___________________
Saat berhadapan dengaku namun sikapmu seakan tak acuh di situlah aku merasa terasingkan
____________________Satu minggu ini rasanya monoton sekali.
Bangun tidur, menyiapkan sarapan lalu menemani Thalia sampai sore, kemudian memasak makan malam atau kalau sedang malas ia akan makan di luar dengan Reyhan lantas tidur.
Tidak ada kegiatan yang berarti akhir-akhir ini.
Paling dua hari kemarin ia menginap di rumah sakit karena Reyhan yang pergi ke indonesia, ada urusan penting katanya. Ingin sih ikut lalu menemui Malik dan mungkin....meminta maaf pada Dara secara langsung, tapi ya Reyhan sama sekali tidak mengijinkan, alasanya karena Thalia tidak ada yang menjaga. Iya juga sih, Ara kesanya tidak punya hati kalau sampai menelantarkan Thalia dan membiarkan mommynya sendirian.
Pukul 10.00 siang ini Ara kembali ke rumah setelah dua hari kemarin menginap. Reyhan hari ini akan pulang jadi ia akan menyambutnya.
Hanya dua hari pria itu pergi tapi ia sudah rindu.
Sebagai sambutanya Ara ingin memasak makan siang kesukaan Reyhan, apa lagi kalau bukan sup kecambah. Makanan kesukaan Reyhan cukup nyeleneh, seperti suami yang ingin segera memiliki anak, makanya sup kecambah terus.
Pukul 11.57 semua hidangan telah tersaji di meja makan. Tempe dan tahu goreng, bakwan jagung, tumis kangkung, sambal, dan sup kecambah yang menjadi bintang utama juga telah tersaji rapi serta tak lupa sebakul nasi, orang indonesia tidak akan terasa kenyang kalau tidak ada nasi. Semuanya masing mengepul panas.
Ah lupa, jangan heran kenapa Ara bisa menyajikan tahu dan tempe di luar negri ini, dua minggu sekali akan ada pemasok kebutuhan dapur yang tidak bisa di temukan di sini dari indonesia langsung. Maklum saja Ara terlalu cinta tanah airnya itu. Ia lebih menyukai masakan indonesia.
Ara melihat jam dinding dekat dapur. Reyhan terbang kemarin pagi dan ia bilang sih ia sudah mendarat dan dalam perjalanan pulang, sebentar lagi mungkin sampai.
Melepaskan apron bergambar stich yang di pakainya lalu menggantungnya di tempat seharusnya. Masih ada waktu sebelum Reyhan datang, ia ingin mandi terlebih dahulu. Badanya terasa lengket dan berbau minyak, ia ingin tampil cantik di hadapan Reyhan nanti.
Aish ia seperti wanita yang akan menyamput kekasihnya datang saja.
Ah apa salahnya toh mereka suami istri, yang di pisahkan dua hari.
Lima belas menit kemudian Ara telah siap dengan atasan rajut putih gading dan rok plisket mini berwarna merah maroon. Cantik lebih ke kesan manis dan anggun. Rambutnya tergerai indah. Ia hanya memoleskan liptint merah ceri agar tidak terlalu pucat.
Tepat saat itu pintu utama terbuka menampakan wajah lelah Reyhan. Ah apa ia harus memintanya makan siang bersama saat Reyhan tengah kelelahan seperti ini. Kenapa ia tidak memikirkanya sampai sana.
"Ah Rey kamu sudah pulang" senyum terbit di wajah lelah Reyhan membalas senyuman Ara. Ia senang sekali kembali pulang dan bisa menemui istrinya ini tapi ia juga merasa tidak ingin kembali karena satu alasan.
Tubuhnya terasa semakin lelah dan lesu ketika mengingatnya.
Ara mendekat mengambil alih jas dan juga tas kerja Reyhan.
"Kamu kelihatan lelah sekali, apa terjadi masalah di sana?" Reyhan tersenyum kecil. Pria itu hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban. Reyhan malah memeluk Ara erat dan menggoyang-goyangkan tubuh mereka pelan.
"Hah aku merindukanmu"
"Aku juga merindukanmu" kedua tangan kecil itu memeluk pinggang ramping Reyhan. Matanya terpejam menikmati rasa rindu yang terobati.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
Chick-Lit⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...