🎼 ㅡ Habidin, Ichin!

154 43 10
                                    

My heart melts at your smile

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

My heart melts at your smile.
When our eyes meet,
My heart pounds.

🌻
Happy Reading
🌻

Edelweiss sudah bisa duduk bersandar di bangsalnya. Ia memperhatikan benda berwarna biru di depannya kini dengan seksama, lalu meletakkannya lagi di atas nakas.

Pintu ruangan terbuka, menampakkan Mark yang datang dengan memakai seragam sekolahnya, juga membawa buah-buahan segar yang ia titip kepada bunda saat bundanya akan pergi ke super market tadi pagi.

"Selamat pagi, Edelweiss." Mark mengusap rambut Edelweiss dan mengecup keningnya. Mark Heran, kurang lebih seminggu Edelweiss berada di rumah sakit dan tidak diizinkan Mandi, tapi aroma tubuhnya tetap wangi khas minyak telon bayi, kesukaan Mark.

"Pagi juga, Mark."

"Udah sarapan, hmm?"

"Edelweiss nggak mau sarapan. Katanya buburnya lembek. Ya mana ada bubur keras kaya bata gue bilang," sahut Lucas yang baru saja masuk ke ruangan dengan wajah sebal membawa semangkuk nasi sop. Sedangkan oknum mogok makan hanya terkekeh.

"Ih nggak boleh gitu, kamu harus sarapan. Aku suapin, ya?" Edelweiss segera menutup mulutnya.

"Hmm ya udah, makan buah mau ya?" tawar Mark lagi. Kali ini Edelweiss mengangguk. Mark segera mencuci apel lalu memotong-motongnya, menyuapi Edewleiss yang bertingkah seperti bayi.

Tok tok tok

Pintu ruangan terbuka, sesorang dengan pakaian sama seperti Mark masuk kedalam dengan wajah sumringah awalnya, namun melihat adanya Mark, dia melunturkan senyumnya.

"Selamat pagi, Edelweiss. Selamat pagi, Kak Lucas," sapanya.

"Pagi, bro." Tak lupa juga menyapa Mark. Edelweiss tersenyum ramah dan menyilakan Haechan duduk di dekatnya. Jadi posisi mereka sekarang, Edelweiss bersandar di sandaran bangsalnya, Mark duduk di atas Kursi di samping kanan bangsal, Haechan duduk di pinggir kiri kasur alias di samping Edelweiss, sedangkan Lucas berbaring di lantai. Menyedihkan.

Atmosfer diantara mereka mendadak canggung. Haechan yang tidak juga bersuara, Mark yang pura-pura sibuk dengan ponselnya, Edelweiss yang sedang sibuk dengan pikirannya, dan Lucas yang sedang belanja Online di Tokowidia, mumpung lagu promo besar-besaran katanya.

"Sayang, Aku ke sekolah lagi, ya? Batas izin aku sampai jam delapan aja tadi. Cepat sembuh, Sayang." Mark mengecup punggung tangan Edelweiss, di depan Haechan. Diperjelas, di depan Haechan.

"Hati-hati ya, jangan ngebut," ujar Edelweiss. Mark mengangguk dan tersenyum manis.

"Balik kak."

"Yoi, bro. Hati-hati," jawab Lucas.

"Duluan, Chan. Gue yakin lo belom PR Kimia," ujar Mark datar, jangan lupakan wajah sinisnya.

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang