🎼 ㅡ Manusia kuat

51 14 0
                                    

With a rather low voice with a little thrill with excitement i walk towards you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

With a rather low voice with a little thrill with excitement i walk towards you.

🌻
Happy Reading
🌻

Mark yang sedari tadi memperhatikan gadisnya itu tersentak saat seseorang menariknya.

"Apaan lu?! Lepasin!"

"Kok kamu gini sekarang sama aku Mark?"

"Lepasin gue bangsat! Sialan lo, Mina!"

...

"Mark, kenapa kamu berubah?" lirih gadis itu.

"Suka-suka gue! Gue nggak ada urusan sama lo!" Mark beranjak dari tempatnya namun tangannya ditahan oleh Mina.

"Aku masih sayang sama kamu, Mark ... aku nyesal pilih Wonwoo waktu itu ...."

"Emang gue peduli? Udah gue bilang jangan muncul lagi di hidup gue! Bagaimana pun lo bilang sayang ke gue, gue nggak pernah sayang sama lo dan selamanya gue benci sama lo!"

"T-tapi... dulu kamu yang nembak aku Mark ...."


"Kalau waktu itu Allen nggak kasih gue dare juga gue nggak akan sudi nembak dan pacaran sama lo!"

Mina terisak, Mark tersenyum miring. Ingin dia lempar gadis itu ke sungai amazon, tapi dirinya pun tidak pernah kesana. Mark berjalan meninggalkan Mina tidak peduli. Namun sekali lagi gadis itu menahannya.

"Aku nggak peduli kamu benci atau apapun sama aku!"

Mina meraup bibir Mark kasar. Mark terkejut bukan main. Ia berusaha mendorong gadis itu namun nihil, gadis itu menahan tengkuknya erat.

"Mark di mana, Njun?" tanya Edelweiss.

"Nggak liat sih, Del."

"Tadi ke sana," tunjuk Jeno. Edelweiss berjalan ke arah tangga diikuti Jeno, dan kejadian itu terpampang jelas di depan matanya.

Mark yang berusaha melepas tautan itu akhir mendorong Mina dengan keras hingga gadis itu tersungkur. Emosinya sudah di luar batas. Mark baru menyadari kehadiran Edelweiss dan langsung menariknya ke Rooftop.

"Jangan bawa Edelweiss."

Langkah Mark terhenti saat kalimat sarkas itu terucap dari mulut seorang Jeno Gamaliel Artaka.

"No, ini bukan kayak yang loㅡ"

"Lo ngelukain Edelweiss," desis Jeno, "dan lo berurusan sama gue."

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang