How much rain felt in your eyes?
🌻
Happy Reading
🌻Edelweiss dan Lucas dalam perjalanan pergi ke Mall. Satu fakta besar, Edelweiss jarang sekali pergi ke Mall. Karena ia bukan tipe yang suka jalan-jalan dan belanja. Dia lebih suka rebahan. Dan kalaupun ingin membeli sesuatu, ia akan menitip dengan Lami atau siapapun tema-temannya yang akan pergi ke Mall.
Lucas juga heran sendiri dengan adiknya itu. Disaat remaja-remaja lain heboh ingin ke Mall, adiknya itu lebih memilih berkutik dengan buku di perpustakaannya dan menyanyi nyanyi tidak jelas. Padahal Lucas juga tidak pernah melarang adiknya untuk ke Mall.
"Nanti mau belanja apa?"
"Beli buku ya?"
Selalu saja beli buku. Lucas menghela napasnya, "Sekali ini aja, kakak mau kamu berfoya-foya dikit, bisa?"
"Apa sih?"
"Ya kamu itu nggak pernah belanja-belanja! Aneh!"
"Ya daripada belanja nggak jelas! Mending gaji kakak di tabung. Siapa tau nanti kakak mau beli apa gitu? Kakak mau nikah modalnya ada dari situ, kan?"
Edelweiss tidak bisa memungkiri memang. Setelah ayahnya meninggal, perusahaan dan bisnis sang ayah dikelola oleh Lucas dan juga keluarganya yang lain. Otomatis Lucas yang menerima uang dari itu semua. Karena itu, Edelweiss merasa tidak pantas memanfaatkan uang yang diberi Lucas untuknya digunakan untuk Hangout saja. Lucas sudah sibuk dengan tugas kuliahnya, ditambah mengurus perusahaan dan bisnis mendiang sang ayah, Edelweiss juga jadi tidak enak.
"Tapiㅡ"
"Udah deh, Kak. Lagian juga ngapain aku belanja barang yang nggak aku perlu?"
"Yaudah iyaa-iyaa. Tapi nanti main di Timezone ya?"
"Terserah kakak aja."
Mereka sampai di Mall Coconut Gading. Edelweiss dan Lucas berjalan beriringan dengan bergandengan tangan. Edelweiss sedang membalas pesan di grup kelasnya sementara Lucas fokus berjalan saja.
"Ih liat deh, gemes banget! Yang cowok ganteng, yang cewek cantik. Kapan gue gituu?!" ucap seorang perempuan pada temannya kegirangan. Edelweiss menoleh pada mereka lalu melirik Lucas.
"Ganteng ya kak pacar aku?" tanya Edelweiss. Kedua gadis itu cengengesan lalu mengangguk. Edelweiss menggandeng Lucas posesif dan menariknya.
"Iya sih, kita jatohnya kayak pacaran," ujar Lucas.
"Kasian kakak jomblo gitu. Anggap aja aku pacar kakak sekarang."
Mereka terkekeh lalu masuk ke sebuah toko buku. Lucas berdiri di depan rak komik. Sementara Edelweiss di depan rak novel. Mereka berdua kakak beradik beda frekuensi memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulau Jingga ✔
Fanfictie''Dia Bumi, dan kamu Angkasa. Lalu aku apa? Hanya jurang pemisah antara kalian berdua." Tertulis saat sinar pagi berbangga. Cinta yang tulus oleh dua hati yang berbeda, menulis cerita Istimewa. Kisah gadis dengan berjuta cerita dalam hidupnya. Pers...