Yang paling sulit di lakukan baginya adalah berpura-pura baik-baik saja. Berpura-pura seolah semuanya tidak pernah terjadi. Bersikap baik padahal hatinya begitu keras ingin memberontak.
Hati dan pikiranya lelah. Tubuhnya apa lagi. Setiap hari hatinya harus kuat menahan kesedihan juga rasa kecewa atas sikap Reyhan yang seolah tidak pernah berbuat salah. Berprilaku seolah mereka baik-baik saja.
Batinya menangis darah. Kenapa ia harus di pasangkan dengan pria yang seolah tidak punya rasa bersalah itu. Kenapa ia harus mengenal pria yang tidak bertanggung jawab seperti dia. Ia tidak kuat ia ingin pergi tapi tidak bisa. Tubuhnya di rantai oleh sikap posessive Reyhan. Hatinya terbelenggu oleh rasa cinta.
Semua itu membuatnya buta. Ia ingin pura-pura tidak tau. Pura-pura tidak melihat. Pura-pura tidak merasakan sakit.
Tapi ia seorang manusia yang memiliki perasaan. Memiliki hati.
Ia mendesah pilu.
Kenapa menjadi serumit ini. Kenapa menjadi sesakit ini.
Sejak awal niat mereka menjalin hubungan saja sudah salah. Dan mungkin ini akibatnya. Ini buah dari apa yang mereka tanam bersama.
"Kenapa melamun?! Nanti perkedelnya gosong" matanya mengerjap beberapa kali.
Ah iya, ia tidak sadar sudah melamun saat sedang menggoreng perkedel. Sore ini ia dan Thalia merencanakan acara masak-masak bersama,melepas rindu setelah mungkin beberapa minggu tidak bertemu.
"Ah maaf mom" ia lantas mengangkat perkedel-perkedel itu lalu meniriskanya.
"Apa sayur asamnya sudah siap mom?"
"Sudah sayang, mom minta tolong sajikan di meja makan yah. Badan mom lengket banget. Mau mandi dulu"
"Siap mom" sepeninggalnya Thalia Ara lanjut menyajikan makanan yang telah mereka masak. Ada perkedel, sayur asam, sebakul nasi, tempe goreng juga sambal hand made buatanya.
"Masak apa?" Sebuah tangan kekar melilit pinggangnya begitu erat namun tetap lembut. Reyhan muncul dengan kaos polo juga celana bahan sebatas dengkul, rambutnya terlihat basah menandakan ia baru saja selesai mandi.
"Sayur asam" singkatnya.
"Aku laper" rengek manja pria itu.
"Kamu bisa makan duluan. Aku mau mandi dulu"
"Suapin. Mandinya nanti aja" Ara menghela nafas. Sudah biasa menghadapi sikap bayi Reyhan.
"Ya udah duduk. Kamu mau makan apa" Reyhan kegirangan bukan main. Hatinya meronta-ronta senang. Istrinya telah kembali.
Ia duduk di salah satu kursi meja makan itu, tidak jauh dari Ara yang sedang mengambil beberapa lauk pauk ke dalam piring.
"Ini" Reyhan cemberut saat Ara meletakan sepiring nasi berserta antek-anteknya di depanya. Kan dia ingin di suapi, ingin di manja-manja.
"Suapin" menghela nafas lagi. Ara akhirnya menurut.
Tapi saat akan duduk di kursi sebelah Reyhan pria itu malah menariknya dan membuat ia terduduk di pangkuanya.
Tentu saja Ara kaget. Ia berusaha bangkit lagi tapi Reyhan menahan pinggulnya.
"Suapinya gini aja. Aku kangen di suapin kamu seperti ini" ujar pria itu menyendu.
Lagi dan lagi yang bisa Ara lakukan hanyalah menghela nafas. Ia paling tidak tega melihat orang lain memasang wajah memelas seperti ini.
Pada akhirnya ia menyuapi Reyhan dengan telaten. Tentu saja dengan tingkah absurd suaminya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
ChickLit⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...