32

3.5K 115 7
                                        

Kuuy ade up date nih... jangan lupa commen & pencet bintang di pojok kiri bawah buat semangat ade makin membara

Enjoy

Sudah satu bulan lebih hubungan Dara dan Reyhan dan sejauh itu pula pria itu tetap memegang kata-katanya.

Reyhan masih menemaninya makan siang dan mengantar jemputnya walau pun di temani Dara. Malam harinya juga keduanya mampir ke rumah setelah berkencan.

Sejauh ini semuanya berjalan lancar, berjalan dengan semestinya. Ara mengerti saat Reyhan tidak bisa mengantar jemputnya atau tidak mampir untuk mengibur Ara yang kesepian saat malam hari entah karena sedang ada pekerjaan atau bahkan...berkencan dengan Dara. Ia berusaha sabar dan menolak keras akan hatinya yang terasa berdenyut, menganggap perasaannya hanya rasa biasa, rasa cemburu...seperti anak yang cemburu perhatian ayahnya terbagi pada anak-anaknya yang lain.

"Ara mau ikut cari makan siang sama kita gak?" Tanya Aska teman satu divisinya itu. Jam makan siang memang baru saja berlangsung, beberapa teman satu divisinya sudah beranjak pergi dari kubikelnya untuk mencari makanan dan hanya menyisakan beberapa orang yang masih terlihat sibuk dan memilih meminta ob/og untuk memesankan makan siang.

"Aku belum nyelesain berkas yang di minta sama bu diana, kalian duluan aja nanti aku nyusul"

"Mau nitip gak?" Sari mendekat dengan ketiga teman di belakangnya menyusul Aska.

"Gak usah, makasih" tolak halus Ara. Semenjak Liza dan kedua temanya di pecat dunia kerja Ara jauh lebih tenang, walau pun masih ada saja yang tidak menyukainya tapi tidak apa, masih banyak juga yang masih mau berteman denganya. Beberapa di antaranya adalah teman satu divisinya, mereka begitu baik dan tidak merundungnya, selalu membantu saat Ara meminta tolong atau saran, mereka juga perhatian padanya.

"Kita duluan kalo gitu. Jangan lupa waktu, nanti perut kamu sakit kalo gak makan"

"Hadapin mulut netizen butuh tenaga loh" terkekeh akan guyonan temanya Ara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya lalu melanjutkan laporan yang belum selesai.

Sepuluh menit kemudian Ara meregangkan tanganya yang terasa pegal, syukurlah pekerjaanya sudah rampung hanya tinggal meng-copy nya saja.

"Kamu tidak makan siang?" Tanya Gery staff dari divisi marketing. Pria tampan yang selalu gencar mendekatinya akhir-akhir ini.

"Oh belum, kamu belum ke kantin kok masih di sini?"

"Belum, sengaja mau nungguin kamu mau ngajak makan siang bareng, mau gak?" Mata abu-abu yang begitu indah itu menatapnya penuh harap. Mata itulah yang menjadi daya tarik seorang Gery, mata yang begitu jernih.

"Dia makan siang denganku, kita sudah janjian"

Kedua orang itu menoleh ke sumber suara. Malik berdiri dengan angkuh dengan kedua tangan yang di masukan ke saku celana.

Sebenarnya Ara dan Malik tidak ada janji apa pun sama sekali, Ara hanya sedang menunggu Reyhan mengajak makan siang saja tapi pria itu tidak kunjung menghubunginya juga.

"Ra?" Gery menatap Ara meminta kejelasan. Ara harus bagaimana sekarang takutnya saat makan siang nanti Reyhan datang dan mengajaknya.

"Iya aku udah ada janji sama pak Malik" Malik tersenyum pongah menatap wajah masam Gery. Pria bermata abu itu lantas pergi meninggalkan dua sejoli itu.

"Mau makan siang sekarang?" Sebenarnya ia menerima ajakan Malik yang terkesan bohong itu karena ingin memberi tau kalau ia ingin menunggu Reyhan saja.

"Aku.." belum sempat Ara menjawab ponselnya berdering memperlihatkan notifikasi chat dari Reyhan.

Reyhan
Ra aku gak bisa makan siang bareng kamu...hari ini hari anivv aku sama Dara yang ke dua bulan mau ngerayain kecil-kecilan dulu...kamu gak papakan makan sendiri?

Sesakit inikah mengharapkan kedatangan orang yang sedang bersenang-senang dengan kekasihnya. Sia-sia saja penantianya.

"Ayo mau makan di mana?" Setelah membalas singkat Ara mengambil dompetnya lalu berjalan bersisian dengan Malik.

Ara
Iya gak papa. Semoga langgeng yah hubungan kalian

Doa penuh rasa tidak rela pun tersemat. Sungguh pikiranya terus menolak keras untuk berharap bahkan berdoa hubungan mereka segera berakhir dalam waktu dekat ini.

________

Cukup jauh juga mereka mencari tempat makan, Ara bahkan khawatir akan terlambat kembali ke kantor nanti, mereka sampai di sebuah cafe ini saja sampai menempuh waktu 20 menitan karena macet parah saat jam siang begini. Beruntung saja karena makananya begitu enak jadi merasa tidak sia-sia menempuh perjalanan dan terjebak kemacetan cukup lama.

Setelah melahap habis sepiring spageti kini Ara beralih menyuapkan sepotong cake stroberry yang begitu lembut di mutut perpaduan yang sempurna antara rasa manis dan asam, membuat Ara ketagihan. Mungkin ia akan ke sini lagi lain kali.

Begitu hanyut dengan cake nya sampai ia tidak menyadari kalau ada sepasang mata yang menatapnya dengan bibir tersenyum.

"Kamu suka banget cake ya?" Netra hitam gelap itu menatap Malik di sebrang mejanya lantas bibir kecilnya membentuk senyum manis.

"Tergantung kuenya sih. Aku gak suka yang terlalu manis"

"Iya sih kamu kan udah manis nanti kalo makan yang manis orang yang liat kamunya jadi diabetes"

"Garing" Malik tertawa karena gombalanya ternyata begitu garing di telinga Ara.

Mendengar suara yang familiar di telinganya Ara menoleh mencari asal sumber suara itu. Benarkan itu Dara.

"Dara" panggilanya membuat perhatian Dara teralihkan padanya.

"Eh Ara kamu di sini juga, wah sama Malik juga ternyata. Kalian lagi kencan yah" Dara menalap jahil ke duanya. Dia adalah orang terdepan yang begitu menginginkan mereka menjalin hubungan. Selain karena mereka terlihat cocok tentu Dara ingin Ara tidak terlalu dekat dengan Reyhan lagi, tidak terlalu bergantung pada kekasihnya lagi. Katakanlah ia jahat atau teman yang tidak tau diri tapi hatinya tidak bisa berbohong kalau ia tidak suka melihat kedekatan mereka, bahkan teman-temanya mengira Ara yang menjadi pacar Reyhan bukan dirinya.

"Ah enggak kita cuman lagi makan siang bareng aja" sebenarnya dipinisi kencan itu seperti apa? Makan siang bareng? Jalan bareng? Tapi kalau dipinisi kencan itu seperti itu berarti ia juga telah berkencan dengan Reyhan.
"Ngomong-ngomong kamu datang sendiri? Dimana Reyhan?"

"Aku sama temen. Kalo Reyhan tentu saja sedang bekerja, dia itu sibuk banget" Dara terkekeh membayangkan kekasihnya sedang bergelut dengan kertas-kertas di meja kerjanya siang ini.

Mengernyit bingung dengan jawaban Dara pasalnya Reyhan tadi bilang akan merayakan anivv mereka tapi jawaban Dara berbeda.
"Bukanya hari ini hari spesial kalian yah?" Pancing Ara ingin tau lebih jauh

"Hari spesial apa? Hari ini hari biasa deh kayanya" kening Dara sama berkerutnya dengan Ara, bingung mengingat apa hari ini hari spesial, tapi otaknya tidak menemukan jawaban apa pun.

Saat akan bertanya lagi Dara lebih dulu berpamitan pergi untuk menghampiri salah seorang temanya yang ada di salah satu meja kafe meninggalkan tanda tanya pada Ara.

Ada sesuatu yang tidak benar di sini sepertinya. Seperti ada yang janggal. Batin Ara mengernyit

Tbc

My Crazy 'BoyFriend'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang