🎼 ㅡ Di bawah rayu senja

63 9 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


And my hopes, they are high, i must keep them small.

🌻
Happy Reading
🌻

Srett.

Bus itu berhenti di depan sekolah. Seluruh murid turun membawa barang-barangnya kaluar dari bus. Edelweiss yang awalnya membawa dua tas besar yang masing-masingnya berisi perlengkapan pribadi dan juga snack, kini hanya menggendong satu tas saja. Snack-nya sudah habis ia bagi-bagikan dengan semua temannya tadi malam.

"Anjir, Echan udah nungguin," kata Jeno.

"Eh Nana mana sih?" tanya Edelweiss.

"Di sini!" Jaemin datang dengan ranselnya yang tidak terlalu besar itu ditenteng di tangannya.

"Nana pulang sama siapa Na?"

"Dijemput bunda kok."

"Ohh oke oke."

"EDELWEISS!" Haechan memeluk gadis itu hingga tubuh Edelweiss terangkat. Edelweiss terkekeh lalu membalas pelukan Haechan.

"Ditinggal sehari rasa LDR beda alam aja lu, Chan," cibir Mark.

"Nghehehee cemburu nih bapaknya. Maaf ya, Pak, abisnya kangen banget sama Edelweiss ulululuuu."

Edelweiss, Jeno dan Mark terkekeh gemas melihat tingkah Haechan itu.

"Yuk pulang," kata Haechan. Mereka masuk ke dalam mobil sementara Haechan memasukkan tas mereka ke dalam bagasi. Edelweiss dan Mark duduk di belakang, dan Jeno di depan.

"Seru nggak camping-nya?" tanya Haechan.

"Seru sih, setidaknya bisa lepas dari Hp nghahahaha."

"Iya sih, tapi 'kan aku jadi khawatir. Kak Lucas aja sampai ke rumah aku nanyain kamu."

"Hayolooo ntar diomelin tiang sutet lhoo," tunjuk Jeno.

"Gue omelin balik! Lagian kak Lucas juga nggak bakal omelin gue. Nanti dia bilang nggak ada yang bantu dia revisi naskah ululululu."

"Yeuuu kocak."

Mobil Haechan singgah di warung gado-gado di samping pangkalan ojek depan gang rumah Jaemin.

"Ada yang mau gado-gado juga?" tanya Haechan. Edelweiss, Mark dan Jeno serentak mengangkat tangan. Mereka sangat lapar. Haechan terkekeh lalu turun dari mobil memesan gado-gado. Edelweiss membuka kaca mobil di samping Mark dan menyembulkan kepalanya keluar.

"Echan, punya aku nggak pake timun yaa."

"Iya, sayang, aku udah tau kok," jawab Haechan. Mark menoleh saat mendengar Haechan memanggil Edelweiss dengan sebutan 'Sayang'. Seketika air mukanya menjadi datar. Edelweiss menyadari itu langsung mengecup pipi Mark singkat dan kembali duduk di tempatnya. Mark tersenyum kecil lalu bersandar pada pundak gadis itu.

Pulau Jingga ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang