Sejuk sekali. Langitnya begitu cerah dengan awan-awan mengambang di atas sana. Padang rumput menghijau yang subur. Ada bunga-bunga liar yang bermekaran, indah sengan wangi yang semerbak.
Tapi ini dimana?
Tidak ada orang lain selain dirinya di sini.
Matanya mengedar 380 derajat. Mencari sosok lain selain dirinya.
Tapi tidak ada
Dimana ini?
Lagi-lagi pertanyaan itu terulang di benaknya.
Ia melihat kakinya sendiri yang tanpa alas kaki. Pantas saja ia seperti merasakan tergelitik geli. Ia juga menggunakan gaun berwarna putih. Sejak kapan ia memiliki gaun ini!?
"Mommy" suara itu. Suara anak kecil yang sangat menggemaskan.
Netra hitamnya menatap seorang gadis kecil yang entah sejak kapan ada di sampingnya. Mata coklat bening itu menatapnya. Rambut hitam yang di kuncir duanya melambai-lambai tertiup angin. Mungkin usianya baru saja menginjak umur lima tahunan.
Benar-benar anak kecil yang cantik. Ia berjongkok untuk menyamai tinggi anak itu. Tanganya mengelus surai hitamnya yang terasa sangat halus.
"Hai sayang, kamu tersesat juga yah. Di mana mommymu?" Anak kecil itu malah menunjuk dirinya.
"Jaga aku mom"
Apa maksudnya?
"Apa maksudmu sayang? Kita cari mommy mu ya" gadis itu menggeleng. Masih terus menatapnya lekat. Jari telunjuknya menunjuk dada Ara.
"Mommy"
Kernyitan di dahinya makin kentara. Ia tidak mengerti maksud dari anak kecil di depanya ini.
Ara mengerjap. Apa itu barusan? Mimpi? Mimpi yang sangat aneh.
Ia terbngun dari tidurnya. Meregangkan tangan melemaskan otot-otot yang terasa pegal karena ia tertidur di sofa ruang tamu. Di pangkuanya ada sebuah novel yang belum selesai di baca. Televisinya pun menyala sejak tadi.
Ia melirik jam di dinding yang sudah menunjukan sore hari. Ara harus segera memasak untuk makan malam. Menyiapkan makanan untuk suaminya itu sebelum pulang dari kantor. Semarah-marahnya ia, Ara tidak mungkin melupakan kewajibanya untuk melayani Reyhan.
For yaur information Mereka masih di indonesia, masih memiliki waktu satu hari di sini dan Reyhan menggunakanya untuk mengurus perusahaanya serta menemui klien. Sementara Ara bermalas-malasan di rumah. Merawat kembali tanaman kesayanganya, membereskan rumah dan menikmati suasana yang mungkin nanti akan ia rindukan.
Ia melihat isi kulkas. Hanya ada beberapa makanan olahan dan juga mie instan. Gak tau deh siapa yang beli. Karena kemarin-kemari ia dan Reyhan hanya delifery dan makan di luar.
Sore hari seperti ini biasanya ada abang-abang sayur lewat. Ara mungkin perlu membeli beberapa sayuran dan juga bumbu masak. Ia lalu mengambil dompet lalu duduk di kursi teras depan, menunggu tukang sayur lewat. Bisa ia lihat para tetangga dan anak kecil berlalu lalang dan juga bercengkrama.
Jujur saja ia tidak terlalu dekat dengan mereka, para tetangganya. Apa lagi ibu-ibu komplek. Mereka sering kali berucap tanpa memikirkan perasaan sang lawan bicara. Mereka bertanya karena ingin tahu bukan peduli. Dan jahatnya mereka menggosipkanya perempuan tidak benar karena sering kali ada teman prianya yang main ke rumah. Ia juga di cap perempuan malam hanya karena pulang terlalu larut sehabis bekerja, parahnya lagi ia di bilang wanita penggoda suami orang. Padahal yang menggoda suaminya bukan dirinya. Hanya segelintir tetangga saja yang peduli dan care padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/209583895-288-k884380.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
ChickLit⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...