kak .... "

"Iya, Chan. Makasih udah jengukin Edelweiss."

"Iya kak, duluan ya, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Haechan berjalan keluar dari rumah sakit menuju mobilnya. Singgah sebentar di sebuah I-Store untuk membeli handphone baru, lalu pulang ke rumah.




Jangan lupa Vote 🌱
See di next chapter




Publish : 1 Maret 2020
Revisi : 22 Juli 2020

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang