Ade ngerasa cerita ade banyak kurangnya deh...kurang ini kurang itu
Dan yang paling masalah itu partnya banyak banget...ade udah gak sabar buat nyelesein ini...ade kayanya lebih seneng nulis part conflik
Ade gak sabar nunggu kegilaan Reyhan...kaya lama bingiiit gitu nunggunya...gak sesuai sama judul
Enjoy
Sesuai janji Reyhan kemarin untuk mengajak Ara kesuatu tempat dan kini keduanya telah siap dengan penampilan masing-masing.
Reyhan memakai pakaian santai, hanya kaos hitam polos dan celana chino motif fertikal. Sementara Ara memakai kaos dengan motif bunga matahari besar di tengahnya serta celana boyfriend jeans di lengkapi kardigan panjang berwarna pink karena menurutnya sore ini terasa sangat dingin. Wajar saja sih karenakan rumah ini berdiri di tengah-tengah rimbunya pepohonan.
Keduanya berjalan dengan saling bergandengan tangan menapaki jalanan kecil di sela-sela pohon.
Sesekali terdengar tawa renyah keduanya. Ada juga suara-suara para penghuni hutan yang saling bersahutan dengan riang, entah cicitan para burung di dahan-dahan pohon sana, para monyet yang saling bercengkrama dengan sejenisnya atau lolongan binatang liar di pedalaman hutan.
Ada rasa khawatir sebenarnya di hati Ara, sedikit gelisah takut-takut para binatang itu tiba-tiba melintas dan menerkam mereka tapi Reyhan bilang di saku celananya ada pistol kejut untuk berjaga-jaga. Juga hutan ini tidak semenakutkan itu.
Cahaya matahari yang menerobos sela-sela dedaunan membuat Ara takjub. Belum lagi beberapa kupu-kupu lalu lalang dan hinggap di bunga-bunga liar yang tumbuh dengan suburnya di sepanjang jalan tadi.
Ara tidak berhenti berdecak kagum. Apa ia sudah bilang kalau alam adalah tempat favoritnya?
Rasanya alam adalah tempat terdamai dan tenang bagi Ara...di siang hari. Tapi kalau malam hari Ara sih tidak yakin.
Reyhan terus menyunggingkan senyumnya saat menoleh melihat tatapan takjub Ara yang menelisik sekitarnya. Mata hitam besarnya berbinar jernih sangat menggemaskan di matanya. Bibir semerah darah itu sedikit terbuka mungkin saking takjubnya. Sangat cantik sekali apa lagi wajahnya yang bersiramkan cahaya kekuningan matahari sore.
Thalia tidak salah memilih tempat. Ibunya itu sangat hapal kalau Ara sangat suka dengan alam sehingga memilih membeli rumah di tengah hutan.
Reyhan kadang bingung sendiri ikatan batin antara Ara dan Thalia sangatlah kuat dan seolah bisa mengetahui keadaan masing-masing tanpa saling berucap. Ia pernah sekali bertanya apakah ia anak yang tertukar dengan Ara dan hasilnya ia dapat tabokan koran dari mendiang ayahnya waktu itu, ibunya juga meninggalkan rasa perih di perutkanya karena mencubitnya begitu keras.
Tapi tidak sangka anak yang di kira tertukar dengan dirinya kini menjadi istrinya.
Tautan pada tangan Ara mengerat, di bawanya tangan istrinya itu pada bibir tipisnya. Reyhan mengecup punggung tangan Ara dalam dengan bibir yang masih menyunggingkan senyum lebar membuat Ara terkejut dan menoleh menatap Reyhan. Pipinya memanas lalu memerah menjalar sampai telinganya karena sikap manis Reyhan.
Sebenarnya sudah biasa Reyhan bersikap manis tapi entahlah semenjak beberapa minggu lalu lebih tepatnya semenjak menikah, saat ia mendapatkan sikap manis dari pria itu Ara tidak mampu menyembunyikan semburat merah pada pipinya serta senyum malu-malunya. Hatinya juga sering kali berdebar-debar dengan sensasi ribuan kupu-kupu berterbangan di perutnya. Ia mulai merasa aneh dengan dirinya sendiri akhir-akhir ini.
Tapi 'aneh' dalam arti membahagiakan. Ia terkadang senyum-senyum sendiri saat memikirkan tingkah absurd Reyhan dan kebersamaan mereka berdua saat pria itu tidak ada.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
Literatura Feminina⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...