Ara tersenyum sendu. Tidak punya teman tidak ada kenalan. Ia merasa kesepian. Dirinya bukanlah gadis yang gampang akrab dengan siapa saja. Ia terlalu kaku kalau harus memulai pembicaraan. Mungkin itu karena sejak kecil ia selalu bersama Reyhan. Ia merasa tidak membutuhkan orang lain saat bersamanya. Dan juga mungkin karena ia terlalu asik dengan pria itu sampai tidak mau bersosialisasi dengan yang lainya. Lagi pula teman-temanya juga hanya memanfaatkanya, untuk apa ia memiliki teman-teman seperti itu.
Hari pertama saat ia pergi. Ia kebingungan. Mau kemana, mau apa, mau tinggal dimana. Ia memang merencanakan ingin pergi keluar kota tapi selebihnya ia tidak memiliki rencana lain lagi. Kota orang dan ia sama sekali merasa linglung sesampainya di sini.
Untung saja ada mommynya yang membantunya. Ia memang sudah mengganti nomer ponsel beserta ponsel itu sendiri. Tapi Thalia mengetahui nomer ponsel barunya dan dengan menyuruh orang suruhan-yang pasti tidak di ketahui Reyhan Ara di bantu mencari tempat tinggal.
Hanya rumah kecil yang berdiri di antara gedung-gedung flat tinggi. Terdiri dari satu buah kamar kecil, kamar mandi di dekat dapur mini juga ruang tamu. Tidak banyak perabotan. Tidak ada tv, sofa atau yang lainya. Masih kosong melompong. Bahkan peralatan dapur saja hanya ada satu kompor kecil, penggorengan, dan beberapa alat makan.
Untuk permulaan biarlah ia di bantu dulu. Seumur-umur inilah kali pertama ia pergi jauh dari rumah sendirian. Di nergi orang pula.
Dia bukan wanita tangguh yang bisa melakukan segala hal di kota orang. Okelah ia berpengalaman hidup sendiri bertahun-tahun tapi karena ia sudah mengenal lingkunganya, orang-orangnya jadi ia tidak terlalu kesulitan.
Sementara di sini, ia tidak tau kebiasaan mereka apa, seperti apa lingkunganya, orang-orangnya.
Huh, belum juga lima hari tapi ia sudah lelah sendiri. Tepatnya ia bingung menjalani hidupnya kini. Tidak punya mimpi dan tujuan. Sejak dulu hidupnya ya gitu. Monoton. Bangun tidur, mandi, makan, kerja, pulang, mandi lagi, makan lagi lalu tidur. Spesial-spesialnya ya jalan-jalan ke pasar malam dengan Galih dan Dara. Yah paling bulan-bulan kembalinya Reyhan lalu mengenal Malik yang berbeda.
Oke, kembali ke kehidupan nyata saja.
Ara cepat-cepat menyelesaikan mencuci piring kotor yang hanya dua biji itu.
Rencananya ia akan jalan-jalan sekaligus mencari kerja. Uang yang ia curi dari Atm Reyhan memang lumayan banyak, bisa menghidupinya dua minggu kedepan. Tapi tentu saja ia tidak ingin berdiam diri. Ia jenuh juga kalau harus diam seharian di rumah.
Karena ia sudah mandi tadi Ara hanya tinggal mengambil slingbag hitamnya. Ia juga sedikit merapikan wig hitam dan kacamata yang ia pakai.
Setelah yakin tidak ada yang tertinggal ia lantas pergi.
Sebenarnya sudah sejak kemarin ia mencari kerja namun sulit. Mungkin karena ia orang luar. Lagi pula ia juga tidak memiliki surat lamaran seperti halnya melamar kerja. Jadi selama ini ia hanya bisa melamar di cafe-cafe dan juga restoran kecil.
Lingkungan tempat tinggalnya tidak terlalu ramai. Hanya ada gedung-gedung flat dan toko-toko kecil. Tapi setelah lima menit berjalan kalian akan menemukan kesibukan para warganya.
Ada cafe, toko swalayan, restoran, salon dan sebagainya.
Walau pun sibuk tapi sama sekali tidak ada kemacetan. Jalanan besar ini kosong melompong. Hanya ada beberapa mobil pribadi, kendaraan umum dan yang paling mendominasi adalah sepeda yang sibuk lalu lalang. Ada juga beberapa jenis mobil yang terparkir di bahu jalan.
Ara menikmati suasananya. Cuacanya begitu sejuk untuk ukuran perkotaan. Jadi ia sangan amat nyaman berjalan-jalan di trotoar tanpa takut terpapar polusi atau kepanasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy 'BoyFriend'
ChickLit⚠WARNING⚠ ADA BEBERAPA CAPTER MENGANDUNG KONTEN DEWASA 18+ 21+ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA Gende:Chicklit Jangan pernah berharap pergi atau lari dariku. Atau aku tidak akan segan menghukumu, dengan hukuman yang lebih berat di setiap kau mencoba lar...