Reyhan mengaja Ara kesebuah taman yang lumayan sepi. Hanya segelintir orang yang duduk di bangku bangku di pinggir taman.
Mereka duduk di sebuah bangku besi di bawah pohon yang cukup rindang.
"Jelasin sekarang" Ara masih sibuk denga es cream coklat di tanganya. Tadi sebelum mereka kesini Reyhan menyempatkan untuk membeli es cream di kedai es cream di dekat sini.
"Udah habisin aja es cream nya dulu"
"Gak, aku mau denger sekarang" Ara menghadap Reyhan dengan serius tapi dia masih tetap menjilat es creamnya."Ok. Apa yang mau kamu denger"
"Kemana saja selama ini?"
"Aku gak kemana mana. Aku hanya mencari ketenangan aja"
"Ketenangan apanya? Emangnya aku berisik banget yah sampe kamu butuh ketenangan"
"Bukan gitu ara. Setelah kamu tau perasaanku, aku yakin hubungan kita akan beda, kamu akan menjauh cepat atau lambat. Dan aku juga harus menata ulang perasaanku dan mulai melupakan semua rasa itu ra" seketika Ara berhenti menjilati es creamnya, seakan tidak semenarik tadi. dia mendadak sedih jika ingat hari itu."Aku minta maaf soal kejadian itu. Aku gak berharap kejadian itu terjadi. Dan kamu sendiri yang ngejauhin aku. Aku berusaha nemuin kamu lagi di apartemen tapi kamu gak ada, kata menegernya kamu udah pindah dan ngejual apartemenya. Aku juga nyariin kamu ke kampusmu tapi gak ada bahkan aku nanyain sama temen temen kamu kata mereka gak liat kamu. Aku nyariin kamu tau gak? Aku khawatir sama kamu. Aku takut kamu kenapa kenapa. Aku takut kamu berantem lagi kaya dulu dulu dan gak ada yang ngobatin kamu. Aku takut kamu sakit dan gak ada yang rawat kamu. Aku takut...aku takut kamu...hiks hiks aku takut banyak hal... hiks...aku jadi penakut semenjak kamu pergi...hiks hiks..." Reyhan memeluk Ara yang tengah menangis sampai bahunya bergetar.
"Aku minta maaf ok"
"Kamu jahat Rey...Kamu jahat. Kamu ninggalin aku gitu aja. Kamu ninggalin aku sendirian. Hiks hiks hiks" bukanya tenang Ara malah semakin histeris sampai memukul mukul dada Reyhan. Orang orang yang melintas di dekatnya melihat mereka ingin tau. Reyhan yang melihat itu berusaha untuk meyakinkan orang orang itu kalau tidak ada yang perlu di khawatirkan. Sepertinya dia salah memilih tempat kali ini."Iya aku minta maaf ok. Jangan nangis lagi, nanti manisnya ilang loh" Reyhan menangkup wajah Ara dan menghapus air matanya, dia lalu mencium mata Ara kiri dan kanan bergantian. Ara tentu malu di perlakukan seperti itu apa lagi dia menangis di hadapan Reyhan, ya walau pun Reyhan sendiri sudah pernah melihat wajah meweknya tapi tetap saja dia malu, dia tau kalo lagi nangis jelek banget.
"Kamu harus tanggung jawab, es creamku mencair nih" Ara berusaha mengalihkan topik dan menghilangkan rasa malunya.
"Siapa suruh nangis. Mukanya jelek banget lagi, banyak banget ingusnya nih sampe nempel di baju aku" Reyhan berekting seakan melihat sesuatu yang menjijikan padahal sebenarnya dia ingin tertawa. Mentertawakan Ara yang tengah kesal kepadanya di tambah dengan air mata yang mengering serta pipi dan hidungnya yang memerah, jangan lupakan dengan es cream yang sudah meleleh di tanganya.
"Ish Reeeey" Ara memukuli Reyhan kesal, bukanya kesakitan Reyhan malah semakin tertawa yang malah membuat Ara semakin jengkel. Udah ngehina sekarang malah ngetawain lagi
"Reeey ish malah ngetawain lagi"
"Udah dong mukulin nya. Bukanya di peluk malah di pukulin. Aku pergi lagi nih" Dia terus berusaha mengelak dan berlindung dari pukulan pukulan Ara. sebenarnya pukulan Ara tidak seberapa tapi tetap saja dia kewalahan di buatnya."Ish jangan" Ara menekuk wajahnya sedih. Reyhan sepertinya sudah tidak sayang lagi denganya, dia gampang banget bilang akan pergi meninggalkanya lagi. Awas saja kalau itu terjadi dia tidak akan menganggap Reyhan sahabatnya lagi.
"Iya aku bercanda kok. Mana mungkin aku ninggalin kamu. Dari pada kamu mukulin aku lagi mending peluk aku sini" Reyhan merentangkan tanganya dan Ara pun berhambur ke dalam pelukanya. Reyhan selalu rindu memeluk gadisnya ini. Dia rindu segalanya tentang Ara. Dia terus menciumi puncak kepala Ara berulang kali dan menghirup aroma sampo bluebarry yang di pakai Ara bagaikan sebuah candu. Wangi Ara tak pernah berubah dari terakhir kali dia mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
ChickLit⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...