Kesel gak sih pas udah nulis panjang-panjang eh malah ilang seketika. Sebel banget ih...
Udah kaya pacaran lama-lama tapi gak jadi di lamar...yang doi lamar malah yang lain...
Nyesek banget njir!😈 aelah jadi curhat ade
Part ini khusus buat yang nungguin cerita ade, emng ada? Gak ada sih tapi tau aja ada terselip rasa rindu sama ARAKILLA tapi malu buat mengungkapkan... cieilaaah
Semoga suka part ini...Jangan lupa vote dan commenya...bom vote juga gak papa dari part 1-23.. maksa banget yah😄
Happy Reading
Malik tak hentinya melempar senyum lebar pada setiap karyawan atau stap yang menyapanya sepanjang koridor. Terlihat banyak yang menatah heran sekaligus terpesona pada General Meneger mereka itu. Walau tak jarang Malik tersenyum ramah dan berbincang pada karyawan serta stap tapi pria tampan itu tak pernah menunjukan senyuman selebar itu. Malik paling hanya akan tersenyum tipis dan hanya berbincang seadaanya pada beberapa karyawan dan stap yang menurutnya pembicaraan mereka penting atau jika orang itu benar-benar asik di ajak bicara.
Malik memang bukan atasan yang dingin dan arogan, ia hanya terkesan cuek pada sekitarnya dan hanya tersenyum tipis ketika menanggapi sapaan para karyawan. Tapi berbeda dengan siang ini. Senyum lebar menghiasi bibir Malik, sampai ia sendiri khawatir ia akan merobek bibirnya sendiri saking lebarnya.
Kebahagiaanya kali ini tak lain dan tak bukan adalah karena Ara. Gadis manis nan menawan itu menerima tawaran Malik untuk makan siang bersama. Dengan alasan itu pula Malik berjalan cepat nyaris berlari menyusuri koridor menuju lift yang akan mengantarkanya ke lobi. Ia tak ingin terlambat kali ini. Malik tak ingin kecolongan star lagi oleh Reyhan. Beberapa kali ia mengajak gadis yang ia sukai itu untuk makan siang atau pun jalan-jalan bersama tapi selalu di dahului oleh Reyhan.
Kali ini dia tidak ingin kecolongan lagi. Dia ingin melakukan pendekatan seintens mungkin dan menjadikan Ara masa depanya secepat mungkin.
Tiba-tiba langkahnya terhenti, senyum lebarnya lenyap detik berikutnya. Ia teringat perjanjian itu. Perjanjian yang pada akhirnya mempertemukanya dengan seoran Arakilla Dermawan. Ia harus apa? Ia sudah terjebak dalam pesona gadis itu.
Malik tak mungkin melepaskan gadis yang sudah mencuri perhatianya itu. Tapi ia juga tak mungkin meneruskan rencana menjadikan Ara calon masa depanya karena terikat perjanjian sialan itu.
Alah! Persetan dengan perjanjian. Toh dia tak akan rugi sedikit pun kalau pun ia benar-benar melakukan isi perjanjian itu dan melanggarnya tak akan memberinya resiko besar. Justru dengan ia menjauhi Ara, ia sendiri yang akan rugi. Menjauhi gadis dengan senyum memabukan itu malah akan menyiksa batinya.
Sehari tak bertemu dengan gadis itu saja membuat ia tidak fokus karena sering kali memikirkan keadaan Ara. Ayahnya bahkan sering menegurnya 3 bulan belakangan karena kinerjanya yang tak memuaskan. Jadi kalau misalnya ia harus tak bertemu Ara dalam jangka waktu lama, mungkin bisa saja dia tak sanggup mengerjakan semua aktifitasnya dengan benar. Terdengar berlebihan tapi itu nyatanya, mau bagaimana lagi.
****
Gadis di depanya benar-benar cantik. Terlihat begitu bersinar memancarkan auranya.
Ya ampun mah...calon menantu mama cantik banget.
Jadi pengen di ajak khilaf..eh! Di ajak nikah maksudnya.Ara tersenyum melihat Malik berdiri dari kursinya. Boleh Ara akui, pria itu sangat tampan hari ini.
"Cantik" ujar Malik. satu kata itu yang menggambarkan kesempurnaan Ara hari ini. Terlihat sederhana namun masih tetap bersinar.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
ChickLit⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...