🎼 ㅡ Tiba-tiba Rindu

139 47 5
                                    

Goodbye as we part towards the rough path after you leave me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Goodbye as we part towards the rough path after you leave me. I hope you only walk on the path with flower

🌻
Happy Reading
🌻

"Apa yang terlintas di kepala lo saat orang yang lo suka kecelakaan? Kalo gue sih ya marah banget."

Jaemin meminum ice latte-nya. Haechan dan Jaemin membolos pelajaran matematika. Namun, tidak berkesan membolos yang aneh-aneh. Mereka bolos ke perpustakaan meski menyempatkan diri membeli minuman di kantin.

"Tapi, itu kecelakaan nggak disengaja, kan? Maksud gue, nggak ada yang salah di sini. Dan di situasi kayak gini, gue harusnya khawatir sama kondisi Edelweiss aja. Bukannya marah." Haechan berujar lalu membuka buku Biografi Ir. Soekarno. Membaca halaman demi halamannya.

"Ya udah sih terserah lo. Btw, udah jenguk Edel, kan?"

"Udah."

"Ngapain aja lo? Gue ngobrol-ngobrol random gitu. Soalnya orang bilang, orang yang lagi koma itu pendengarannya masih berfungsi. Nggak tau bener atau nggak, gue baca di wattpad kayak gitu." Jaemin menerawang, mengingat cerita yang tadi malam ia baca sebelum tidur di Wattpad.

"Pffft. Gue nggak tau sih itu bener atau nggak. Tapi yaa sama,  gue cerita-cerita juga. Tentang gue di Bandung segala."

"Oh iya, katanya Mark masih belum mau liat Edelweiss secara langsung."

"Huh? Kenapa gitu?"

"Katanya dia ngerasa bersalah banget nggak ngejagain Edelweiss waktu itu. Padahal menurut gue bukan salah dia sih. Kan kecelakaannya nggak disengaja."

Haechan hanya bisa mengangguk tanda mengerti.

...🌱...

Mark bergegas keluar dari Kelas setelah mendapat pesan dari Doyoung bahwa Edelweiss sudah sadar dari koma. Melaju ke rumah sakit dengan mobilnya. Ketika sampai, Mark berlari menuju ruangan Edelweiss dan melihat Doyoung, Winwin, Taeil, Johnny, Jungwoo, Taeyong, dan Yuta duduk di bangku rumah sakit di depan ruangan Edelweiss.

Mark perlahan membuka pintu ruangan lalu masuk. Ia melihat Edelweiss terbaring lemah di bangsalnya dengan wajah pucat. Ada Lucas dan Jaehyun menemaninya.

"Adek, ada Mark ...." kata Lucas. Edelweiss menoleh dan langsung tersenyum riang. Mark merasa sesak di dadanya. Lama tidak melihat gadis itu tersenyum padanya lagi, Mark sangat rindu.

Mark menghampiri Edelweiss. Lucas dan Jaehyun keluar dari ruangan menyilakan mereka berdua berbincang bincang.

"Maafin aku ...." Mark mengelus tangan Edelweiss lembut, "Maaf aku nggak ngejagain kamu waktu itu ...."

"Hmm? Mark nggak salah apa-apa, kok minta maaf?"

Mark menggeleng pelan, mengecup kening dan pipi Edelweiss lalu mengusap rambutnya.

"Kamu gimana, Sayang? Masih ada yang sakit?"

"Masih pusing, kaki aku juga masih agak sakit. Tapi nggak apa-apa kok, kan ada Mark."

Mark terkekeh pelan, Mengecup pipi Edelweiss berkali kali dan berakhir kecupan kecil di bibir gadis itu.

"Cepat sembuh, Sayang ... biar bisa jalan-jalan sama Mark lagi ya .... "

...🌱...

Pukul tujuh malam, Edelweiss terbangun dari tidurnya. Memandangi pelosok ruangan yang tampak sangat sunyi. Di samping kasurnya, Lucas, Taeyong dan Jaehyun sedang bermain game di ponsel.

"Eh adek udah bangun? Minum dulu." Lucas mematikan ponselnya lalu mengambil minum di nakas, tepat di samping Edelweiss.

"Padahal adek bisa ambil sendiri," keluh Edelweiss.

"Kamu nggak boleh capek-capek, Dek," tutur Taeyong.

"Kapan aku boleh pulang?"

"Kata dokter seminggu lagi. Kondisi kamu masih lemah, jadi harus dalam pengawasan dokter dulu," jelas Lucas. Edelweiss mengangguk paham.

"Mark tadi pulang pas kamu tidur," lanjut Lucas.

"Ohh iya."

"Gue mau ke mini market beli makanan. Pada mau nitip apa?" Jaehyun mengambil jaketnya dan kunci mobil di dalam ransel.

"Gue nitip Coca-cola dong, Jae," request Taeyong.

"Roti cokelat aja. Yang Edelweiss suka itu. Beliin 10 bungkus ya. Nih duitnya," kata Lucas.

"Yang Edelweiss suka? Yang mana deh?"

"Yang ada Boboiboynya."

"Oalah, oke. Adek mau nitip nggak?"

"Hmm aku boleh makan Kinderjoy nggak sih?"

"Nggak boleh. Nanti pas pulang dari rumah sakit aja," kata Lucas.

"Hmm yaudah, aku mau Hello Panda yang rasa Cokelat."

"Okee."

...🌱...

Haechan terbangun dari tidurnya pukul 2 pagi. Diminumnya air putih di samping tempat tidur. Entah kenapa dia terbangun sepagi ini. Dia memutuskan untuk mengambil Wudhu dan sholat Tahajud.

Selesai sholat, Haechan mengecek Handphone-nya. Ada Beberapa notifikasi dari teman-temannya yang memberi kabar bahwa Edelweiss sudah sadar dari koma. Haechan sebenarnya sudah tau kabar ini dari Jeno, namun ia menunda waktu untuk menjenguk Edelweiss menyilakan orang-orang terdekat Edelweiss saja yang menjenguk terlebih dahulu.

Haechan terkejut karena mendapat notifikasi dari Edelweiss semalam. Dia buru- buru membuka pesan itu.

[ Stephina Edelweiss 😺]

| Lo dimana Chan?
| kok gak jenguk :')
| Ayo ke sini
| Gak kangen gw?
| Hihi just kidding:"

Eh Del |
Gue di rumah kok |
Hmm maaf belum jenguk lo |
Soalnya kondisi lo belum bener bener pulih |
Pagi ini gue jenguk lo deh |
Gue juga kangen lo bangett ^^ |
See you Edell |

Haechan kemudian menyalakan televisi mencari acara Bola. Sekalian Menunggu adzan subuh. Hari ini Haechan bersemangat sekali bertemu Edelweiss. Setidaknya, dia bisa berbincang bincang dengan gadisnya itu. Ehm ralat, temannya itu.





Jangan lupa Vote 🌱
See di next chapter





Publish : 3 Maret 2020
Revisi : 21 Juli 2020

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang