Sesuai janji kalo ade lagi punya kuota melimpah bakal update beberapa capter
Enjoy
Uuhuukk uuhhuukk
Terbaring lemah dan tak berdaya, entah sudah berapa lama ia tidak beranjak dari atas ranjang bahkan hanya sekedar duduk saja kepalanya begitu pusing.
Ia sudah mengirimkan pesan chat kepada atasanya kalau hari ini ia tidak bisa bekerja karena sakit. Deman dan kepala pusing serta batuk sejak semalam membuatnya harus tergolek lemah tanpa daya. Sejak pagi tadi ia benar-benar tidak bisa bergerak bahkan hanya untuk mengisi perut dan meminum obat. Beginilah sulitnya hidup sendiri, ketika sakit tidak ada yang mengurus dan melayani.
Tok tok tok
Astaga, sial sekali di saat kepala sedang pusing-pusingnya seperti ini kenapa juga harus ada yang bertamu. Dengan lunglai Ara menyibakan selimut bermotif doraemonya lantas berjalan dengan lemah untuk membuka pintu.
"Ara ini aku buka pintunya" ternyata Reyhan yang bertamu.
Ceklek
"Hey Rey" suara lemah dan wajah pucat Ara membuat Reyhan semakin khawatir. Ia baru tau wanita itu sakit siang ini saat mengajaknya makan siang bersama yang ternyata Ara tidak masuk kerja karena sakit. Dengan segera ia meluncur ke rumah Ara untuk memastikan keadaan wanitanya itu dengan mata kepalanya sendiri.
Benar-benar menghawatirkan. Rambut acak-acakan, baju tidur yang kusut, wajah pucat dan mata memerah. Ini yang membuat Reyhan mendesak Ara untuk tinggal bersamanya, setidaknya walau tidak ada Reyhan yang sedia membantu setiap saat tapi masih ada para pembantu atau tinggal bersama ibunya kalau segan. Tapi pada dasarnya wanita itu kepala batu Ara menolak halus dengan alasan ingin merawat rumah peninggalan orang tuanya.
Sekarang lihatkan saat ia sakit tidak ada yang mengurusnya. Reyhan begitu khawatir bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Ara tanpa ada siapa pun yang mengetahuinya, tanpa ada seorang pun yang menolongnya. Astaga! Ia frustasi sendiri memikirkanya.
"Kenapa sakit gak bilang-bilang" todong Reyhan to the point. Ia memegang bahu Ara lalu mengecek suhu tubuhnya. Panas.
"Aku takut ngerepotin, nanti ganggu kamu kerja lagi" berdecak dengan kesal, Reyhan menutup pintu lantas memapah Ara yang lemah untuk berbaring kembali ke ranjang.
"Sudah berapa kali aku bilang apa pun pekerjaanku kalo kamu minta aku dateng aku pasti dateng" Ara yang mendengar celotehan Reyhan hanya menghela napas pendek, sudah biasa mendengar omelan Reyhan yang sama persis seorang ibu-ibu.
"Kamu belum makan?" Ara menggeleng "belum minum obat juga?" Ara menggeleng lagi.
Berdecak untuk kesekian kalinya. Reyhan mendudukan Ara di atas ranjang lalu memintanya berbaring, di selimutinya wanita itu dengan wajah kesal.
"Ini udah siang tapi kamu belum makan, mau sakit kamu makin parah huh" Ara menciut di sela-sela selimut yang menutupinya sampai ke hidung saat mendengar suara Reyhan yang naik beberapa oktaf. Cowok kalo marah nyeremin yah, udah kaya mau silahturahmi sama malaikat maut saja.
Berkacak pinggang dengan satu tangan mengacak rambutnya geram. Benar-benar marah karena Ara tidak bisa menjaga diri untuk dirinya sendiri. Ia khawatir, begitu khawatir sampai rasanya begitu membelit rongga dadanya. Rasanya begitu sama saat melihat langsung tubuh sang ayah yang sedang sekarat. Sebegitu takutnya untuk merasakan kehilangan lagi.
"Aku pesenin bubur kamu harus makan sama minum obat" monolog Reyhan bak titah sang raja yang harus di taati.
Ara hanya menatap patuh pada Reyhan saat pria itu menelpon orang suruhanya untuk membeli bubur dan obat penurun demam. Tak lama pria itu menyudahi panggilanya lalu mendekat ke tepi ranjangnya.
"Aku ambil kompres dulu" hanya anggukan yang dapat di berikan Ara. Setelah itu Reyhan melesat ke dapur dan kembali tak lama kemudian dengan membawa sebaskon air hangat dan handul kecil.
Ia lantas duduk di tepi ranjang Ara tanpa berkata sepatah kata pun. Mengompres dahi wanita itu dengan penuh perhatian, Reyhan menghela napas melihat wajah wanitanya begitu pucat.
"Kita ke dokter aja ya?"
"Gak perlu paling cuman kecapean aja, istirahan sebentar nanti juga sehat"
"Tapi kalo gak membaik kita ke dokter aja, aku gak mau kamu kenapa-kenapa" Ara mengangguk lemah.Tangan besar itu mengusah kepala Ara sayang. Jelas sekali ada kekhawatiran di matanya ketika menatap wanita itu.
"Sejak kapan kamu sakit? Bukanya kemaren baik-baik aja"
"Sejak semalem deh kayanya" ia mengeser kepalanya sehingga berada tepat di paha Reyhan. Pria itu hanya tersenyum akan tingkahnya, wanita yang ia cintai itu memang lebih manja saat sedang sakit seperti ini.Cup
Satu kecupan ia berikan di dahi Ara yang lebih hangat dari biasanya.
Hanyut dalam rasa nyaman Ara nyaris tertidur kala seseorang mengetuk pintu rumahnya.
"Kayanya pesenan aku udah dateng, kamu tunggu di sini" Reyhan beranjak dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar serba doraemon Ara. Samar-samar terdengar percakapan singkat dan pintu berderit. Tak lama pria itu muncul kembali dengan nampan di tangan dengan satu mangkok bubur ayam, segelas air putih dan ada beberapa obat-obatan.
"Sekarang makan yah" meletakan nampan di atas nakas samping ranjang, Reyhan lalu menbantu Ara duduk dan menyuapi wanitanya perlahan.
Syukurlah meskipun sedang sakit Ara masih tetap suka makan jadi tidak membuat Reyhan semakin khawatir. Satu mangkok bubur ayam itu habis tak tersisa, entah karena Ara lapar karena sejak pagi sedikit pun tidak menyentuh makanan atau karena ia memang doyan makan saja.
Setelah meneguk segelas air dan meminum obat Reyhan lantas menyuruh Ara untuk segera berbaring.
Mungkin efek dari obat yang di minumnya Ara tertidur pulas tidak lama kemudian, sangat pulas sampai tidak terusik saat beberapa kali Reyhan menciumnya. Entah di pipi, dahi atau...bibinya. Siapa yang akan tahan melihat bibir mungil itu walau pun lebih pucat dan sedikit kering dari biasanya tapi membuat Reyhan kewalahan mengendalikan keinginan untuk segera melumatnya. Untung saja kendalinya masih bisa bertahan. Bertahun-tahun mengendalikan diri untuk tidak menyentuh Ara membuatnya sedikit mahir dalam mengontrol nafsunya itu. Ingat yah hanya sedikit, ia pria normal yang bisa saja khilaf.
______
Saat terbangut tau-tau saja sudah ada Malik, Dara dan Galih di ruang tamunya

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
ChickLit⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...