My Crazy 'BoyFriend'

26

"Nanti malam EVE&CO ngerayain anniversery mereka, kamu mau gak temenin aku ke sana? Aku gak ada temen. Ayah gak bisa hadir karena mama sakit. Gak enak udah di undang langsung tapi gak dateng" selama ini dia memang selalu sendiri saat menghadiri undangan rekan bisnis seperti ini jadi seharusnya tidak menjadi masalah kalau ia harus pergi sendiri lagi. Tapi kalau ada kesempatan untuk memonopoli Ara untuk dirinya sendiri kenapa tidak.

Sebenarnya yang di undamg adalah ayahnya, tapi setiap kali menerima undangan ayah Malik selalu meikut sertakan dirinya. Alasanya untuk lebih mawas diri dalam menghadapi rekan bisnis atau inverstor agar tidak gugup dan mengakibatkan mempermalukan diri sendiri. Ia bisa mengasah insting berbisnis sejak dini, dunia bisnis kejam untuk orang-orang tidak berpengetahuan. Kau harus pintar-pintar membaca pikiran orang. Hell! Kita tidak perlu menjadi cenayan ok. Itu hanya perumpamaan saja. Banyak orang munafik yang bertebaran di dunia ini, menjadi penjilat untuk mengambil keuntungan. Memakai berbagai kedok untuk bisa di hormati dan di akui. Tak jarang sikap mengerikan akan muncul untuk bisa mendapatkan kekuasaan dan uang.

Jika tidak pintar-pintar memilih partner kau bisa saja hancur dalam sekejap.

"Hmmm...aku...sebenarnya Reyhan ngajak aku ke sebuah acara nanti malem, aku gak mungkin cancel. Udah terlanjur janji Maaf yah" dengan tak enak hati ia harus menolak ajakan Malik yang mengakibatkan pria itu mendesah sendu dengan menekuk wajahnya. Sementara Ara hanya duduk di samping kemudi dengan Malik yang sedang menyetir. Mereka berdua pergi berangkat ke kantor bersama hari ini, kebetulan Reyhan sedang ada urusan yang sangan urgent katanya dan tidak bisa di tinggalkan yang membuat Reyhan harus berat hati membiarkan gadis itu di jemput oleh Malik. Sudah pasti lain kali ia tidak akan memberikan kesempatan untuk pria itu agar mendekati gadis-nya.

"Hmm ya sudah mau bagaimana lagi" Malik tidak bisa berbohong kalau ia sangat kecewa, padahal ia sangat ingin mengenalkan Ara pada kolega-kolega ayahnya sebagai calon masa depanya 'yang masih abu-abu'. Ia akan merasa bangga kalau sampai Ara bersedia ikut denganya sebagai pasanganya di pesta nanti, apa lagi kalau sampai menjadi pasangan di hidupnya ia akan benar-benar bahagia sekaligus bangga karena wanita cantik nan anggun seperti Aralah yang menjadi belahan jiwanya. Yang ia dengar dari Thalia-mama Reyhan bahwa Ara adalah wanita yang begitu tangguh dan tegar sekaligus mandiri. Wanita yang sangat rendah hati dengan sifat penolongnya walau pun saat Ara sendiri pun sedang di landa kesulitan. Wanita yang selalu bisa membuat orang di sekitarnya tersenyum walau hatinya sedang gundah. Dan semunya benar. Selama mengenal Ara ia begitu terkagum-kagum akan semua sifatnya itu. Arakilla Dermawan gadis cantik, anggun, manis yang terkadang menggemaskan dengan wajah polosnya, sekaligus wanita tangguh dengan menghadapi dunia seorang diri. Dan wanita itu yang sanggup menggetarkan hatinya pada pandangan pertama.

____

Wangi aroma susu coklak menguar pekat dengan aroma manis yang kentara. Suasana siang hari yang panas tidak menyurutkan keinginan Ara untuk menyeruput minuman panas itu. Jam makan siang baru saja di mulai banyak karyawan atau OB hilir mudik keluar masuk pantri. Tak jarang juga mereka menyapa Ara ramah dan di balas tak kalah ramah juga oleh wanita itu. Ia memang baru beberapa minggu bekerja di sini tapi sudah banyak yang mengenalnya bahkan sampai kedivisi lain pun mereka mengenal Ara bak Ara adalah seorang artis. Apa lagi alasanya kalau bukan kencantikan wanita itu yang selalu menguar dan di tambah sifatnya yang selalu ramah dan rendah hati membuat semua orang nyaman berdekatan denganya membuat Ara mudah mendapatkan teman. Yah walau pun tidak semua karyawan suka padanya, banyak karyawati yang terkadang menatapnya sinis dan tidak suka. Apa lagi kalau mereka melihat langsung kedekatannya dengan beberapa pria tampan primadona di tempatnya bekerja itu apa lagi dengan sang GM Malik Ahmad, sudah di pastikan tatapan membunuh akan di layangkan mereka, membuat Ara berpikir kalau mata mereka bisa mengeluarkan pedang seketika itu ia bisa saja langsung mati.